Topan Kalmaegi mulai menjauh, cuaca ekstrem di Indonesia mereda
Merdeka.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengindikasikan cuaca ekstrem yang ditimbulkan siklon tropis Kalmaegi berangsur-angsur mereda. Sebabnya, siklon yang tumbuh di Samudera Pasifik ini terus bergerak menuju dataran China setelah melintasi Pulau Luzon Filipina.
Berdasarkan pantauan radar cuaca BMKG, siklon tropis ini telah berada di perairan Laut China Selatan pada koordinat sekitar 18.2 LU 118.2 BT. Pergerakan ini membuat kondisi cuaca di Indonesia beranjak stabil, dilaporkan kecepatan angin mencapai 120 km/jam (65 knot) dan tekanan minimum 975 mb.
Diperkirakan siklon tropis Kalmaegi masih akan meningkat intensitasnya hingga esok hari sebelum kemudian melemah pada tanggal 17 September. Hingga saat itu, siklon ini bergerak terus ke barat barat laut, memasuki wilayah daratan Vietnam dan diperkirakan membawa hujan lebat di daerah tersebut
-
Dimana kapal itu tenggelam? Kapal penangkapan ikan KM Dewi Jaya 2 yang mengangkut 37 orang dari Muara Baru, Jakarta tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat tenggelam di perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
-
Kenapa kapal itu tenggelam? Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk. 'Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Bagaimana cuaca ekstrem mempengaruhi navigasi? Cuaca yang buruk kemudian mampu memicu disorientasi pada kapal maupun pesawat yang melintas. Faktor tersebut pun telah dikaji oleh para ilmuwan melalui rekaman data cuaca, laporan media massa, laporan terkait dan cacatan-catatan lain yang justru diabaikan pada zaman dahulu.
-
Di mana kapal tenggelam itu ditemukan? Pada 2018, Departemen Penelitian Bawah Air Universitas Antalya menemukan bangkai kapal yang diperkirakan berasal dari tahun 1600 SM tersebut di lepas pantai barat Provinsi Antalya.
-
Apa saja dampak dari cuaca ekstrem? Hujan dan angin kencang yang terjadi pada Kamis (4/1) menyebabkan kanopi drop zone di sisi selatan Stasiun Yogyakarta roboh. Akibatnya lima unit mobil tertimpa kanopi itu dan mengalami kerusakan ringan. Manager Humas DAOP 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro, mengatakan bahwa tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. 'Karena hujan yang deras dan angin kencang, tiang-tiang penyangga yang terbuat dari pipa besi mengalami bengkok dan patah sehingga kanopi turun ke bawah. Pihak KAI Group akan menanggung seluruh kerusakan yang dialami para pelanggan yang terdampak,'
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
"Setelah itu diperkirakan siklon Kalmaegi akan melemah dengan cepat dan punah pada 18 September 2014," kata Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG, Achmad Zakir di Jakarta, Senin (15/9).
Siklon ini juga menyebabkan dampak tak langsung bagi Indonesia, yakni hujan ringan hingga sedang di wilayah Aceh bagian selatan, Sumatera Utara dan Tengah, Kalimantan Barat bagian utara dan Kalimantan Utara. Gelombang 3 hingga 4 meter juga berpeluang terjadi di Laut Andaman, Perairan Utara Aceh, Samudra Pasifik sebelah timur Filipina.
Bahkan terjangan ombak sempat menenggelamkan sebuah kapal (longboat) berpenumpang 35 orang hingga menyebabkan 14 tewas dan menghilangkan 12 orang lainnya. Saat kejadian, ketinggian ombak dilaporkan mencapai 203 meter ditambah dengan cuaca buruk di perairan Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara.
"Siklon tropis Kalmaegi merupakan siklon tropis pertama di bulan September di mana rata-rata kejadian siklon tropis di wilayah sebelah utara Indonesia pada bulan ini adalah sebanyak 5 kejadian," pungkas Zakir.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Eddy Hermawan mengatakan, saat ini tiga siklon tropis telah menyebabkan bencana hidrometeorologi.
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem terjadi di wilayah Bali beberapa hari terakhir. Dampaknya, sejumlah tempat mengalami banjir usai hujan mengguyur sejak pagi tadi hingga sore.
Baca SelengkapnyaBMKG menyebut cuaca ekstrem dengan curah hujan ringan dan lebat hampir terjadi di seluruh wilayah Pulau Bali.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim juga berpengaruh terhadap ketahanan air di sebagian besar wilayah Indonesia yang diperkirakan akan mengalami penurunan tingkat curah hujan.
Baca SelengkapnyaDua kapal pengangkut BBM tujuan Mentawai terdampar di Pantai Padang setelah terseret ombak dari kawasan Batang Harau.
Baca SelengkapnyaCuaca buruk menyebabkan gelombang tinggi di perairan Tasikmalaya, Satpolairud minta nelayan tak melaut dulu.
Baca SelengkapnyaFenomena ini berdampak besar terhadap aspek kehidupan di wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaSementara terkait apakah ada korban jiwa atau tidak, belum mengetahui secara pasti karena masih dalam upaya proses penyelamatan.
Baca SelengkapnyaKapal nelayan pencari teripang asal Sulawesi Tenggara, terombang-ambing dua hari akibat patah kemudi di dekat perbatasan Indonesia-Australia.
Baca SelengkapnyaSebuah kapal Speedboat KM. Pari Kudus terbalik di Kepulauan Seribu hari ini, Senin (11/3) sekitar pukul 15.30 WIB.
Baca SelengkapnyaSuhu maksimum tercatat terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 37,1 Derajat Celcius.
Baca SelengkapnyaKapal KM Parikudus yang membawa sekitar 30 penumpang terbalik di Perairan Pulau Rambut, Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu
Baca Selengkapnya