5 Reaksi Demokrat suaranya terjun bebas
Merdeka.com - Suara Partai Demokrat benar-benar terjun bebas pada 2014. Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) itu hanya mendapat suara 9,5 persen.
Hasil tersebut tentu membuat para elite Demokrat harus memutar otak. Perolehan itu sangat jauh dibanding 2009, di mana partai berlambang mercy itu memperoleh suara lebih dari 20 persen.
Tentu perolehan ini membuat partai dua periode menjadi penguasa itu tidak nyaman. Sejumlah strategi disiapkan agar hasil di pemilihan presiden bisa lebih maksimal.
-
Siapa yang paling tinggi elektabilitasnya? Dalam survei tersebut, Prabowo-Gibran yang paling teratas. Elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 39,3 persen.
-
Bagaimana Partai Demokrat meraih suara? Partai Demokrat yang lahir sebelum Pemilu 2004 merupakan partai yang mampu menarik suara dengan mengandalkan popularitas seorang tokoh, yakni Susilo Bambang Yudhoyono.
-
Kenapa suara Partai Demokrat merosot? Merosotnya perolehan suara ditengarai karena konflik internal dan beberapa tokoh partai yang terciduk kasus korupsi.
-
Apa itu DPT Pemilu? DPT Pemilu adalah singkatan dari Daftar Pemilih Tetap.
-
Siapa yang menang Pilpres 2014? Hasil pilpres 2014 menunjukkan bahwa Joko Widodo dari PDIP memenangkan pemilu mengalahkan lawannya Prabowo Subianto.
-
Apa yang dipilih di pemilu 2019? Pemilu 2019 menandai pemilihan presiden keempat dalam era reformasi Indonesia. Dalam pertarungan presiden, terdapat dua pasangan calon utama, yaitu Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin, dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Reaksi dari para elite pun beragam menanggapi hasil quick count. Sampai-sampai posisi keluar dari pemerintahan atau oposisi menjadi pilihan.
Berikut reaksi dari elite partai menanggapi hasil hitung cepat:
Siapkan Pramono Edhie sebagai cawapres
Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul tak khawatir partainya hanya mendapat 10 persen suara. Dengan perolehan suara itu, Demokrat bisa mencalonkan wakil presiden."Kami sekitar 10 persen, ada 3 pasang. Jokowi , ARB, dan Prabowo. Siapa tiga-tiga wapresnya? Belum tahu kan?" ujar Ruhut saat dihubungi, Kamis (10/3).
Dia menilai, Jokowi yang capres PDIP akan kesulitan jika melawan mantan tentara seperti Prabowo Subianto. Ruhut mencoba menawarkan pasangan Jokowi - Pramono Edhie sebagai pasangan yang ia nilai mampu menyaingi mantan Danjen Kopassus itu."Kami punya 11 capres, seandainya harus kami mengambil wapres, kan tinggal memilih ketiga capres ini. Kalau Pak Jokowi ngambil wapres bukan tentara, dia kalah dengan Prabowo. Dia bisa ambil dari kami Pramono Edhie ," kata dia.Jika PDIP tak berminat untuk berkoalisi dengan Demokrat, Ruhut tak masalah. Masih ada capres lain seperti Prabowo. "Kalau dia tidak ambil, kita ke Prabowo masih punya kans untuk menang, wakilnya bisa Dahlan Iskan dan Gita Wirjawan," tegasnya.
Siap menjadi oposisi
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono terlihat kecewa dengan perolehan suara partainya pada Pemilu Legislatif 2014. Dalam hitung cepat yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research & Consulting, Demokrat hanya memperoleh sekitar 10 persen.Setelah hasil hitung cepat ini, SBY menegaskan, partainya belum memutuskan untuk berkoalisi dengan partai lain. Menurutnya, sekarang ini Demokrat masih fokus dengan konsolidasi internal pascapileg."Akan berkoalisi dengan siapa dan partai politik mana, belum. Kami berkonsolidasi lebih dulu," kata SBY di Cikeas, Jawa Barat, Rabu (9/4).Sejauh ini partainya telah menjalin komunikasi dengan partai lain. Namun, saat ini belum menentukan sikap partai mana yang akan diajak koalisi.SBY juga menegaskan, Demokrat siap menjadi partai oposisi jika nanti calon presidennya keok dalam pilpres. Atau sebaliknya, Demokrat siap bergabung dalam pemerintahan."Dua-duanya dimungkinkan. Demokrat siap menjalankan sebagai oposisi dan pemerintahan," ujarnya.
Segera berbenah agar solid di Pilpres
Hasil hitung cepat Pemilu Legislatif 2014 menempatkan Partai Demokrat di posisi keempat dengan kisaran 9 sampai 10 persen suara. Torehan ini sudah tentu jauh dibandingkan hasil Demokrat pada 2009 yang mencapai 20 persen suara.Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana menghormati hasil hitung cepat yang dilakukan berbagai lembaga survei. Menurut dia, Pemilu 2014 mengharuskan partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) harus berbenah."Saya kira itu sudah realita yang ada yang harus kita hormati bersama. Bagi Partai Demokrat ini pelajaran yang bagus, agar ke depan bisa lebih berbenah dan solid untuk menghadapi semua masalah yang datang," ujar Sutan dalam pesan singkatnya, Kamis (10/4).Dia menilai, hasil kali ini belum memenuhi target Demokrat yang ingin mendapatkan 15 persen suara. Dia pun masih berharap angka tersebut dapat naik dari hasil hitungan manual oleh KPU."Harapan kita kan minimal 3 besar sebesar 15 persen, jadi jelas meleset dong. Makanya kita harus jadikan pelajaran hasilnya ini dan menjadi cambuk untuk maju di masa yang akan datang," tegas dia.
Sebut hasil quick count luar biasa
Ketua Divisi Komunikasi Partai Demokrat Andi Nurpati tak merasa kecewa meski hasil yang dicapai partainya dalam Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) 2014 mendapat 9,70 persen. Alhasil, Demokrat diposisikan di urutan keempat di bawah PDIP, Partai Golkar dan Gerindra."Selama ini, Demokrat memang menargetkan 15 persen, meski kami tahu bahwa berbagai survei sejak ada persoalan terkait beberapa oknum di Partai Demokrat, survei internal hanya mendapat 5 persen. Jadi 15 persen dengan perolehan sekarang sudah bagus, karena awalnya hanya 5 persen, kalau bisa capai 2 kali lipat sudah luar biasa," ujar Andi saat meninggalkan kediaman SBY di Puri Cikeas Indah, Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/4).Sebelum pelaksanaan pileg kali ini, Andi mengakui beberapa pimpinan partai menyadari sulitnya memenuhi target tersebut, sehingga pihaknya tidak muluk-muluk dalam menetapkan targetnya."Kami ucapkan kepada para pemilih kami atas kepercayaannya. Kami tetap akan bekerja maksimal untuk mendukung program-program pro-rakyat," tandasnya.
Di luar target 15 persen suara
Perolehan suara Partai Demokrat versi hitung cepat di Pemilu Legislatif 2014 runtuh, setelah periode sebelumnya merajai pemilu. Partai besutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hanya memperoleh suara sekitar 10 persen, atau melesat dari target 15 persen.Meski turun, Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan mensyukuri hasil hitung cepat tersebut. Menurutnya hal yang terpenting adalah terlaksananya pemilu secara lancar, aman dan tidak saling mencurigai tindak kecurangan."Alhamdulillah kita masih nomor empat, ya enggak apa-apa. Kita targetkan 15 persen, tapi tembusnya 10 persen ya alhamdulillah," kata Syarief yang juga Menkop dan UKM di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (10/4).Syarief tidak mengetahui faktor penurunan suara tersebut. Sebab, mesin partai sudah bekerja sebaik mungkin. "Itu Tuhan sudah kasih segitu, Demokrat sudah 10 persen ya alhamdulillah," katanya.Bahkan, salah satu koalisi pemerintahan SBY saat ini, yakni PKB yang tidak begitu diunggulkan justru memperoleh suara tinggi, dinilai oleh Syarief suatu prestasi.
"PKB dikasih segitu alhamdulillah. Lihat teman berhasil alhamdulillah," katanya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ruginya, Demokrat akan mendapat banyak kekecewaan dari masyarakat.
Baca SelengkapnyaAHY menceritakan kilas balik partainya yang mengalami gonjang-ganjing dalam lima tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) curhat bahwa partainya banyak kehilangan kursi dalam pemilihan legislatif (Pileg) 2024.
Baca SelengkapnyaPopuli Center menggelar survei tatap muka pada 28 November-5 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaDemokrat memiliki survei internal, dan AHY yakin perolehan suara akan lebih dari survei eksternal.
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaTemuan LSI, terjadi dinamika elektabilitas partai sebagai peserta Pemilu.
Baca SelengkapnyaNamun, hal itu berbanding terbalik dengan suara PDI Perjuangan yang tinggi pada Pemilu 2024 ini
Baca SelengkapnyaHasil survei dilakukan Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas PDI Perjuangan mengalami tren penurunan.
Baca SelengkapnyaTim kuasa hukum NasDem mengungkapkan, pengurangan suara dimaksud dikarenakan adanya dugaan keberpihakan termohon yaitu KPU.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkapkan elektabilitas PDIP disalip Gerindra pada November 2023.
Baca SelengkapnyaLonjakan suara PSI di real count sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU) menuai sorotan.
Baca Selengkapnya