Ahok ungkap keinginan bertemu warga yang menolaknya saat kampanye
Merdeka.com - Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama sebenarnya ingin melakukan diskusi dengan warga yang melakukan penolakan seperti pendampingnya, Djarot Saiful Hidayat. Namun, terkadang situasi di lapangan sangat tidak memungkinkan untuk melakukan itu.
Seperti diketahui, Basuki atau akrab disapa Ahok ini rencananya akan melakukan blusukan ke kawasan Kedoya Utara, Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Namun, kondisi lalu lintas yang macet membuatnya mengurungkan niatnya, karena bisa saja massa yang akan diajak berdialog melakukan tindakan anarkis.
"Saya juga akan datengin kaya Pak Djarot. Kalau tadi enggak mungkin, kalau Pak Djarot kan dadakan turun ke jalan, dia datang kita lihat hitungannya itu tadi, kalau pada ribut, ketemu masyarakat biasa, berapa yang jadi korban, macet lagi kan," katanya di kediamannya, Kamis (10/11).
-
Kenapa Ahok ingin jadi pejabat? Pesan Sang Ayah Pengalaman sering diperas oknum pejabat membuatnya terobsesi ingin menjadi pejabat. Ditambah pesan dari sang ayah sebelum meninggal. Pesan ini juga mendorongnya untuk jadi pejabat yang jujur dan membawa perubahan positif.
-
Apa kata Habiburokhman tentang Ahok dukung Ganjar? 'Itu menurut saya too little too late, atau bahkan enggak ngaruh sama sekali,' ujar Habiburokhman di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Senin (5/2).
-
Siapa yang larang Jokowi ikut kampanye? Tidak ada penyebutan presiden dan wakil presiden atau menteri di dalamnya.
-
Bagaimana Ahok dukung Ganjar? Menjelang hari pencoblosan, sejumlah pejabat negara makin terang-terangan memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden. Baru-baru ini, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya. Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Kenapa Jokowi dibolehkan ikut kampanye? Undang-Undang Pemilu tidak melarang seorang presiden untuk ikut kampanye, apakah untuk pemilihan presiden atau pemilihan legislatif. Beleid yang sama juga tidak melarang kepala negara untuk berpihak atau mendukung salah satu pasangan calon presiden.
-
Bagaimana cara Pj Bupati Jombang membangun komunikasi dengan warga? 'Saya menyadari waktu dan tenaga pastinya ada batasnya untuk bisa menjangkau layanan bagi seluruh warga masyarakat Jombang. IG Saya terbuka untuk dikirimi pesan, saran, nasihat dan masukan terkait untuk kebaikan dan pembangunan Kabupaten Jombang. Bisa lah untuk Dumas Informal,' ungkap Pj Bupati yang alumnus S2 Psikologi UI ini.
Mantan Bupati Belitung Timur itu memperhitungkan kemungkinan terjadinya bentrokan yang akhirnya dapat menimbulkan trauma. Terlebih, kala itu banyak kendaraan roda empat yang tengah membawa anak-anak usai sekolah.
"Lu bayangin kan punya anak kecil, pulang sekolah, terjebak macet terus orang-orang lempar-lemparan batu, kaca mobil pecah, kamu gak bisa bergerak, gak bisa lari, polisi tembak gas air mata, angin masuk ke mobil, anak kamu diselametin pun kamu trauma," terangnya.
Walaupun saat aksi kemarin ada banyak aparat yang melakukan pengamanan, namun tidak mudah bagi mereka menyelamatkan warga yang terjebak. "Kita juga gak mungkin selametin anak dari mobil kalau lagi ribut begitu. Polisi pasti akan represif, karena dia pegang gas air mata," tutup Ahok.
Sebelumnya, Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat mendapat penolakan saat mengunjungi Kelurahan Kembangan Utara, Jakarta Barat. Aksi tersebut dilakukan oleh beberapa pemuda sembari membentangkan spanduk penolakan.
Petugas keamanan yang berjaga telah mengetahui akan adanya penolakan oleh warga atas kedatangan Djarot. Sehingga mereka mengimbau agar mantan Wali Kota Blitar itu kembali masuk ke dalam mobil, namun permintaan tersebut ditolak.
"Enggak-enggak jalan terus," kata Djarot di lokasi, Rabu (9/11).
Politisi PDI Perjuangan itu malah turun dari kendaraannya dan menuju kerumunan masa. Dengan tegas dia mencari tahu siapa yang memimpin aksi penolakan tersebut.
"Siapa komandannya? Siapa ketuamu?," tanya Djarot.
Namun para pemuda malah mengangkat spanduk dan menutupi wajah mereka, tak menjawab. Kemudian seorang pria dengan baju koko putih maju. Djarot menghampiri.
Djarot mempertanyakan alasan mereka menolaknya. Pria itu menjawab, alasannya karena warga tidak suka dengan pasangan Djarot, Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok.
Dia menegaskan, dirinya bebas untuk dapat mendatangi lokasi mana saja untuk berkampanye. Sebab bapak tiga orang putri tersebut telah dilindungi oleh Undang-Undang tentang Pemilihan Umum.
"Pak ini kami dilindungi undang-undang saya ke mana pun boleh, kalau bapak begitu bisa dilaporkan ke Bawaslu, kalau bapak enggak setuju tanggal 15 enggak usah dipilih," tegasnya.
Namun pria tersebut tak mau tahu. Mereka menolak bukan terkait Pilkada, melainkan soal dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok. Meski Djarot bukan yang dimaksud, tapi warga tetap menolak.
"Sama saja satu grup," ujar pria itu pada Djarot.
Jika terkait penistaan agama, Djarot mengungkapkan, kasus itu sudah diproses polisi. Djarot pun minta maaf dan berjalan kembali menuju mobilnya. Namun, para pemudi masih berteriak. Djarot pun kembali menghampiri dan mengimbau mereka untuk tidak melanjutkan aksi.
"Kalau saya enggak kepilih enggak apa-apa, saya minta tolong betul, Islam itu agama yang ramah, toleransi," tuturnya.
Sampai Djarot meninggalkan lokasi, para pengadang masih belum bubar. Mereka masih berteriak untuk mengusir Djarot. "Usir, usir, usir si Djarot," teriak mereka.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok juga tidak bisa ikut berkampanye karena posisinya sebagai Komisaris Utama PT Pertamina
Baca SelengkapnyaAhok mengaku belum menerima pesan WhatsApp dari Cagub Jakarta Ridwan Kamil.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan siap maju Pilkada
Baca SelengkapnyaAhok pernah menjabat sebagai Gubernur Jakarta pada 2014 silam
Baca SelengkapnyaAhok mengaku ditugaskan untuk membantu PDIP dalam pemenangan pilkada.
Baca SelengkapnyaKubu Prabowo Gibran saat ini tengah mempersiapkan diri untuk pencoblosan 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran membela Presiden Jokowi yang disebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bekerja.
Baca SelengkapnyaAhok mengaku terbuka untuk menerima siapa pun jika ingin bertemu
Baca SelengkapnyaPDIP masih belum mengambil keputusan perihal dukungan calon gubernur pada Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaSeorang nenek pendukung paslon 02 mengatakan bahwa Prabowo memiliki gagasan melanjutkan kinerja presiden sebelum-sebelumnya.
Baca SelengkapnyaAhok mengaku ingin ikut mengampanyekan Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaWalaupun keputusan akhirnya tetap akan berada di Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Baca Selengkapnya