Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Anggota DPD dari parpol dinilai bentuk keserakahan politik

Anggota DPD dari parpol dinilai bentuk keserakahan politik Diskusi Formappi. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Sejumlah kalangan menilai keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal pelarangan pengurus parpol menjadi anggota DPD sangat tepat. Masuknya pengurus parpol ke dalam keanggotaan DPD dinilai justru sebagai bentuk keserakahan politik partai.

Direktur Jenggala Center, Syamsuddin Radjab mengatakan, DPD seharusnya dikembalikan kepada fungsinya sebagai representasi suara daerah. DPR dan DPD merupakan keanggotaan MPR yang memiliki peran, fungsi, dan kewenangan yang berbeda.

Dia melanjutkan, dalam UUD, pemisahan kewenangan DPR dan DPD ini diterangkan secara jelas. Dengan masuknya pengurus parpol dalam keanggotaan DPD merupakan pencaplokan politik terhadap kelembagaan DPD.

"Kalau bahasa kasarnya itu aneksasi politik terhadap kelembagaan DPD. Jadi kalau masih menempatkan politisi di DPD, itu betul-betul keserakahan politik seseorang. Dan rata orang-orang yang pindah dari parpol ke DPD adalah orang yang mau menguasai lembaga itu," kata Syamsuddin saat diskusi di Kantor Formappi, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (27/7).

Syamsuddin menjelaskan, DPD sebagai representasi daerah akan mudah dirontokkan oleh DPR jika keanggotaannya masih dibenarkan berasal dari parpol. Keputusan MK akan langsung dirasakan parpol yang memiliki anggota di dalam DPD.

"Dampaknya bagi parpol sangat berdampak tapi untuk menegakkan ketatanegaraan butuh kesadaran menaati aturan apalagi putusan MK sederajat dengan UU," terangnya.

Salah satu parpol yang keberatan dengan putusan MK ini ialah Hanura. Hanura beralasan tahapan Pemilu telah berjalan dan tak bisa diberlakukan pada Pemilu 2019.

"Tujuan pemilu belum terselenggara. Kita baru akan mengadakan Pemilu nanti 2019. Nah yang ada sekarang tahapan penjadwalan pendaftaran baik DPR pusat dan kabupaten/kota. Ini belum masuk tahap penetapan calon. Maka memang harus ada kebijakan KPU memberi kesempatan terhadap pihak terdampak diberikan ruang dalam rangka pendaftaran memilih apakah DPR atau DPD," jelasnya.

"Ini pelajaran bagi Hanura karena sebagian besar pengurusnya DPD plus parpol. Ini menandakan di Hanura kesadaran bertata negara kurang. Karena berpotensi merugikan keuangan negara, melegalkan keserakahan politik," pungkas Syamsuddin.

Sebelumnya, MK menegaskan, anggota DPD tidak bisa diberikan oleh pengurus partai politik. Hal ini disampaikan oleh para Hakim MK, pada saat yang sama telah diterbitkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, Pasal 182 huruf l, khususnya frasa 'pekerjaan lain', yang diajukan oleh perseorangan Muhammad Hafidz.

"Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya," ucap Ketua Majelis Hakim, Anwar Usman dalam persidangan diJakarta , Senin (23/7).

Dalam pertimbangannya, majelis hakim menuturkan, dengan tidak adanya penjelasan terhadap frasa 'pekerjaan lain', dapat menimbulkan masalah dengan tugas, wewenang, dan hak sebagai anggota DPD sesuai dengan peraturan dalam Surat Bahasa.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ustaz Dasad Blak-blakan Ungkap Derajat Anggota DPR, Penjelasannya Simpel Tapi Dalam Menusuk
Ustaz Dasad Blak-blakan Ungkap Derajat Anggota DPR, Penjelasannya Simpel Tapi Dalam Menusuk

Penceramah kondang Dasad Latif sentil anggota DPR yang terkadang bersikap lebih hebat.

Baca Selengkapnya
Ketua DPP PKS: Sudah Saatnya Pilkada Langsung Dievaluasi!
Ketua DPP PKS: Sudah Saatnya Pilkada Langsung Dievaluasi!

PKS menilai dana besar negara untuk perhelatan beberapa Pilkada langsung bisa dialokasikan untuk berbagai program kesejahteraan rakyat.

Baca Selengkapnya
PDIP Kritik RUU Dewan Pertimbangan Agung: Berbahaya kalau Dipakai untuk Bagi-Bagi Jabatan
PDIP Kritik RUU Dewan Pertimbangan Agung: Berbahaya kalau Dipakai untuk Bagi-Bagi Jabatan

PDIP menilai sangat berbahaya jika Revisi Undang-Undang Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menjadi Dewan Pertimbangan Agung untuk mengakomodir kepentingan

Baca Selengkapnya
Menimbang Untung Rugi Wacana Pemilihan Kades Lewat Parpol
Menimbang Untung Rugi Wacana Pemilihan Kades Lewat Parpol

Salah satu alasan DPR mewacana hal tersebut karena melihat pertarungan dalam Pilkades lebih keras bahkan banyak korban jiwa.

Baca Selengkapnya
Megawati: DPR Opo Toh Yo, Saya Tegaskan Taat Sepenuhnya pada Putusan MK
Megawati: DPR Opo Toh Yo, Saya Tegaskan Taat Sepenuhnya pada Putusan MK

Mega bahkan sampai mempertanyakan ke Mahfud MD yang merupakan mantan ketua MK.

Baca Selengkapnya
Parpol Bisa Usung Cagub Meski Tak Dapat Kursi DPRD, PDIP Gembira: Kemenangan Melawan Pembajak Demokrasi
Parpol Bisa Usung Cagub Meski Tak Dapat Kursi DPRD, PDIP Gembira: Kemenangan Melawan Pembajak Demokrasi

Sebuah partai atau gabungan partai politik dapat mengajukan calon kepala daerah meski tidak punya kursi DPRD, tentunya dengan syarat tertentu.

Baca Selengkapnya
Jadi Profesi yang Diperebutkan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Anggota DPR
Jadi Profesi yang Diperebutkan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Anggota DPR

Anggota DPR dan DPD akan dipilih melalui Pemilihan Umum.

Baca Selengkapnya
MK Ubah Syarat Pilkada, PDIP Sebut Bentuk Kemenangan Lawan Strategi Kotak Kosong Oligarki
MK Ubah Syarat Pilkada, PDIP Sebut Bentuk Kemenangan Lawan Strategi Kotak Kosong Oligarki

Ketua DPP PDIP Deddy Sitorus menyatakan, keputusan itu bentuk kemenangan melawan oligarki.

Baca Selengkapnya
Megawati Jawab Kritik Ganjar Capres Petugas Partai, Singgung Posisi Jokowi
Megawati Jawab Kritik Ganjar Capres Petugas Partai, Singgung Posisi Jokowi

Megawati Jawab Kritik Ganjar Capres Petugas Partai, Singgung Posisi Jokowi

Baca Selengkapnya
Megawati Tegaskan Orang Luar Tak Bisa Langsung Jadi Ketum di PDIP, Kritik Kaesang?
Megawati Tegaskan Orang Luar Tak Bisa Langsung Jadi Ketum di PDIP, Kritik Kaesang?

Megawati menilai, saat ini politik hanya digunakan untuk penggalangan kekuatan untuk kekuasaan belaka.

Baca Selengkapnya