Tukang service kompor ditangkap usai kirim SMS akan bunuh Kapolres
Merdeka.com - Seorang warga Kota Malang, Jawa Timur diamankan setelah mengirimkan pesan bernada ancaman kepada Kapolres Kota Malang. Pria berinisial AAW (53) itu mengirimkan ancaman lantaran merasa kasusnya tak kunjung ditangani.
Kapolres Kota Malang, AKBP Hoiruddin Hasibuan membenarkan adanya kiriman pesan bernada teror tersebut. Pelaku atas nama AAW itu merupakan warga Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
"Benar, pelaku mengancam akan membunuh karena kasusnya tak kunjung diselesaikan,” kata Hoiruddin kepada wartawan, Selasa (11/7).
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang dituduh melakukan percobaan pembunuhan? Bertha Yalter, yang berusia 71 tahun dan berasal dari North Miami Beach, dihadapkan pada tuduhan percobaan pembunuhan dan serangan terhadap seseorang yang berusia di atas 65 tahun setelah diduga menyerang suaminya dalam keadaan marah.
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang diperiksa sebagai tersangka dalam kasus Kramat Tunggak? 'Sekarang saudara BP sudah diperiksa sebagai tersangka tadi penyidik memberikan 37 pertanyaan kurang lebih,' ujarnya.
Pesan tersebut dikirimkan ke nomor SIAGA Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Malang Kota. Setelah ditelusuri ternyata bersumber dari nomor handphone milik AAW, seorang tukang servis kompor keliling.
Pesan singkat yang dikirimkan berbunyi ‘Kalian Pimpinan Polres Malang akan kami bunuh’. Pelaku pun langsung berhasil ditangkap oleh unit Reskrim bersama Jatanras Polres Kota Malang. "Pelaku dibawa ke Mapolda guna penyelidikan lebih lanjut," ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangga menyampaikan adanya teror SMS kepada Kapolresta Malang. Pelaku mengirimkan SMS melalui nomor 087759655** dan 082140881** sekitar pukul 15.00 WIB, Minggu (9/7).
Saat ditangkap, turut diamankan juga barang bukti berupa handphone merek Cross, 1 unit sepeda warna pink, 1 tas berisi perkakas dan pakaian. Selama diinterogasi tim penyidik, pelaku selalu memberikan jawaban berubah-ubah dan ngelantur. Penyidik dikabarkan tengah menunggu hasil konsultasi kejiwaan dari rumah sakit Bhayangkara Polda Jatim.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Ketika yang bersangkutan (tersangka) mencoba meminta tolong kemudian tidak ada respon, dan kemudian melakukan penembakan," ujar Andry.
Baca SelengkapnyaKompol M, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di rumah
Baca SelengkapnyaSuami di Cimahi tega membunuh istrinya di sebuah rumah, kemudian membiarkan membusuk selama 7 hari dengan terbungkus menggunakan plastik.
Baca Selengkapnya"Perkataan kasar korban memicu emosi tersangka sehingga tersangka membunuh korban,” kata Ruslan
Baca SelengkapnyaMeski telah diamankan polisi, keterangan terduga pelaku masih berubah-ubah.
Baca SelengkapnyaTerungkap motif pembunuhan pria dalam sarung yang dilakukan keponakan korban.
Baca SelengkapnyaAkibat sabetan parang pelaku, tiga jari korban terputus. Tak sampai di situ, pelaku membabi buta membacok korban.
Baca Selengkapnya"Saya sering dihantui korban, kadang mimpi digerebek polisi, hidup saya tak tenang," ungkap tersangka KL
Baca SelengkapnyaPelaku ditangkap setelah kabur ke kediaman pamannya di Pamulang, Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaIa menjelaskan, saat ini korban tengah menjalani perawatan intensif di RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto.
Baca SelengkapnyaKetika korban telah sampai dan menuju ruang identifikasi, korban terlupa membawa ponselnya
Baca Selengkapnya