Waspada, gigitan anjing rabies marak di Kalimantan Barat
Merdeka.com - Kepala Dinas Pangan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kalimantan Barat Abdul Manaf mengatakan, sebaran kasus gigitan hewan penular virus rabies semakin meluas. Sebelumnya hanya ada delapan kabupaten dengan kasus gigitan, kini sudah menyebar di 11 kabupaten.
"Peningkatan kasus ini terjadi sejak Mei hingga bulan Juni ini. Kasus yang baru terjadi di Kapuas Hulu, Kubu Raya, Mempawah, dan Kayong Utara. Kondisi yang dikhawatirkan yakni di Kubu Raya, sebab kabupaten ini berbatasan langsung dengan Pontianak sebagai ibu kota provinsi," kata Manaf di Pontianak, Rabu (21/6). Seperti diberitakan Antara.
Manaf menuturkan pihaknya sudah melakukan langkah cepat dengan memberikan sosialisasi ke masyarakat mengenai bahaya rabies. Termasuk juga dengan pemberian vaksin bagi korban gigitan dan pemusnahan hewan pengidap virus rabies.
-
Apa yang dimaksud dengan rabies? Rabies adalah infeksi virus yang menyebar melalui gigitan hewan yang telah terifeksi sebelumnya. Virus rabies ini dapat masuk dalam kelompok rhabdovirus.
-
Di mana rabies bisa ditemui? Dalam hal ini, rabies bisa ditemui di 150 negara dan di semua benua, kecuali Antartika dan Arktik.
-
Bagaimana rabies menular? Rabies disebabkan oleh virus rabies, yang dapat ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, seperti anjing, kucing, dan kelelawar.
-
Apa penyebab rabies? Rabies disebabkan oleh virus yang masuk ke tubuh manusia melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies. Jilatan hewan yang terinfeksi ke mulut, mata, atau luka terbuka, juga bisa menjadi cara virus rabies menular dari hewan ke manusia.
-
Siapa yang paling sering menyebabkan kematian akibat rabies? Meskipun kematian akibat serangan hewan peliharaan jarang terjadi, WHO melaporkan bahwa sekitar 99% kasus kematian akibat rabies pada manusia disebabkan oleh anjing.
-
Apa ciri khas kucing rabies? Ciri-ciri kucing rabies pertama adalah perubahan perilaku. Salah satu tanda awal rabies pada kucing adalah perubahan perilaku yang mencolok.
"Masyarakat sudah dikumpulkan dan kami berikan sosialisasi bahaya rabies," tuturnya.
Dia menyebutkan dari kajian di lapangan ada tiga faktor yang menyebabkan meluasnya gigitan rabies. Pertama ini musim hewan kawin, di mana biasanya anjing jantan, banyak keluar masuk ke pemukiman untuk mengawini hewan betina.
Faktor kedua, datang dari cuaca. Ia mengatakan cuaca yang panas membuat anjing keluar dari hutan dan masuk ke pemukiman untuk mencari makan.
Ketiga, masih banyak orang menjual hewan (anjing), baik itu antara desa maupun kabupaten. "Contoh, informasi yang kami terima masih ada yang membawa anjing untuk diperdagangkan antardesa dan kabupaten, tanpa diketahui anjing itu pengidap rabies atau tidak," katanya.
Dia menyatakan, tiga hal itulah menjadi sumber penularan rabies.
Menurut Manaf upaya yang dilakukan ialah dengan menggencarkan sosialisasi ke masyarakat, kemudian melakukan vaksinasi pada hewan.
Hanya saja strategi itu masih terkendala sumber daya manusia dan dana yang terbatas. Untungnya tahun ini, Dinas Pangan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kalimantan Barat mendapat kucuran dari pemerintah pusat sebesar Rp700 juta.
Ia mengatakan dana itu akan digunakan untuk melatih tenaga vaksinator di masing-masing daerah tertular. Ada dua tenaga yang disiapkan untuk memberi vaksinas hewan pengidap rabies (Anjing).
"Diutamakan di daerah tertular. Nanti dua tenaga ini yang siap memvaksinasi anjing," kata dia.
Kemudian, lanjut dia, dana yang bersumber dari APBD akan dipersiapkan untuk pengadaan vaksin dan peralatan lainnya. Manaf berharap dengan cara ini persebaran hewan gigitan rabies bisa ditekan.
"Syarat pengendalian rabies minimal 70 persen vaksinasi hewannya. Jika bisa harus sampai 100 persen," kata Manaf.
Sementara itu sesuai data yang diterima Dinas Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Barat jumlah anjing mencapai 167.000. Dari jumlah itu baru 53 anjing persen yang sudah divaksinasi.
"Kemudian vaksinasi yang dilakukan tidak hanya pada anjing sebagai penyebab rabies, tapi juga hewan lainnya seperti kera. Hanya saja persentase anjing menjadi hewan pengidap rabies cukup tinggi, mencapai 95 persen," tuturnya. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sepanjang tahun 2023 ini, ada hampir 4.000 kasus gigitan hewan rabies di Sumut.
Baca SelengkapnyaBila sudah muncul gejala karena terlambat penanganannya, maka risiko yang terjadi adalah 100 persen meninggal.
Baca SelengkapnyaVirus rabies kembali merebak dan menelan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaMenurut Yohanes Sadipun, awalnya korban yang merupakan siswa sekolah dasar itu dicakar anjing rabies bersama dua temannya.
Baca SelengkapnyaDinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi mulai memvaksin hewan-hewan pembawa virus rabies di wilayah pinggiran
Baca SelengkapnyaSeorang bocah berusia enam tahun berinisial AN tewas pasca-digigit anjing rabies di Desa Hikong, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca SelengkapnyaKasus penularan virus rabies ke manusia di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) belakangan semakin mewabah.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dilarikan ke RSUD Puri Husada Tembilahan namun nyawanya tidak terselamatkan.
Baca SelengkapnyaKejadian harimau masuk permukiman di Desa Sodong, Kabupaten Batang membuat resah warga.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI terus berupaya mempertahankan Jakarta bebas rabies dan mencegah gigitan hewan penular virus rabies (GHPR).
Baca SelengkapnyaKemenkes mulai melakukan surveilans untuk mewaspadai masuknya virus Nipah.
Baca SelengkapnyaBNPB mengatakan bahwa jumlah penderita penyakit tersebut terdata pada Januari-Juli 2024 di Nias Selatan.
Baca Selengkapnya