Warga tewas dengan perut membuncit, 1 desa gelar sumpah dukun santet
Merdeka.com - Ada cara unik yang selalu diterapkan warga di Dusun Pangkung Slepe, Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Bali. Setiap ada warganya yang terkena penyakit yang dianggap aneh, desa adat langsung menggelar prosesi upacara sumpah dukun santet.
Upacara yang digelar dari semalam saat bulan mati hingga hari ini, Kamis (19/2) disebut sebagai upacara 'Balik sumpah' atau 'Mening-ning'. Upacara ini ditujukan kepada warganya yang memiliki ilmu hitam.
"Kalau tidak ada warga kami yang terkena penyakit aneh, kami tidak menggelar upacara balik sumpah," terang salah seorang warga setempat.
-
Siapa yang menjadi korban santet? 'Semua permukaan eksterior dari guci awalnya tertutup teks yang mengandung lebih dari 55 nama yang diukir, puluhan di antaranya sekarang hanya bertahan sebagai huruf-huruf terpisah yang mengambang atau coretan pensil yang samar,' jelas Lamont.
-
Kenapa santet Banyuwangi dianggap buruk? Munculnya stigma buruk pada santet Banyuwangi bermula saat peristiwa G30S pada tahun 1965. Saat itu, Banyuwangi menjadi salah satu basis terkuat Partai Komunis Inodnesia (PKI). Mereka ini dianggap orang yang tidak beragama sehingga sering menyakiti orang dengan santet.
-
Dimana santet Banyuwangi berasal? Santet Banyuwangi punya sejarah panjang sejak zaman kerajaan. Banyuwangi dikenal dengan julukan kota santet.
-
Apa aja penyakit yang bisa ditimbulin santan? Konsumsi santan yang berlebihan tidak hanya tidak memberikan manfaat bagi kesehatan jantung, tetapi juga dapat meningkatkan kadar LDL atau kolesterol jahat dalam darah, sehingga meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.
-
Bagaimana santet dipelajari di Banyuwangi? Santet bisa dipelajari tapi harus dengan guru yang tepat. Meski demikian, masyarakat Suku Osing percaya bahwa seseorang memiliki kemampuan santet lebih ampuh jika merupakan warisan dari leluhurnya.
-
Apa tujuan santet Banyuwangi? Santet bisa dipelajari tapi harus dengan guru yang tepat. Meski demikian, masyarakat Suku Osing percaya bahwa seseorang memiliki kemampuan santet lebih ampuh jika merupakan warisan dari leluhurnya.
Bahkan saat upacara ini digelar, satu desa mengosongkan rumahnya dan wajib untuk melakukan persembahyangan bersama di Pura Dalem (dekat kuburan). Karenanya hingga melibatkan aparat kepolisian untuk menjaga desa. Mereka melakukan sumpah bersama semacam 'sumpah pocong' meyakinkan bahwa tidak menjalankan ilmu hitam.
Ini dilakukan lantaran ada dua warga desa ini yang mengalami penyakit perut buncit atau membesar. Tanpa memeriksakan secara medis, warga adat sudah langsung memvonis bahwa itu akibat di santet dan dicurigai ada salah satu warga yang mempelajari ilmu santet.
Ironisnya, di zaman kekinian ini justru Bendesa Adat (Tetua adat) Pakraman Medewi Gusti Wenia, memfasilitasi kegiatan upacara sumpah, ini. "Ini bukan keinginan saya semata, ini keinginan warga dan sudah sejak lama upacara ini dilangsungkan. Tujuannya agar desa kami selalu melangkah ke ajaran yang positif," kilahnya.
Informasi dari sejumlah warga upacara sumpah tersebut dilaksanakan terkait adanya kematian warga Dusun Pangkung Slepo yang dianggap tidak wajar. "Warga yang meninggal perutnya besar. Bahkan ada yang meninggal di usia muda. Karena ini warga saling curiga, makanya digelar acara ini," ungkap warga setempat, Kamis (19/2) di Jembrana Bali.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jasad tersebut diketahui warga sekitar setelah tercium bau busuk dari dalam warung tersebut.
Baca SelengkapnyaSantri Meninggal Tak Wajar, Ayah dan Ibu di Jambi Mengadu ke Hotman Paris
Baca SelengkapnyaTiga orang meninggal dunia diduga karena konsumsi ternak sapi yang telah mati sebelum disembelih
Baca SelengkapnyaSaat ada hewan ternak mati mendadak, masyarakat iuran untuk membeli hewan ternak tersebut. Kemudian hewan ternak itu disembelih dan dagingnya dibagikan.
Baca SelengkapnyaBabi milik warga bernama Mama Fransina Nesimnasi disembelih keluarga pada Senin (17/7). Padahal sejak Sabtu (15/7) lalu, babi itu sudah kelihatan sakit.
Baca SelengkapnyaTengkorak dan tulang-belulang manusia itu ditemukan warga yang sedang menguras sumur.
Baca SelengkapnyaSaat dilakukan autopsi yang dilakukan oleh dokter ahli forensik Bhayangkara Jambi, Dokter Erni Situmorang, ternyata ditemukan sejumlah luka di tubuh AH.
Baca SelengkapnyaSaat ditemukan, jasad bayi berjenis kelamin perempuan itu sudah dalam kondisi membusuk.
Baca SelengkapnyaRekaman video amatir warga memperlihatkan dua orang tengah membuka bungkusan kain seadanya yang berisi jasad bayi berjenis kelamin perempuan.
Baca SelengkapnyaBerawal Air Rumah Keruh dan Berbau, Sutrisno Kaget Temukan Ada Mayat dalam Toren Sudah Membusuk
Baca SelengkapnyaAN, dukun pengobatan alternatif sudah ditangkap dan dimintai keterangan
Baca SelengkapnyaKorban diduga meninggal karena kelaparan atau kemungkinan hipotermia
Baca Selengkapnya