Kumpul Jenderal Bintang 4 TNI Senior dalam Satu Meja, Sosok Paling Muda Kini Paling Berpengaruh di RI

Lantas bagaimana potret Jenderal Bintang 4 TNI senior berkumpul dalam satu meja?

Melansir dari akun Instagram diaz.hendropriyono, Jumat (26/4), simak ulasan informasinya berikut ini.

Bagi sebagian orang mungkin sudah tidak asing dengan sosok Jenderal TNI A.M Hendropriyono. Ia merupakan mertua dari mantan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Sosoknya bukanlah orang sembarangan. Hendropriyono adalah seorang tokoh intelejen dan militer Indonesia. Ia merupakan Kepala Badan Intelijen Negara pertama.

Bahkan, Hendropriyono juga dijuluki dengan sebutan 'the master of intelligence' karena menjadi "Profesor di bidang ilmu Filsafat Intelijen" pertama di dunia.

Ia adalah lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) Magelang tahun 1967.

Pada tahun 1989, Hendropriyono menjadi lulusan terbaik bidang akademik di Sekolah Staf dan Komando ABRI (Sesko ABRI).

Keterampilannya di dunia militer pun tidak perlu diragukan. Ia tercatat pernah mengikuti Para-Komando, terjun tempur statik, terjun bebas militer (Military Free Fall) dan penembak mahir.

Bukan hanya di militer saj, sepak terjangnya di pemerintahan juga tak perlu diragukan lagi. Sejumlah posisi moncer pernah diduduki oleh Hendropriyono.

Berikut di antaranya:

Jenderal TNI senior yang kedua ialah Wiranto. Pria kelahiran tahun 1947 ini merupakan tokoh militer dan politikus senior Indonesia.

Wiranto sendiri adalah lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1968. Ia berhasil meniti karier sampai menduduki puncak jabatan sebagai Panglima ABRI dan merangkap Menhankam.

Kariernya di militer dan pemerintahan pun sudah tidak perlu diragukan lagi. Berikut rekam jejak Jenderal TNI Wiranto, di antaranya:

• Kepala Staf TNI Angkatan Darat (1997-1998)
• Panglima ABRI (1998-1999)
• Menteri Pertahanan dan Keamanan Indonesia (1988-1999)
• Menteri Negara Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (1999-2000)
• Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia (2016-2019)
• Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia (2019-sekarang)

Agum Gumelar salah satu Jenderal TNI yang hadir bersama tiga rekannya di acara tersebut. Agum merupakan tentara, politikus dan administrator sepak bola Indonesia.

Agum sendiri adalah lulusan Akademi Militer. Ia masuk dalam Akmil pada tahun 1969. Pada tahun 1973, Agum diangkat menjadi staf Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban. Sejak saat itu, perlahan karier Agum di dunia militer merangkak naik.

Berikut rekam jejaknya di militer, di antaranya:

• Wakil Asisten Intelijen Komando Pasukan Khusus (1987-1990)
• Asisten Intelijen Komando Daerah Militer Jayakarta (1991-1992)
• Komandan Komando Pasukan Khusus (1993-1994)
• Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (1998-1999)

• Menteri Perhubungan Kabinet Gotong Royong (2001–2004)
• Menteri Koordinator Politik, Sosial dan Keamanan Kabinet Persatuan Nasional (2001)
• Ketua Umum PSSI (1999–2003)
• Menteri Perhubungan dan Telekomunikasi Kabinet Persatuan Nasional (2000–2001)
• Menteri Perhubungan Kabinet Persatuan Nasional (1999–2000)

Sosok selanjutnya ialah Jenderal TNI (Hor) Prabowo Subianto. Prabowo jenderal paling muda di antara jenderal yang duduk bersamanya. Baik secara usia maupun lulusan di Akmil.

Dia kelahiran 17 Oktober 1951.
Prabowo Subianto merupakan perwira tinggi militer lulusan Akademi Militer Indonesia thun 1974. Pada tahun 1976, Prabowo bertugas di Pasukan Khusus TNI atau Kopassus. Ia juga saat itu ditugaskan sebagai Komandan Grup 1 Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha), yang merupakan salah satu anggota TNI Angkatan Darat.

Selama karier militernya, ia berjasa dalam sebuah operasi melawan Gerakan Papua Merdeka. Ia membebaskan 12 peneliti yang sedang melakukan ekspedisi, 5 di antaranya adalah warga negara Indonesia.

Selain karier politik dan militernya, Prabowo juga memiliki sebuah bisnis bersama saudaranya di Mangkajang, Kalimantan Timur. Ia kini tercatat memimpin 27 perusahaan di Indonesia dan luar negeri.

Perusahaan yang dipimpinnya meliputi Nusantara Energy (perusahaan minyak, gas alam dan batu bara), Tidar Kerinci Agung (minyak kelapa), dan Jaladri Nusantara (industri perikanan).

Prabowo juga mendirikan beberapa organisasi masyarakat seperti Asosiasi Petani Indonesia, Asosiasi Pedagang Pasar Tradisional Indonesia, Asosiasi Pencak Silat Indonesia.

Dalam pemilu tahun 2009, Prabowo tercatat sebagai calon presiden-wakil presiden terkaya yang memiliki nilai kekayaan hingga 1,5 trilyun rupiah dan 7.5 milyar dollar Amerika.

Prabowo Subianto terpilih sebagai kandidat calon presiden untuk putaran pemilu 2014, Dengan menggandeng Hatta Rajasa sebagai calon wakil presidennya. Pasangan dengan nomor urut satu ini menghadapi pasangan Jokowi-Jusuf Kalla pada tanggal 9 Juli 2014.