Tim SAR Perluas Pencarian Udara Korban dan Puing Sriwijaya Air SJ-182
Merdeka.com - Tim pencarian dan pertolongan (search and rescue/SAR) kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak memperluas lokasi pencarian udara dan pesisir pada hari keenam.
"Ini sudah masuk hari keenam, kalau ada bagian tubuh korban yang terbawa arus, maka pencarian di udara diperluas, begitu juga di pesisir pantai di pulau kecil dan besar," kata Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman M.S, di Posko SAR Terpadu Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/1).
Menurutnya, diperluasnya pencarian udara dan pesisir ini karena pada hari kelima pencarian, ada yang menyerahkan objek pencarian karena tersangkut di jaring nelayan. Oleh karena itu, pencarian di atas permukaan melalui udara serta pesisir pantai di Pulau Laki dan Pulau Lancang diperluas.
-
Apa yang ditemukan penyelam itu? 'Ini adalah bagian besar dari gading Mastodon yang sudah lama punah,' ujar Lundberg, dilansir Independent, Minggu, (9/6).
-
Apa yang ditemukan oleh penyelam di laut? Para penyelam ini sedang berlatih di pantai lepas Kroasia. Mereka kemudian melihat sesuatu dari dasar laut dan tersandung bangkai kapal kuno.
-
Mengapa pelikan tersedak ikan? Meskipun mungkin terdengar lucu, situasi tersebut menjadi kritis ketika ikan itu tersangkut dan sulit untuk dikeluarkan.
-
Apa yang ditemukan di perahu? Dalam perahu tersebut, ditemukan juga jenazah saudara laki-lakinya dan keponakannya yang berusia 15 tahun.
-
Apa yang ditemukan? Tulang manusia yang ditemukan pekerja proyek di sekitar lokasi pembangunan memorial Living Park Rumoh Geudong di Gampong Bilie Aron, Glumpang Tiga, Pidie, beberapa waktu lalu.
-
Dimana nelayan menemukan hewan laut itu? Hewan laut aneh dan misterius ini tidak sengaja ditangkap kapal nelayan Jepang; Zuiyo Maru yang sedang berlayar disebelah timur Christchurch, Selandia Baru.
"Temuan kemarin, artinya bagian-bagian ini ada yang melayang di permukaan air, tidak semua terbenam. Jadi, pencarian tetap dilakukan di permukaan, fokus enam sektor yang telah dibagi dengan seluruh alat utama yang terlibat," ujarnya.
Lebih lanjut, Rasman menyebutkan, jangkauan pencarian dimaksimalkan seluas mungkin, minimal sejauh lima mil laut.
Alat utama yang dikerahkan dalam operasi pencarian dan pertolongan Sriwijaya Air masih sama seperti sebelumnya, yakni kapal 54 unit, perahu karet berkemudi 18 unit, pesawat udara 13 unit dan 30 unit ambulans.
"Kita juga punya alat dengan kemampuan deteksi bawah air, ini kita maksimalkan khususnya pencarian bagian kotak hitam CVR (Cockpit Voice Recorder)," jelasnya seperti dilansir dari Antara.
Rasman menyebutkan, pada operasi sebelumnya, Rabu (13/1) informasi terkini temuan yang berhasil diperoleh oleh Tim SAR gabungan, yakni berupa jenazah 141 kantong, serpihan kecil pesawat 31 kantong dan serpihan besar 28 potong.
Memasuki hari keenam ini, SAR berharap cuaca mendukung sehingga operasi pencarian dan pertolongan dapat dilaksanakan maksimal. Kondisi cuaca di sekitar JICT terpantau berawan.
Sementara berdasarkan prakiraan cuaca BMKG Kamis ini di wilayah DKI Jakarta ada potensi hujan ringan pada pagi hari dan cerah berawan siang harinya.
"Kira berdoa bersama cuaca mendukung dan pencarian hari ini CVR itu bisa ditemukan, selain korban itu sendiri," kata Rasman.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ182 dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.
Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut (nautical mile/nm) di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes, pesawat yang diproduksi pada 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri enam kru aktif dan enam kru ekstra.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proses evakuasi nelayan dari dermaga yang berada di Kecamatan Tegalbuleud ini membutuhkan waktu yang cukup lama yakni dari pagi dan baru selesai sore.
Baca SelengkapnyaPesawat Boeing surveillance atau pengintai, untuk membantu proses pencarian kapal LCT XX yang hilang di Laut Papua.
Baca SelengkapnyaKapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca SelengkapnyaDokter tersebut hilang setelah perahu yang digunakan untuk memancing ikan terbalik dihantam gelombang
Baca SelengkapnyaKM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.
Baca SelengkapnyaPencarian korban dilanjutkan hari ini menggunakan RIB Kamajaya.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan menemukan seorang penumpang KM Yuiee Jaya II yang tenggelam di Perairan Kabupaten Kepulauan Selayar dalam keadaan selamat.
Baca Selengkapnya12 survivor tersebut ditemukan dan kemudian diselamatkan Tugboat Kharisma Bahari 168 yang melintas dari rute pelayaran dari Saumlaki Maluku menuju Gresik.
Baca SelengkapnyaKapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Brondong, Lamongan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaInformasi Basarnas, pesawat Smart Air diawaki pilot Kapten M. Yusuf serta seorang Engineer on Board (EOB) bernama Deni S.
Baca SelengkapnyaPencarian 10 korban banjir bandang dan banjir lahar dingin Gunung Marapi Sumatera Barat yang terjadi terjadi pada Sabtu (11/4), masih berlanjut.
Baca Selengkapnya