Teror Serangan Harimau di Gunung Dempo, 1 Warga Tewas dan 2 Terluka
Merdeka.com - Warga yang tinggal di sekitar Gunung Dempo diteror Harimau Sumatera yang masuk ke pemukiman dan perkebunan. Petugas masih menyisiri hutan untuk mencari jejaknya agar dikembalikan ke habitatnya.
Dalam waktu sebulan, raja hutan itu telah melakukan lima kali penyerangan, di antaranya tiga terhadap manusia dan dua kasus hewan ternak. Serangan kepada manusia setidaknya telah menewaskan satu orang dan dua lainnya terluka.
Berdasarkan catatan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan, teror harimau Sumatera tahun ini terjadi sejak 15 November diawali dengan penemuan jejak kaki harimau di oleh warga di Dusun Margo Mulyo, Kelurahan Dempo Makmur, Pagaralam Utara, Pagaralam. Jejak kaki itu berada di sekitar kandang kambing milik Saparudin (67).
-
Mengapa Harimau Sumatera diburu? Diburu karena Mitos Kucing besar ini sangat dihormati masyarakat sejumlah daerah di Sumatera. Penghormatan terhadap si belang bagai pisau bermata dua. Ada yang melindungi, tapi banyak pula yang memburunya karena mitos ingin mendapatkan kekuatan mistis dari hampir semua bagian tubuhnya, mulai dahi, kumis, taring, kuku, kulit, dan lainnya.
-
Bagaimana cara melindungi Harimau Sumatera? Keberadaan harimau sumatera dilindungi berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Meski dilindungi, jika hutan terus berubah menjadi kebun, bukan tidak mungkin si raja hutan ini akan punah.
-
Dimana habitat harimau Jawa dulu? Pada awal abad ke-19, harimau Jawa masih banyak berkeliaran di Pulau Jawa. Mengutip Instagram @blitar.heritage, sebelum letusan Gunung Kelud pada tahun 1901, perkebunan di lereng gunung ini merupakan habitat harimau Jawa.
-
Siapa yang mengancam kelangsungan hidup harimau? Permintaan tulang, kulit, dan bagian tubuh harimau lainnya menyebabkan meningkatnya kasus perburuan dan perdagangan manusia.
-
Kenapa Harimau Jawa diburu? Sayangnya, harimau menjadi perlambangan roh-roh jahat sehingga harus dibasmi dan diusir lewat pembantaian.
-
Di mana serangan harimau terjadi? Dalam pemberitaan surat kabar De Staandard edisi 13 Februari 1883, diberitakan tentang seorang warga yang diterkam harimau dan jasadnya ditemukan di hutan.
Di hari yang sama, terdengar raungan harimau di Kampung IV Gunung Dempo Pagaralam. Lalu sore harinya wisatawan dan pemetik teh melihat harimau berkeliaran di kebun teh. Warga pun sempat merekam penampakan dengan kamera ponsel.
Hingga menjelang malam, harimau kembali terpantau warga di sekitar kebun teh dan sekitar pukul sembilan malam, wisatawan yang tengah berkemah di jalur evakuasi pendakian Tugu Rimau, bernama Irfan (18) diserang. Beruntung, korban selamat dari kejadian itu.
Keesokan harinya, warga kembali melihat harimau berkeliaran di tempat yang sama. Penampakan tersebut terus terjadi selama beberapa hari hingga selanjutnya.
Serangan memastikan harimau dialami petani kopi Kuswanto (58) di Desa Pulau Panas, Kelurahan Tanjung Sakti Pumi, Lahat, pada 18 November 2019. Ketika itu, korban memotong pohon besar menggunakan gergaji mesin di dalam kawasan hutan lindung.
Malam harinya, seekor kambing warga mati dimangsa. Desa Pulau Panas berada di kawasan Kantong Harimau Jambul Nanti Patah.
Penampakan harimau di Koridor Harimau Bukit Dingin kembali terlihat di di Desa Rimba Candi, Kecamatan Dempo Tengah, Pagaralam, Jumat (29/11). Satu ekor ayam menjadi mangsa harimau tersebut.
Pada 1 Oktober 2019, warga melihat tiga ekor anakan harimau berkeliaran di Dusun Pematang Bango, Desa Curup Gare, Pagaralam Utara. Keesokan harinya, seorang petani diserang harimau di Desa Tebat Benawa, Kelurahan Penjalang, Kecamatan Dempo Selatan, Pagaralam, hingga mengalami luka parah.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Lahat BKSDA Sumatera Sumsel Martialis Puspito menjelaskan, habitat harimau terdapat di kawasan Kantong Harimau Bukit Dingin dan Jambul Nanti Patah yang berada di dua daerah, yakni Pagaralam dan Lahat. Saat ini, pihaknya masih di lapangan untuk memastikan lokasi penyerangan terjadi di kawasan hutan lindung atau bukan.
"Dalam waktu sebulan terakhir banyak teror harimau terjadi, baik penampakan hingga serangan yang menyebabkan korban tewas," ungkap Puspito, Rabu (4/12).
Dugaan sementara, kata dia, kemunculan harimau karena terpisah jauh dengan tiga anaknya. Jumlah harimau yang menyerang sebanyak dua ekor dari dua habitat berbeda.
"Kami imbau hindari aktivitas di sekitar koridor harimau. Kami tidak bisa pastikan kapan teror ini berakhir dan harimau itu kembali masuk ke hutan," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kejadian penyerangan harimau sumatera terhadap warga di Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung ini bukan yang pertama kalinya.
Baca SelengkapnyaSerangan hewan buas yang berada di kawasan TNBBS itu menyebabkan satu orang terluka dan dua meninggal.
Baca SelengkapnyaSebelum gajah menyerang, seorang warga melakukan pengusiran terhadap gajah tersebut.
Baca SelengkapnyaKejadian harimau masuk permukiman di Desa Sodong, Kabupaten Batang membuat resah warga.
Baca SelengkapnyaMomen itu terekam CCTV terjadi pada 30 Mei 2024 pukul 02.00 dini hari
Baca SelengkapnyaDalam keadaan gelap gulita, mereka tunggang langgang menyelamatkan .
Baca SelengkapnyaBiasanya warga yang menjadi korban harimau akan diterkam tiba-iba, diseret ke hutan dan keesokan hari jasadnya sudah dalam bentuk tulang belulang.
Baca SelengkapnyaMasuknya dua ekor gajah jantan itu telah dipantau petugas BKSDA. Saat ini kawanan gajah liar masuk permukiman di SP 6.
Baca SelengkapnyaDedaunan hijau dan tanaman sayuran kini berubah menjadi abu-abu karena berselimut debu.
Baca SelengkapnyaAtasi Konflik Harimau dengan Manusia, KLHK terjunkan penembak bius
Baca SelengkapnyaSeorang warga bernama Rusli (62) meninggal dalam upaya penangkapan kera liar di Desa Wanakerta, Kecamatan Cibatu, Garut, Jawa Barat, Kamis (21/3) pagi.
Baca SelengkapnyaPadahal sebelumnya petugas TNTN telah memberi peringatan lebih dahulu untuk perambah.
Baca Selengkapnya