Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

8 Jejak Mega di politik nasional

8 Jejak Mega di politik nasional rakornas tiga pilar pdip. ©2017 istimewa

Merdeka.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri akan merayakan hari ulang tahun (HUT) yang ke-71 hari ini. Acara HUT Megawati tersebut akan dimeriahkan dengan pagelaran teater kebangsaan berjudul Satyam Eva Jayate di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

"Satyam Eva Jayate adalah semboyan dari bahasa Sansakerta yang berarti hanya kebenaran yang berjaya," kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Senin (22/1).

Menurut Hasto, tema tersebut dipilih, karena dianggap sesuai dengan keyakinan yang dipegang Megawati Soekarnoputri dalam menjalani kehidupan. Termasuk saat memimpin negara, dan PDI Perjuangan.

Presiden RI kelima ini memang jatuh bangun meniti karir politik dan membangun PDI Perjuangan hingga menjadi pemenang pada Pemilu 2014 lalu.

Berikut delapan jejak Megawati di kancah politik nasional:

1. Ditindas Orde Baru

Tak mudah menjadi anak Bung Karno di Era Orde Baru. Tekanan terus datang jika trah Soekarno terjun ke ranah politik. Hal itu pula yang menimpa Megawati Soekarnoputri. Pemerintah tak mau Mega memimpin Partai Demokrasi Indonesia (PDI). Lahirlah PDI tandingan yang dipimpin Soerjadi tahun 1996.

Tanggal 27 Juli 1996 massa kelompok Soerjadi yang didukung pemerintah menyerang kantor DPP PDI di Jl Diponegoro. Peristiwa ini memancing kerusuhan, sedikitnya lima orang dilaporkan tewas dan puluhan lain luka-luka.

2. Kemenangan PDI Perjuangan di Pemilu 1999

Angin politik berubah seiring dengan Reformasi 1998. Presiden Soeharto lengser dan pada tahun 1999, untuk pertama kali sejak Pemilu 1955, digelar Pemilu yang demokratis.

Terbukti kader dan simpatisan PDI lebih berpihak pada Mega daripada Soerjadi. PDI kubu Mega yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan berhasil memenangkan pemilu.

Perolehan suara terbesar PDIP diperoleh di Bali sebesar 79 persen dan angka yang terkecil di Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 6,6 persen. Meski hanya 11 provinsi, PDIP menguasai 33,7 persen suara secara nasional.

3. Dari Wapres menjadi Presiden

Dengan kemenangan telak PDI Perjuangan di Pemilu 1999, para pendukung mendorong Mega menjadi presiden. Namun Sidang Umum 1999, justru memilih KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Presiden. Mega kalah tipis dalam voting pemilihan presiden. 313 Suara berbanding 373. Dia menjadi wapres mendampingi Gus Dur.

Ternyata Gus Dur tak menjabat sampai 5 tahun. Sidang Istimewa MPR, 23 Juli 2001, mencabut mandat Gus Dur sebagai presiden. Mega pun akhirnya naik menjadi orang nomor satu di republik ini.

4. Penjaga ajaran Bung Karno

Megawati selalu mengutip ajaran Soekarno dalam setiap pidatonya. Mega memang sudah diajari ayahnya sejak masih sangat belia.

Dalam beberapa kunjungan, Soekarno pun mengajak Megawati. Misalnya saat Soekarno ke AS mengunjungi sahabatnya Presiden John F Kennedy. Mega pun melihat ayahnya menemui para pemimpin dunia di Istana.

5. Mempersiapkan Jokowi dari wali kota sampai jadi presiden

Naluri politik Megawati tak melesat terhadap Joko Widodo (Jokowi). Pada 2005, Mega menugaskan Jokowi maju di Solo. Dua periode Jokowi berhasil menang. Pada 2012 tugas lain lagi diberikan oleh Mega.

Jokowi dari Solo dijagokan maju di Pemilihan Gubernur DKI. Jokowi menang. Mengalahkan calon petahana Fauzi Bowo. Belum genap 5 tahun, Jokowi kembali diminta Mega maju di Pilpres 2014. Hasilnya, Jokowi lagi-lagi menang.

Berulang kali Mega menegaskan dirinya berhak menunjuk kadernya untuk maju di palagan politik (Pilkada dan Pilpres). Bagi Mega, siapa pun kader PDIP, termasuk Jokowi adalah petugas partai.

megawati hadiri peluncuran buku seri historia

6. Queenmaker politik Indonesia

Tak bisa dipungkiri, Megawati kini menjadi Queenmaker politik Indonesia. Di PDI Perjuangan, seluruh keputusan penting harus melalui keputusan Megawati. Mega menjadi penentu untuk pemilihan ratusan kepala daerah di tingkat provinsi, kabupaten dan kota.

Mega juga yang akan menentukan siapa capres dan cawapres yang akan diusung PDI Perjuangan tahun 2019 mendatang.

7. Aktif mewakili Indonesia damaikan dua Korea

Megawati berkali-kali diundang oleh pemerintah Korea Selatan dan Korea Utara. Salah satunya adalah untuk memperjuangkan perdamaian antara dua negara yang kini terpisah.

Menurut Megawati, Demokrasi Pancasila membimbingnya untuk menebar damai, utamanya dalam meredam konflik antara dua negara, Korea Utara dan Selatan.

"Pilihan saya tidak akan pernah berubah. Saya memilih bersama rakyat Korea Selatan dan Korea Utara untuk terus mengejar kedamaian kedua negara. Saya selalu mengatakan, Anda adalah serumpun. Kita harus percaya, selalu ada jalan keluar jika kita memilih cara damai untuk menyelesaikan konflik dan perselisihan," tegas Megawati.

8. Sekolah partai untuk kaderisasi

Megawati terus mendorong adanya sekolah partai agar proses kaderisasi bisa berjalan. Dia merasa tidak sreg kalau harus mencomot dari luar saat ada pilkada.

Sekolah partai yang diikuti para calon kepala daerah dan wakil kepala daerah bertujuan mempersiapkan pemimpin ideologis serta mewujudkan tradisi politik membangun peradaban.

"Calon pemimpin harus dikader, makanya ada kaderisasi. Jangan bapak-bapak kaget ikut sekolah partai untuk bisa mengetahui isi perut PDIP, apa yang boleh dilakukan di sini dan tidak boleh. Saya katakan aturan partai begitu," tegas Mega.

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cerita Said Abdullah Tentang Pengalaman Berharga di 2004
Cerita Said Abdullah Tentang Pengalaman Berharga di 2004

Said Abdullah mengatakan momentum kekalahan PDIP di Pileg 2004 menjadi pelajaran berharga buat se

Baca Selengkapnya
Kiprah Politik Jokowi: Tak Pernah Kalah dalam 5 Kali Pemilu, Jadi King Maker pun Menang
Kiprah Politik Jokowi: Tak Pernah Kalah dalam 5 Kali Pemilu, Jadi King Maker pun Menang

Joko Widodo atau biasa disapa Jokowi mungkin satu-satunya orang yang tak pernah kalah dalam kontestasi Pemilu di era Reformasi.

Baca Selengkapnya
Mirip Kaesang, Politisi-Politisi ini Punya Karir Moncer di Partai dan Langsung Diberi Kursi Empuk
Mirip Kaesang, Politisi-Politisi ini Punya Karir Moncer di Partai dan Langsung Diberi Kursi Empuk

Baru dua hari mengantongi Kartu Tanda Anggota (KTA) ia langsung memimpin partai yang berisi para milenial tersebut.

Baca Selengkapnya
Ini Penampakan Surat Suara 20 Tahun Lalu, Ada 5 Paslon Capres dan Cawapres
Ini Penampakan Surat Suara 20 Tahun Lalu, Ada 5 Paslon Capres dan Cawapres

Pada Pemilu 2004, pertama kalinya rakyat memiliki hak suara langsung dalam menentukan siapa yang akan memimpin negeri ini.

Baca Selengkapnya
Potret Lawas Gaya Kampanye Dua Pensiunan Jenderal TNI Maju jadi Capres di Pemilu 2004
Potret Lawas Gaya Kampanye Dua Pensiunan Jenderal TNI Maju jadi Capres di Pemilu 2004

Pemilu Presiden tahun 2004 menjadi ajang pertarungan dua pensiunan Jenderal TNI. Potret keduanya saat berkampanye menjadi satu hal menarik untuk diulas.

Baca Selengkapnya
Sejarah Pemilu 2004: Pelaksanaan, Peserta, dan Hasil Pemilihan
Sejarah Pemilu 2004: Pelaksanaan, Peserta, dan Hasil Pemilihan

Pemilu 2004 menjadi pemilihan bersejarah karena untuk pertama kalinya rakyat dapat memilih langsung presiden dan wakil presiden mereka.

Baca Selengkapnya
Megawati Sedih Lihat TNI-Polri Dibawa Lagi ke Politik Praktis
Megawati Sedih Lihat TNI-Polri Dibawa Lagi ke Politik Praktis

Megawati Sedih Lihat TNI-Polri Dibawa Lagi ke Politik Praktis

Baca Selengkapnya
Kumpul Jenderal Bintang 4 TNI Senior dalam Satu Meja, Sosok Paling Muda Kini Paling Berpengaruh di RI
Kumpul Jenderal Bintang 4 TNI Senior dalam Satu Meja, Sosok Paling Muda Kini Paling Berpengaruh di RI

Berikut potret Jenderal Bintang 4 TNI senior berkumpul dalam satu meja.

Baca Selengkapnya
Sejarah Pemilu Indonesia dari Masa ke Masa Sejak Tahun 1955
Sejarah Pemilu Indonesia dari Masa ke Masa Sejak Tahun 1955

Mengetahui sejarah Pemilu di Indonesia dari masa ke masa sejak tahun 1955 sampai 2024.

Baca Selengkapnya
Dahulu: Jokowi Adalah Kita, Saat ini: Jokowi Siapa?
Dahulu: Jokowi Adalah Kita, Saat ini: Jokowi Siapa?

Bak seorang raja, Joko Widodo juga sudah mempersiapkan pangeran dan permaisuri untuk mengisi jabatan-jabatan berikutnya.

Baca Selengkapnya
Megawati Sentil Partai Politik Rebutan Jatah Menteri, Ini Ucapannya
Megawati Sentil Partai Politik Rebutan Jatah Menteri, Ini Ucapannya

Megawati Sentil Partai Politik Rebutan Jatah Menteri, Ini Ucapannya

Baca Selengkapnya