Tips Mudik Aman dan Selamat dari Gangguan Covid-19 Arcturus
Merdeka.com - Kasus positif Covid-19 kembali meningkat di tengah musim mudik lebaran. Peningkatan kasus disebabkan subvarian Omicron BA.1.16 atau Arcturus masuk Indonesia.
Para pakar khususnya bidang kesehatan dan transportasi memberikan saran bagi para pemudik agar tetap sehat dan selamat menuju kampung halaman masing-masing, walaupun kini dibayangi kasus COVID-19 sub-varian Arcturus.
Guru Besar pulmonologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K) mengingatkan Arcturus atau varian baru XBB.1.16 yang sudah terdeteksi di Indonesia lebih mudah menular daripada varian sebelumnya.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa jumlah pemudik tahun ini meningkat? 'Dibanding tahun lalu, jumlah pemudik tahun ini naik sekitar 55%. Jumlah kendaraan juga meningkat drastis, sementara kapasitas jalan tidak banyak bertambah,' ujar Slamet dalam paparannya di Hotel Grand Kemang, Jaksel, Selasa (2/4).
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan mudik 2024 diprediksi meningkat? Korlantas Polri mengatakan mudik lebaran 2024 diprediksi akan mengalami kenaikan. Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri Brigjen Raden Slamet Santoso memprediksi pemudik mencapai 193,6 juta jiwa.'Hasil survei dari Kementerian Perhubungan, di mana jumlah potensi pergerakan pengemudi yang akan mudik dan balik mengalami kenaikan hampir 193,6 juta jiwa yang akan bergerak mudik balik lebaran,' kata Slamet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/3).
-
Kenapa jumlah pemudik 2024 meningkat? 'Hasil survei dari Kementerian Perhubungan, di mana jumlah potensi pergerakan pengemudi yang akan mudik dan balik mengalami kenaikan hampir 193,6 juta jiwa yang akan bergerak mudik balik lebaran,' kata Slamet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/3).
-
Kenapa jumlah pemudik ke Merak meningkat? Lisye menyebut pemudik yang meninggalkan Jabodetabek mengarah ke Merak telah mengalami peningkatan sebesar 2,35% dari lalin normal.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan total tujuh kasus varian ini pada Senin (17/4) dan pasien sudah membaik dengan gejala yang ringan.
Berkaca dari laporan Singapura, Arcturus dapat menyebabkan penyintas COVID-19 mengalami kekambuhan. Sebanyak tiga dari 10 kasus di negara itu diketahui merupakan infeksi ulang atau kekambuhan.
"Sebelum mudik, masyarakat sudah mendapatkan vaksin COVID-19 penguat dan mereka, khususnya kelompok rentan, termasuk orang lanjut usia serta memiliki penyakit penyerta atau komorbid, tetap menggunakan masker di ruangan tertutup dan di dalam kendaraan," kata Tjandra kepada wartawan, Rabu (19/4).
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu mengatakan, apabila ada keluhan yang dicurigai mengarah ke COVID-19, maka pasien perlu segera memeriksakan diri dan bila perlu melakukan pemeriksaan antigen dan atau PCR.
"Menurut Kementerian Kesehatan gejala sub-varian baru ini hampir sama dengan gejala COVID-19 sebelumnya, yakni batuk, flu, demam, dan nyeri tenggorokan. Namun, sejumlah negara dengan kasus varian ini melaporkan gejala khas berupa mata kemerahan atau konjungtivitas," ungkap dia.
Kementerian Kesehatan juga menyarankan masyarakat memakai masker, khususnya bagi yang merasa sakit, seperti batuk, flu, dan berdekatan dengan orang-orang sakit. Selain COVID-19, pemakaian masker juga dapat membantu mencegah penularan penyakit lainnya.
Sebagai pencegahan, Pemerintah menganjurkan orang-orang melakukan tes cepat antigen mandiri, baik menggunakan produk dalam negeri dengan kode AKD maupun produk luar negeri dengan kode AKL.
Tes cepat antigen mandiri menggunakan metode nasal, yaitu hanya memasukkan alat melalui hidung. Tes cepat antigen mandiri ini bisa mendeteksi dini virus COVID-19. Selanjutnya akan mudah melakukan pencegahan atau pengobatan.
Prof Tjandra yang pernah menjabat sebagai Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu juga mengingatkan mereka yang akan mudik memastikan diri dalam kondisi sehat dan apabila membawa bayi dan anak, sebaiknya membawa bekal makanan dan kebutuhan bayi, seperti popok, bedak, bantal, mainan, serta lainnya, termasuk antisipasi kalau-kalau terkena kemacetan panjang yang cukup memakan waktu.
"Obat-obatan yang diperlukan selama perjalanan mudik, baik obat-obat yang memang rutin dikonsumsi untuk penyakit kronik maupun obat darurat sebaiknya dibawa," imbuh Tjandra.
Kemudian selama perjalanan, bagi yang mengemudi sendiri untuk beristirahat setelah empat jam berkendara, tidak mengebut, mematuhi rambu lalu lintas dan arahan petugas, serta mengenakan sabuk pengaman saat berkendara demi keamanan dan keselamatan selama perjalanan.
"Apabila saat mudik mengeluhkan sakit, maka bisa segera berobat ke pos kesehatan puskesmas dan rumah sakit di sepanjang jalur arus mudik," kata dia.
Para pemudik juga diingatkan menjaga kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi dalam perjalanan mudik, dan mencuci tangan secara berkala. Ada baiknya selama perjalanan tidak mengonsumsi makanan yang terlalu pedas atau terlalu asam, atau setidaknya menghindari makanan dan minuman yang mudah mengiritasi saluran cerna.
Pesan untuk Pengendara
Khusus untuk mereka yang berkendara selama mudik, Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno mengingatkan pemudik untuk menghindari penggunaan kecepatan berlebihan. Dia menyarankan maksimum kecepatan berkendara 50 km/jam.
Selain itu, menurut dosen pada Program Studi Teknik Sipil di Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, itu pengendara perlu memastikan sistem penerangan dan pengereman berfungsi dengan baik, menjaga jarak aman dengan pengendara lainnya, menghindari memilih jalur yang sepi dan minim marka jalan.
"Mereka juga sebaiknya memperhatikan tekanan angin pada ban kendaraan, sabar dan mematuhi aturan lalu lintas, memahami rute perjalanan sebelum berkendara, cermat menggunakan aplikasi navigasi untuk menghindari jalur alternatif berbahaya serta berhenti jika merasa lelah di tempat yang aman setiap dua jam perjalanan," kata Djoko.
Survei yang dilakukan Badan kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan memperkirakan potensi pergerakan nasional pada Lebaran 2023 sebesar 45,8 persen dari jumlah penduduk atau sebanyak 123,8 juta orang.
Separuh penduduk Indonesia atau 106 juta orang (85,9 persen) akan melakukan pergerakan dengan alasan mudik atau pulang kampung. Sisanya, 14,1 persen atau 17,8 juta orang melakukan aktivitas liburan dan lainnya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi untuk mudik ada alasan ekonomi atau keuangan keluarga 31,02 persen, cuti bersama 12,76 persen dan tidak ada COVID-19 sebesar 12,6 persen.
Sebagian besar pemudik 27,32 juta orang (22,0 persen) memilih memakai mobil pribadi dan sepeda motor 25,13 juta orang (20,30 persen) sebagai moda favorit untuk mudik.
Djoko mengatakan minimnya layanan fasilitas transportasi umum di daerah membuat pemudik lebih memilih kendaraan pribadi ketimbang transportasi umum. Kemudian, selama di kampung halaman, adanya kendaraan pribadi memudahkan mereka bermobilitas untuk silaturahmi, berwisata dan jalan-jalan.
"Banyaknya pemudik bersepeda motor, selain berpotensi menyebabkan kemacetan lalu lintas di ruas-ruas jalan non-tol, juga rentan terjadi kecelakaan lalu lintas," terang dia.
Terlebih, tidak sedikit pemudik bersepeda motor ini membawa serta anak-anaknya, bahkan yang masih balita. Keselamatan anak-anak seringkali terabaikan saat perjalanan mudik bersepeda motor. Oleh karena itu, Djoko berpendapat larangan pemudik membawa anak-anak perlu terus didengungkan.
Pemerintah sudah menyiapkan dengan segala kemampuannya, dan pemudik juga harus benar-benar menyiapkan diri untuk mudik dengan persiapan yang matang.
"Jangan sampai fasilitas yang sudah disiapkan tidak dimanfaatkan dengan baik. Semoga mudik kali ini mengasyikkan dan memberikan kesan kebaikan," tutup Djoko.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.
Baca SelengkapnyaBerbagai fasilitas umum telah mengeluarkan imbauan untuk memakai masker.
Baca SelengkapnyaKemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaKemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca Selengkapnya