Tradisi celup tinta saat pembagian daging kurban di Masjid Kauman Semarang
Merdeka.com - Perayaan Idul Adha, warga Semarang mengantre daging kurban di Masjid Kauman, Rabu (21/8). Adapun untuk mengatur agar pembagian berlangsung tertib dan adil, panitia Badan Pelaksana Pengelola Masjid Kauman menerapkan sistem celup jari dalam tinta seperti saat pemungutan suara pemilu.
Panitia tidak khawatir meski pembagian daging banyak yang antre, setiap orang pasti kebagian. Sebab dalam perayaan Idul Adha ini, masjid Kauman yang terkenal tertua di Semarang menyiapkan 17 ekor sapi, 50 ekor kambing, dan 3 ekor kerbau.
"Pastinya antre sudah kami atur oleh panitia, dan petugas polisi menjaga di setiap titik. Yang pasti semua kebagian," kata sekretaris Masjid Kauman, Muhaimin.
-
Bagaimana cara menyembelih hewan kurban yang dianjurkan? Saat pelaksanaan kurban, sesuai dengan anjuran Rasulullah, penyembelihan hewan harus dilakukan dengan alat pemotong yang tajam, tidak tumpul sehingga tidak menganiaya hewan.
-
Bagaimana aturan porsi daging kurban bagi orang yang berkurban? Menurut aturan sunah, orang yang berkurban berkah mengonsumsi daging kurban satu hingga dua suapan, tidak melebihi tiga suapan. Bagian daging lainnya, disedekahkan pada orang yang berhak seperti fakir miskin serta masyarakat yang ada di sekitar.
-
Bagaimana warga Kudus menunjukkan toleransi dalam menyembelih hewan kurban? Sebagai gantinya, hewan kurban diganti dengan kerbau, domba, atau kambing.
-
Bagaimana cara warga Sumedang kurban ramah lingkungan? Uniknya wadah tahu bernama bongsang digunakan untuk mengganti plastik.
-
Bagaimana cara melaksanakan takbiran Idul Adha? Bacaan takbir Idul Adha dikumandangkan di malam sebelum perayaan Idul Adha. Ini juga disebut sebagai takbir mursal, karena dilakukan di malam sebelumnya.
-
Bagaimana cara menyembelih hewan kurban? Dalam berkurban dan penyembelihan hewan kurban, diketahui ada beberapa tata caranya. Hal ini sebagaimana sesuai dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Fatwa Nomor 12 Tahun 2009 tentang Standar Sertifikasi Penyembelihan Halal. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) MUI Ikhsan Abdullah mengatakan, Fatwa Nomor 12 Tahun 2009 tersebut masih berlaku. Sehingga, harus sesuai dalam berkurban maupun menyembelih hewan kurban. 'Masih berlaku. Jadi, harus sesuai Fatwa MUI tata cara penyembelihan hewan,' kata Ikhsan saat dihubungi merdeka.com, Senin (17/6).
Namun yang menjadi aneh, setiap tahunnya banyak orang yang antre untuk mendapatkan daging kurban. Padahal kalau diperkirakan mendapatkannya lebih banyak kalau di masjid lain.
"Satu orang dapat tiga ons, sampai ditunggu beberapa jam. Mereka lebih milih di Masjid Kauman karena sudah tradisi, dan sudah biasa," jelasnya.
Terkait kriteria orang mendapatkan daging, pihaknya tidak membedakan. Semua yang antre akan dilayani dan akan mendapatkan daging kurban dengan mencelupkan tinta.
"Jadi antre dulu, dapat giliran ambil daging celup tinta, setelah itu dapat daging yang sudah dipersiapkan panitia," terangnya.
Tradisi celup tinta saat Idul Adha sudah berjalan 14 tahun terakhir. Dengan tanda tinta bisa lebih gampang dideteksi karena sulit dihapus daripada dengan menyebar kupon.
"Ini juga bisa menekan kericuhan saat acara pemberian sedekah daging berlangsung," ungkapnya.
Untuk mengantisipasi kericuhan, pihak panitia sudah koordinasi dengan pihak kepolisian serta petugas masjid. Sedangkan dalam pembagian daging sendiri, pengurus masjid sudah mempersiapkan 8.000 bungkus daging kurban bagi kaum duafa dan anak jalanan.
"Pembagian sedekah daging kami fokuskan untuk warga sekitar kampung Kauman yang tidak ter-cover pemberian daging," ungkapnya.
Untuk pembagian daging, panitia sendiri sudah membagikan daging sejak pukul 14.30 WIB. Sebagai mengantisipasi kericuhan saat proses pembagian, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
"Kami juga minta petugas polisi yang mengamankan proses pembagian kurban. Jadi kalau ada masalah dorong-dorongan petugas langsung turun tangan menyelamatkan beberapa orang yang terdesak dalam antrian," jelasnya.
Sementara itu seorang warga bernama Erik Saputra (47) rela antre untuk mendapatkan daging kurban sejak tadi pagi. Biasanya ia sudah mempunyai jadwal kalau Idul Adha ke Masjid Kauman.
"Tiap tahun saya pasti ke sini, antre tidak apa-apa yang penting berkah mas," kata Erik.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perayaan Idul Adha di Masjid Jami Daarul Falaah tahun ini berjalan lancar dan penuh berkah.
Baca SelengkapnyaMeski di tengah guyuran hujan, prosesi Kirab Dudgeran Kota Semarang tetap berlangsung semarak dan meriah.
Baca SelengkapnyaSemua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung
Baca SelengkapnyaKetupat tak hanya sekedar panganan bagi masyarakat di Serang, tetapi mengandung makna nilai keislaman.
Baca SelengkapnyaPenggunaan kunyit sebagai tinta pemilu jadi khas Kampung Benda Kerep Cirebon. Begini kisahnya.
Baca SelengkapnyaMaleman merupakan tradisi membagikan nasi kotak maupun dengan tempat lain kepada tetangga maupun saudara
Baca SelengkapnyaPada akhir tahun 1960-an, menu gulai kambing itu sudah menjadi tradisi khas di Masjid Gedhe Kauman.
Baca SelengkapnyaMegibung merupakan tradisi buka puasa bersama khas kampung Islam Kepaon Bali
Baca SelengkapnyaBukan hanya satu atau dua jenis makanan saja, akan tetapi setiap rumah menyajikan hampir puluhan jenis takjil.
Baca SelengkapnyaKombes Jeki juga mendorong jemaah untuk menjadi agen perdamaian dan menciptakan suasana yang aman dan kondusif.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini rutin dilakukan oleh pihak DKM masjid
Baca SelengkapnyaMasjid Istiqlal menyembelih hewan kurban hari ini, Selasa (18/6).
Baca Selengkapnya