Tuntutan dan Tuduhan KKB Papua yang Tak Masuk Akal
Merdeka.com - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua tengah diburu pasukan TNI dan Polri. Mereka beberapa kali melakukan tindakan yang mengganggu keamaman, salah satunya penembakan di Kabupaten Nduga, Papua. Banyak korban tewas.
KKB Papua mengaku bertanggung jawab atas penembakan itu. Ia menuntut dan menuduh TNI, Polri dan pemerintah banyak hal. Namun tuntutan itu seperti tak masuk akal. Berikut tuntutan mereka:
Pembangunan di Papua Dianggap Penjajahan
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Mengapa penembakan terjadi? Serangan tersebut menyebabkan kebakaran hebat di gedung itu.
-
Mengapa TNI AU mengebom Purwodadi? TNI AU Mengebom Purwodadi yang dikuasai PKI. Serangan udara itu berhasil membuat pasukan PKI kocar-kacir dan batal melakukan eksekusi pada sejumlah tawanan. Kadet Udara I Aryono menerbangkan pesawat, sementara Kapten Mardanus duduk di belakangnya menjadi observer udara.
-
Kenapa pelarungan Padaw Tuju Dulung di Tarakan dilakukan? Pelarungan Padaw Tujuh Dulung ini sebagai simbolisasi rasa syukur dan bagian tidak terpisahkan dari upaya melanjutkan warisan pendahulu dan menjadikan pesta rakyat sebagai ajang mengenalkan khazanah budaya dan daya tarik wisata di Tarakan,' ucap Khairul.
-
Kenapa TNI menganiaya KKB? 'Karena ada informasi dari masyarakat yang menyatakan akan adanya pembakaran Puskesmas di Omukia Kabupaten Puncak. Nah kemudian terjadilah tindakan kekerasan ini,' sambungnya.
-
Apa yang dikeluhkan Taufan Pawe? Setelah itu Taufan langsung mengeluhkan perilaku tidak baik penjabat daerah di provinsi, kota maupun kabupaten.
Mereka menyebut namanya Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). Kelompok itu menganggap pembangunan di Papua adalah bentuk dari penjajahan. Mereka bahkan bertekad untuk terus melakukan serangan meskipun pembangunan tetap dilanjutkan.
Juru bicara TPNPB Sebby Sambom mengatakan serangan akan terus dilakukan dan tak peduli dengan pengawalan ketat TNI dan Polri di sekitar proyek infrastruktur. Kekerasan yang dilakukan TPNPB merupakan lanjutan untuk memerdekakan Papua. Mereka menilai bahwa peran pemerintah Indonesia saat ini tak lebih dari penjajah.
TNI Dituduh Ikut dalam Proyek Pembangunan
Sebby Sambom sempat menuduh para pekerja pembuatan jalan dan jembatan Trans Papua di Distrik Yall, Yigi dan Mbua merupakan anggota TNI.Kepala Penerangan Kodam (Kapendam)XVII/Cenderawasih Kolonel Inf M Aidi menjawab tudingan ini. "Ini logikanya, pola pikir secara moral. Jika oknum TNI lakukan kejahatan, ada hukum jalurnya. TNI hadir untuk membangun Papua, kesejahteraan rakyat Papua, kok harus dibantai, dibunuh?" kata M Aidi. Untuk membuktikan bahwa hal ini tak benar, M Aidi mengundang Sebby Sambom untuk datang ke Timika, Kabupaten Mimika, Papua, guna melihat para korban penembakan di Nduga. "Silakan datang ke Timika, bisa didampingi oleh pihak terkait, misalnya, Komnas HAM, atau institusi manapun, supaya bisa lihat para korban penembakan dari Nduga," kata M Aidi.Dia menilai keterlibatan TNI pada pembangunan Papua bukanlah hal yang dilarang. "Membangun untuk membantu proses percepatan pembangunan infrastruktur, di mana TNI selalu berada di garda terdepan untuk mengatasi kesulitan rakyat yang di sekitar kita," katanya.
Menuntut Freeport Ditutup
Salah satu permintaan tak masuk akal dari KKB yaitu meminta PT Freeport ditutup. Saat itu masih dalam suasana pasca pembebasan ratusan warga yang disandera di Desa Banti dan Desa Kimbely pada 17 November 2017. Ada dua suku yang setuju dengan permintaan KKB tersebut. Perwakilan suku Amungme Papua, Damaris membeberkan tentang operasional Freeport di Tanah Papua yang sama sekali tidak mensejahterakan masyarakat. Menurutnya, Suku Amungme dan Kamoro selama ini menjadi korban pencemaran lingkungan sampai memakan korban jiwa. "Freeport hadir sejak 1961 sampai dengan 1996 itu ada kerusuhan besar-besaran. Bahkan nyawa-pun menjadi taruhan," katanya.
Meminta Pasukan TNI Diganti Pasukan Keamanan PBB
Permintaan lainnya yang tak masuk akal adalah meminta pasukan TNI diganti menjadi Pasukan Keamanan PBB. Bahkan KKB juga meminta Pemda Papua dan Papua Barat ditutup dan digant."Diganti dengan pemerintah perwakilan PBB," cerita Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat menceritakan tuntutan KKB waktu itu.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alih-alih saling menghargai, mereka justru melakukan penyiksaan terhadap sesama orang asli Papua. Nampak para warga dikumpulkan untuk disiksa ditodong senpi.
Baca SelengkapnyaAksi KKB mengakibatkan aktivitas masyarakat terganggu.
Baca SelengkapnyaKapuspen TNI, Mayjen TNI Nugraha Gumilar mengakui penyiksaan terhadap anggota KKB itu adalah sebuah pelanggaran.
Baca SelengkapnyaPanglima TNI Yudo Margono merespons ancaman KKB, yang akan membunuh Pilot Susi Air Capt Philips Mark Merthens. TNI akan tetap mengedepankan langkah negosiasi
Baca SelengkapnyaBuntut kejadian itu, belasan prajurit dari satuan Batalion Infanteri Raider 300/Braja Wijaya jalani pemeriksaan internal
Baca SelengkapnyaKKB terus menebar teror. Termasuk pilot Susi Air yang disandera masih mereka tawan. Penyanderaan sudah dilakukan hampir lima bulan.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan anggota Brimob dan TNI yang sedang baku tembak dengan KKB OPM Papua dan membuat situasi menjadi memanas.
Baca SelengkapnyaPenyebutan istilah KKB menjadi OPM memiliki dampak politis serta konsekuensi pada cara menyelesaikan.
Baca SelengkapnyaAmnesty mengecam perlakuan tidak manusiawi diduga dilakukan prajurit TNI terhadap warga Papua tersebut.
Baca SelengkapnyaPembakaran gedung sekolah itu dilakukan Rabu malam (9/10) sekitar pukul 19.20 WIT.
Baca SelengkapnyaTNI Polri akan bertindak tegas dengan penegakan hukum terhadap aksi KKB.
Baca SelengkapnyaSebab, lambatnya proses perhitungan suara oleh komisioner KPU Jayapura.
Baca Selengkapnya