Yakin penyerangan pemuka agama diatur sistematis, PPP bentuk tim investigasi
Merdeka.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tengah membentuk tim investigasi untuk menyelidiki aksi kekerasan terhadap pemuka agama di sejumlah daerah. Ketua Umum PPP M Rommahurmuziy (Romy) mengatakan tim investigasi dibentuk untuk menemukan motif di balik aksi penyerangan tersebut.
"Kami PPP tengah membentuk tim untuk melakukan investigasi asal muasal dan sebab atas kejadian ini," kata Romy melalui keterangan tertulisnya, Senin (12/2).
Romy menduga aksi penyerangan terhadap pemuka agama telah diatur secara sistematis. Dia tidak yakin pelaku yang menyerang pemuka agama memiliki masalah kejiwaan seperti keterangan sementara kepolisian.
-
Siapa pemimpin kelompok yang dicurigai? Peristiwa Talangsari 1989 berawal dari kecurigaan masyarakat dan aparat desa terhadap kelompok keagamaan yang dipimpin oleh Warsidi.
-
Siapa yang diduga melakukan penganiayaan? Leon Dozan diduga melakukan penganiayaan terhadap Rinoa Aurora Senduk setelah foto dan video dalam tangkapan layar obrolan di Whatsapp terbongkar.
-
Siapa yang diduga terlibat kasus korupsi gereja? Kediaman ini jadi perbincangan setelah terlibat kasus korupsi pembangunan rumah ibadah di Mimika, Papua.
-
Siapa yang berpotensi memiliki psikopat? Anak yang sering mendapatkan kekerasan atau penganiayaan secara fisik rentan memiliki karakter psikopat. Lingkaran keluarga yang tidak utuh karena telah menelantarkannya juga meningkatkan risiko psikopat.
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Siapa yang beralih keyakinan? Namun, kini, Rayn Wijaya telah mengikuti keyakinan yang sama dengan Ranty Maria.
"Ini bisa jadi bukan sekedar fenomena orang gila beneran, akan tetapi orang gila buatan," tegasnya.
Penyerangan itu, kata dia, bertujuan untuk mengganggu stabilitas keamanan jelang pelaksanaan Pilkada tahun 2018 dan untuk kepentingan Pilpres tahun 2019. Dengan tidak stabilnya situasi keamanan, opini masyarakat tergiring untuk mencari pemimpin baru yang dapat mengatasi masalah tersebut.
"Masyarakat didorong dikondisikan untuk merasakan bahwa oh ternyata kita butuh pemimpin yang kuat. Kita butuh pemimpin dari yang memiliki latar belakang tertentu yang diharapkan bisa mengatasi semua kegaduhan dan instabilitas yang muncul," ujar Romy.
Anggota Komisi XI ini menyebut kekerasan terhadap pemuka agama seperti yang terjadi di era pemerintahan Presiden Soeharto. Namun, menurutnya, Soeharto sengaja menyasar ulama sebagai korban agar masyarakat tetap meminta dirinya sebagai presiden.
Atas kejadian ini, Romy mendorong Kepolisian dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk melakukan pengawasan ketat terhadap seluruh komponen bangsa agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Seolah-olah ada distabilitas pada skala masif, bahkan yang menjadi korban adalah para ulama. Sehingga tetap dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki latar belakang kuat seperti Suharto," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, aksi penyerangan terhadap tokoh agama terjadi sejak akhir Januari lalu. Aksi pertama terjadi di Pondok Pesantren Al Hidayah Cicalengka, Kabupaten Bandung. Saat itu, yang menjadi korban adalah Pimpinan Ponpes KH Umar Basri (Mama Santiong). KH Umar dianiaya usai Shalat Subuh di masjid.
Peristiwa kedua terjadi pada Komando Brigade PP Persis, Ustaz Prawoto. Ustaz Prawoto meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan di rumah sakit akibat dianiaya seorang pria yang diduga mengalami gangguan jiwa pada Kamis (2/1) pagi.
Kemarin, Minggu (11/2), penyerangan terjadi di Gereja Santa Lidwina, Sleman, DIY. Gereja tersebut diserang pria tak dikenal yang mengakibatkan seorang pastor dan sejumlah jemaat mengalami luka-luka.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diberitakan sebelumnya, petugas penjagaan di Rumdin Kapolri terluka di bagian bibir akibat diserang oleh seorang pria inisial JPP pada Kamis (14/12).
Baca SelengkapnyaPolisi segera menetapkan tersangka terkait Pondok Pesantren Al Zaytun. Mungkin Panji Gumilang yang dijerat?
Baca SelengkapnyaPemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi psikologis tersangka serta menggali motif melakukan tindakan keji tersebut.
Baca SelengkapnyaRentetan kasus kriminal libatkan polisi menunjukkan pembinaan mental Sumber Daya Manusia (SDM) Polri belum berjalan maksimal.
Baca SelengkapnyaMereka meminta pihak kepolisian mencabut status tersangka terhadap Pegi Setiawan.
Baca SelengkapnyaPolisi belum melakukan gelar perkara kasus dugaan penodaan agama yang menjerat Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun, Panji Gumilang.
Baca SelengkapnyaPolisi menyatakan pria yang menyerang polisi jaga di rumah dinas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bukan termasuk jaringan terorisme.
Baca SelengkapnyaGus Yahya mengamini nasib pendidikan santri Al Zaytun terancam. Apalagi saat ini Panji sendiri sudah berstatus tersangka kasus penistaan agama.
Baca SelengkapnyaSaat ini, proses penyidikan masih berjalan dan melengkapi syarat formil.
Baca Selengkapnya15 jaksa menelaah berkas perkara pimpinan pondok pesantren Al-Zaytun tersebut setelah menerimanya dari polisi.
Baca SelengkapnyaListyo memastikan, pada saatnya nanti Polri akan membuka ke publik terkait status hukum Panji Gumilang.
Baca SelengkapnyaPanji Gumilang ditetapkan menjadi tersangka penistaan agama pada Selasa, 1 Agustus 2023 kemarin.
Baca Selengkapnya