Terkenal tinggal di kandang sapi, hidup Bripda Taufiq kini berubah
Merdeka.com - Bripda M Taufiq Hidayat, seorang polisi yang hidup dengan kesederhanaan kini berubah drastis. Setelah beberapa hari diberitakan media karena tinggal di kandang sapi, kini dia bersama bapak dan 3 adiknya pun pindah ke tempat yang lebih layak.
Dengan kehidupannya yang begitu miris, tak membuatnya patah semangat menjadi seorang polisi untuk bisa mengabdi kepada negara. Baginya, kemiskinan bukan menjadi hambatan meraih cita-cita dapat membahagiakan keluarganya.
Sekarang Bripda Taufiq dan keluarganya tak akan lagi tinggal di kandang sapi. Tidak lagi merasakan atap bocor dan kedinginan di malam hari. Bagaimana perubahan hidup Bripda Taufiq? Berikut rangkuman kisahnya:
-
Siapa yang bisa membahagiakan keluarga? Bisa membuat keluarga bahagia adalah salah satu momen paling membahagiakan dalam hidup ini.
-
Apa yang diimpikan anak kurang mampu? Melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi merupakan kesempatan yang tidak semua siswa bisa mendapatkannya. Terlebih bagi siswa yang orang tuanya berasal dari golongan kurang mampu.
-
Kata motivasi apa yang cocok untuk orang yang ingin mencapai mimpi? ‘Mimpi tidak berguna kecuali kamu mewujudkannya.’
-
Siapa yang berhasil dalam mengejar mimpinya? Man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil.
-
Apa arti keluarga bahagia? Keluarga yang baik dibangun dengan cinta, dimulai dengan kasih sayang, dan dipelihara dengan kesetiaan.
-
Siapa yang berprestasi gemilang? Niquita Juan telah menyelesaikan studinya di IFA Paris, Prancis. Ia meraih gelar wisuda pada tanggal 13 Juli 2023, namun kabar bahagia ini baru diumumkan oleh keluarga pada hari ini, Selasa (8/8). Setelah upacara wisuda, Niquita Juan kini memegang gelar Sarjana (S1) dalam bidang Bisnis Fashion dan Manajemen Prancis dan Eropa.
Pindah dari kandang sapi ke Rusunawa, 2 adik Bripda Taufiq gembira
Kini rumah kandang sapi Bripda Taufiq sudah tidak lagi ditinggali. Sejak Minggu (18/1) kemarin, keluarga Bripda Taufiq sudah pindah ke Rusunawa Jongke lantai 2 blok B2-23 tak jauh dari kadang sapi. Mereka dibantu Pemkab Sleman untuk bisa menempati salah satu rumah di sana.Meski tidak besar, rumah tersebut tampak nyaman. Dalam rumah tersebut hanya terdapat satu kamar tidur ukuran 2x3 meter, ruang tamu, dapur dan kamar mandi. Di ruang tengah tampak sebuah TV baru di dinding dan juga kipas angin pemberian beberapa orang.Adik-adik Bripda Taufiq, Hafis dan Agus yang masih duduk di bangku SD tampak begitu senang. Saat Wakil Bupati Sleman, Yuni Satia Rahayu datang berkunjung, mereka pun tak segan memamerkan tempat tinggal baru mereka."Ada TV-nya senang," kata Agus pada Yuni.Mulanya Agus takut tinggal di Rusunawa, namun setelah mengetahui ada TV di rumah barunya dia pun kemudian senang dan tidak merada takut."Tadi malam juga tidur di depan TV, nggak di kamar, Bapak yang di kamar," ujarnya.Hal serupa juga diungkapkan Hafis, adik Bripda Taufiq yang saat ini duduk di bangku kelas 2 SD Penen, Sendangadi, Sleman. "Nggak kedinginan lagi, silir," pungkasnya.Dibanding dengan di kandang Sapi dia lebih senang di Rusunawa karena tidak lagi perlu bingung karena atap rumah bocor. Dia juga senang bisa melihat orang-orang lalu lalang lewat jendela kamarnya. "Bisa lihat orang-orang lewat, di sana nggak bisa, terang juga di sini bisa belajar," ujarnya.
Jadi terkenal, Bripda Taufiq roadshow di stasiun televisi di Jakarta
Kisah Bripda Taufiq membuatnya menjadi terkenal. Sejak tempat tinggalnya di kandang sapi di ekspose media, dia sudah menjadi perhatian media-media nasional.Sejak hari ini, Senin (19/1) Bripda Taufiq sudah terbang ke Jakarta untuk mengikuti sejumlah talk show di beberapa TV di Jakarta. Menurut Kabid Humas Polda DIY, Anny Pudjiastuti, Bripda Taufiq pagi ini sudah tampil di program Apa Kabar Indonesia Pagi di TV One."Iya tadi pagi sudah di TV One, setelah itu masih ada beberapa lagi," katanya saat dihubungi merdeka.com, Senin (19/1).Selain di TV One, Bripda Taufiq juga akan tampil di sejumlah acara Talk Show di antaranya di Net TV, Trans TV dalam program Hitam Putih, Indosiar TV. Rencananya Bripda Taufiq akan pulang ke Yogya pada Kamis (22/1). "Selesai terakhir hari Rabu, Kami kita kembali ke Yogya," tandasnya.Setelah sampai di Yogya, Bripda Taufiq masih akan shooting lagi. Pada hari Jumat (23/1) dia diagendakan tampil dalam program 86 di Net TV."Terakhir live di Net TV di Yogya, mereka nanti yang datang ke Yogya," tambahnya.
Topik pilihan: Kisah Inspiratif | Tokoh Inspiratif
Jadi terkenal, Bripda Taufiq diminta tak seperti Norman Kamaru
Dua hari ini Bripda Taufiq buruan awak media baik lokal sampai nasional. Dalam waktu singkat sosoknya pun menjadi terkenal di penjuru Indonesia. Sampai-sampai Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama terkesan dan membelikan motor untuk Bripda Taufiq.Menyadari dirinya menjadi sorotan publik, Bripda Taufiq tidak ingin menjadi kacang yang lupa kulitnya. Meski sudah menjadi terkenal, dia tetap berkomitmen menjadi seorang polisi."Insya Allah saya akan tetap jadi diri saya sendiri, Bripda Taufiq," katanya pada wartawan, Kamis (15/1).Sebelumnya fenomena polisi yang mendadak terkenal juga terjadi pada Briptu Norman Kamaru. Saat itu Norman banyak mendapatkan undangan dari berbagai media dan tayangan televisi. Sampai akhirnya dia memutuskan keluar dari Polisi dan menempuh karir sebagai artis.Melihat fenomena tersebut, pimpinan dan teman-temannya berkali-kali menasihati Bripda Taufiq untuk tetap setia pada kepolisian. Sebagai pimpinan Bripda Taufiq, Wadir Sabhara Polda DIY, AKBP Pri Hartono menasihati Bripda Taufiq untuk tetap menjadi dirinya sekarang ini."Kamu jangan lupa daratan, jangan sampai kamu meninggalkan seragam mu. Ingat, karena seragam ini kamu bisa menjadi seperti sekarang ini, jangan jadi kacang lupa kulit," katanya pada Bripda Taufiq di depan wartawan.Mendengar nasehat tersebut, Bripda Taufiq pun berjanji tidak akan berubah. "Siap ndan! Saya janji nggak akan begitu. Insyaallah ndan!" serunya.Salah seorang seniornya, Bripda Pirsa pun turut menasihati Taufiq. "Saya cuma pesan, jangan sampai kamu berubah, jangan sampai kamu keluar, tetaplah jadi Bripda Taufiq," ujarnya."Iya mbak," jawab Bripda Taufiq singkat.Nama Bripda Taufiq mulai menghiasi berbagai media setelah institusinya Polda DIY mengetahui bahwa dia tinggal di kandang sapi. Dia tinggal di sana sudah dua tahun bersama dengan ayah dan tiga adiknya.
Topik pilihan: Kisah Inspiratif | Tokoh Inspiratif
Tunggakan uang sekolah Rp 6,7 juta diurus pemkab Sleman
Wakil Bupati Sleman, Yuni Satia Rahayu mengunjungi keluarga Bripda Taufiq di Rusunawa Jongke, Sendangadi, Sleman, Senin (19/1) sore. Dia bermaksud berbincang-bincang dengan keluarga Bripda Taufiq, terutama adik-adiknya soal biaya pendidikan.Saat berbincang-bincang, Nurhayati, adik Bripda Taufiq yang duduk di bangku kelas 1 SMK 1 Sayengan mengaku sudah menunggak uang sekolah sebesar Rp 6,7 juta."Iya bu, saya sudah nunggak Rp 6,7 juta, biaya masuk sekolah, uang gedung sama SPP," adunya.Yuni pun kemudian memanggil kepala Dinas Pendidikan Sleman, Arif Haryono untuk membahas permasalahan tersebut. Seharusnya jika masuk keluarga miskin biaya sekolah dibebaskan.Arif pun kemudian meminta Nurhayati untuk membawa tagihan tunggakan dari Sekolah ke kantornya, Selasa (19/1) besok. Pihaknya akan menyelesaikannya."Tahu kantornya kan? Besok ke sana, bawa rinciannya dari sekolah ya," ujar Arif.Untuk memastikan permasalahan tunggakan sekolah Nurhayati selesai, Yuni pun memberikan nomor handphonenya pada Nurhayati."Kalau ada apa-apa permasalahan biaya sekolah, hubungi saya, nanti saya bantu," tandasnya.Selain Nurhayati, Yuni juga mengatakan akan menanggung biaya pendidikan kedua adik Bripda Taufiq lainnya."Bapak nanti saya yang tanggung biaya pendidikan adik-adiknya Taufiq, sebulannya habis berapa nanti saya diberitahu, biar nanti saya bayarkan langsung ke sekolah," tegasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setiap bulan, dia menyisihkan gaji yang ia dapat untuk membeli seekor sapi. Hal itu terus dia lakukan hingga usia 18 tahun.
Baca SelengkapnyaJawara asal Bekasi, Haji Kunang memiliki rumah mewah dan tanah seluas 2 hektar untuk dibangun rumah anak-anaknya.
Baca SelengkapnyaIa berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi kurang mampu.
Baca SelengkapnyaDia menghabiskan masa kecilnya dengan membantu sang ibu membuat tepung tapioka untuk dijual di pasar.
Baca SelengkapnyaSebelum akhirnya menjadi membuka peternakan berjuluk Monggo Mulyo Farm, Wisnu rupanya pernah merasakan kegagalan.
Baca SelengkapnyaMeski hidup sederhana dengan keterbatasan yang ada, namunia merasa sangat nyaman menikmati hari-hari tuanya.
Baca SelengkapnyaBisnis ini berawal dari hobinya suka memelihara kambing.
Baca SelengkapnyaAnak seorang penjual ayam berhasil menjadi seorang Perwira Polisi. Berkat kerja kerasnya, ia mampu menggapai mimpi untuk menjadi Polisi.
Baca SelengkapnyaPotret sosok yang kecilnya makan ubi dan jagung namun bisa menjadi seorang Jenderal TNI.
Baca SelengkapnyaCerita sosok triliuner pemilik Bank dan Rumah Sakit yang dulunya hidup dari setoran tukang becak.
Baca SelengkapnyaSeorang polisi berpangkat Kombes menceritakan bahwa sang ayah hanya seorang Tamtama TNI, kini dirinya selangkah lagi bisa jadi Jenderal Polisi.
Baca SelengkapnyaHaji Bolot, sosok yang kini begitu sukses, tak pernah luput dari lika-liku kehidupan yang penuh tantangan
Baca Selengkapnya