TNI tidak akan gelar perkara insiden jatuhnya pesawat Golden Eagle
Merdeka.com - Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoops AU) II, Marsekal Muda TNI Dody Trisunu menyatakan tidak akan melakukan gelar perkara terkait hasil penyelidikan penyebab jatuhnya pesawat T-50i Golden Eagle di Yogyakarta, Minggu (20/12).
"Tidak akan ada gelar perkara seperti di kepolisian. Apapun hasil temuan tim nanti, filosofinya adalah tidak mencari kesalahan apa ataupun siapa, namun lebih cenderung agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang," kata Dody kepada Antara usai menjadi inspektur upacara pemakaman militer jenazah Letkol Penerbang Marda Sarjono di TMP Madiun, Jawa Timur, Senin (21/12).
Menurutnya tidak ada batasan waktu dalam proses investigasi pesawat latih tempur tersebut. Investigasi pesawat bisa berlangsung tiga bulan, enam bulan, satu tahun, ataupun lebih.
-
Bagaimana helikopter jatuh? Dalam foto yang dirilis Press TV, helikopter berwarna biru itu terlihat jatuh menghantam gunung dan tergelincir dari gunung yang curam dan dipenuhi vegetasi.
-
Kapan kecelakaan pesawat terjadi? De Havilland Comet merupakan desain jet komersial awal yang memiliki jendela persegi. Namun, dalam waktu lima tahun setelah diperkenalkan, tiga Komet mengalami serangkaian kecelakaan tragis dan menewaskan semua penumpang di dalamnya. Melansir IFLScience & Daily Mail, Senin (13/5), setelah kecelakaan ketiga di 1954, penyelidikan menemukan bahwa retaknya kusen jendela menjadi penyebabnya.
-
Kapan pesawat jet itu hilang? Pesawat menghilang tak lama setelah berangkat dari Burlington pada 27 Januari 1971, dalam perjalanan menuju Providence, Rhode Island.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Dimana lokasi jatuhnya pesawat di Area 51? Dalam video tersebut, Mark Vins mengunjungi lokasi jatuhnya pesawat menuju ke Area 51 yang sebenarnya berakhir di Gunung Charleston.
-
Bagaimana pilot bertahan keluar pesawat? Meskipun mengalami tekanan yang sangat besar dengan kondisi tubuhnya yang terjepit di luar pesawat, Lancaster berhasil bertahan selama 20 menit sambil menunggu pesawat untuk melakukan pendaratan darurat.
"Lamanya tahap proses investigasi tergantung dari tim. Tergantung juga dari kebutuhan bahan yang ditemukan dan diselidiki oleh tim. Hal itulah yang mengakibatkan lama waktu investgasi tidak dapat ditentukan," lanjutnya.
Dia mengaku belum dapat menjelaskan penyebab kecelakaan yang melanda pesawat latih tempur buatan Korea Selatan tersebut.
"Saya tidak berani menyatakan penyebab jatuhnya pesawat tersebut. Sebab, saat tim investigasi masih bekerja. Termasuk juga memastikan terkait tidak ataupun belum sempat digunakannya kursi pelontar oleh para pilot dalam peristiwa tersebut," terangnya.
Seperti diketahui, satu pesawat latih tempur T-50i Golgen Eagle buatan Korea Selatan, jatuh saat bermanuver di udara Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Minggu (20/12).
Peristiwa itu menewaskan kedua pilotnya, yakni Letkol Penerbang Marda Sarjono dan Kapten Penerbang Dwi Cahyono. Adapun, Letkol Marda Sarjono dimakamkan di Kota Madiun, sedangkan Dwi Cahyono dimakamkan di Sleman, Yogyakarta.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Panglima TNI menyatakan tidak akan memakai operasi militer dalam pembebasan Pilot Susi Air.
Baca SelengkapnyaAlasan itu disampaikan Agung, mengingat Henri yang merupakan Anggota TNI Aktif.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Yudo Margono memastikan negosiasi untuk membebaskan Philips terus dilakukan.
Baca SelengkapnyaPimpinan Pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) atau KKB Papua mengungkapkan syarat pembebasan pilot Susi Air.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, pembebasan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Marthens dari penyanderaan KKB di Papua
Baca SelengkapnyaTNI Angkatan Udara (AU) menjelaskan kronologi kecelakaan dua pesawat pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano di Pasuruan.
Baca SelengkapnyaPangdam Cenderawasih menegaskan isu membayar Rp20 miliar kepada KKB untuk membebaskan pilot warga Selandia Baru itu tidak benar.
Baca SelengkapnyaKNTK sementara melakukan pengecekan apa sebenarnya masalah utama sehingga pesawat batal terbang.
Baca Selengkapnya