Tiga warga Riau ditipu cek palsu senilai Rp 1 miliar
Merdeka.com - Dalam pekan ini, kejahatan bermodus cek yang mana saldonya ternyata kosong, tengah marak di Pekanbaru. Terbukti dengan adanya laporan yang diterima jajaran Polda Riau. Akibatnya, beberapa warga mengalami kerugian dengan totol Rp 1 miliar.
Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo Sik kepada merdeka.com Kamis (18/12), mengatakan tiga laporan penipuan dengan modus cek, namun saat akan dicairkan, ternyata cek itu palsu, karena saldo yang memberikan cek itu kosong. Kejadian ini terjadi dalam dua hari terakhir, Selasa (16/12) dan Rabu (17/12).
"Ketiga penipuan ini diketahui korban setelah pihak bank menolak mencairkan cek karena saldonya tidak mencukupi. Total kerugiannya sekitar Rp 1 miliar," ujar Guntur.
-
Siapa yang mengimbau untuk waspada terhadap penipuan? PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengimbau para nasabah untuk berhati-hati terhadap penipuan dan kejahatan online memasuki Juni 2024 menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah.
-
Kenapa kita harus hati-hati dengan penipuan? Jadi intinya, kita harus hati-hati sama yang namanya penipuan. Kalau ada yang nawarin sesuatu yang terlalu bagus buat jadi kenyataan, ya kemungkinan besar itu memang nggak nyata.
-
Mengapa masyarakat diminta waspada? BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga yang ditetapkan sejak November 2020.
-
Siapa yang memberikan tips pencegahan penipuan? Pada kesempatan berbeda, Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengungkapkan langkah awal untuk menanggulanginya, adapun tips-tips dimaksud adalah sebagai berikut:
-
Mengapa OJK mengimbau masyarakat waspada terhadap penipuan keuangan? Masyarakat Indonesia diimbau agar selalu waspada terhadap modus penipuan layanan di sektor jasa keuangan. Pasalnya sudah terjadi penipuan yang merugikan banyak korban.
-
Siapa yang perlu waspada dengan penipuan kos? Menjadi mahasiswa baru yang baru merantau tentu menghadapi banyak tantangan. Salah satunya mencari tempat tinggal yang nyaman dan aman. Di era digital seperti sekarang, mencari kos-kosan sering dilakukan melalui aplikasi atau media sosial. Namun, ada risiko penipuan yang perlu diwaspadai.
Laporan pertama, Polda Riau menerima laporan dari EM Surahmat (57) warga Jalan Kali Putih, Tangkerang Utara, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru, pada Selasa (16/12) lalu.
Kontraktor itu ditipu oleh rekan kerjanya, Muhammad Rafkani (40) dalam pembayaran uang jaminan proyek peningkatan ruas jalan Kota Pekanbaru. "EM Surahmat mengaku ditipu rekan kerjanya dengan membayar cek berisi senilai Rp 570 juta," jelas Guntur.
Penuturan EM Surahmat kepada polisi, ia menerima cek sebesar Rp 570 juta dari Rafkani, pada bulan Maret silam. Ketika jatuh tempo dan dicairkan ke Bank, pihak Bank menolak karena saldo tidak mencukupi.
Kemudian laporan kedua diterima Mapolresta Pekanbaru di hari yang sama. Arif Budiman (38) warga Jalan Majalengka, Sidomulyo Marpoyan Damai merasa ditipu oleh Anton Gustiananda (34). Ia mengalami kerugian Rp 100 juta.
"Arif Budiman menerima cek Bank Riau-Kepri, Rabu (10/12) berisi Rp 100 juta. Kemudian, korban mengkliringkan cek itu ke Bank Banten-Jawa Barat (BJB). Namun, pihak bank menolaknya karena saldo yang dicantumkan dalam cek tidak mencukupi," terang Guntur.
Selanjutnya, kata Guntur, laporan penipuan dengan modus cek palsu ketiga diterima oleh Mapolda Riau pada Rabu (17/12). Korban bernama Anasri (38) warga Mandau, Kabupaten Bengkalis mengalami kerugian Rp 364 juta.
"Anasri mengaku ditipu oleh Tristianto (45) warga Kecamatan Tampan, Pekanbaru," katanya.
Anasri menuturkan kepada polisi, temannya Tristianto hendak melunasi hutang kepadanya dengan memberikan dua lembar cek yang masing-masing senilai Rp 182 juta, Juli 2013 lalu.
"Namun, setelah jatuh tempo dan dikliringkan, pihak Bank menolak karena rekening bank yang disertakan di cek sudah ditutup," imbuhnya.
Ketiga laporan tersebut tengah diproses oleh masing-masing penerima laporan, yaitu Polda Riau dan Polresta Pekanbaru. Saat ini, penyidik tengah mencari keberadaan pelaku.
"Kedepannya, kepada masyarakat agar waspada dan teliti sebelum dirugikan, karena kasus seperti ini sering terjadi," ujarnya. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tiga pegawai bank gadungan melakukan penipuan online, hingga menyebabkan dua korban mengalami kerugian Rp970 juta.
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami dugaan telah adanya uang palsu yang beredar jelang Hari Raya Iduladha 1445 H.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat korban tertarik dan akhirnya masuk grup pesugihan di Facebook
Baca SelengkapnyaPenipuan dengan modus tukar uang receh mulai marak ditemukan. Para pelaku kejahatan menyelipkan tanah ke dalam uang receh supaya lebih berat.
Baca SelengkapnyaSi pelaku berhasil menukarkan uang recehnya ke minimarket sebesar Rp1,8 Juta
Baca SelengkapnyaKorban pun terpaksa menuruti permintaan penipu dengan mentransfer uang miliknya hingga uang perusahaan.
Baca SelengkapnyaSang penipu bahkan mewarnai uang 2 ribu tersebut dengan warna hijau berharap sama dengan uang 20 ribu.
Baca SelengkapnyaDigandeng Polri, Begini Cara BI Cek Keaslian Uang Palsu Rp22 M yang Ditemukan di Jakbar
Baca SelengkapnyaAksi WNA itu terekam dalam video yang viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaIa menjelaskan bahwa pengungkapan perkara itu berawal dari penemuan seorang lelaki dalam kondisi terikat lakban pada Sabtu.
Baca SelengkapnyaAgen milik Supri ini mengungkap kasus penipuan digital. Berikut cirinya
Baca SelengkapnyaUang mutilasi termasuk dalam kategori uang rupiah yang dirusak secara sengaja.
Baca Selengkapnya