Anies Baswedan diingatkan menahan diri tak ikut Pilpres 2019
Merdeka.com - Partai oposisi mewacanakan bakal mengusung Anies Baswedan maju di Pilpres 2019. Namun, Anies diingatkan soal komitmen menjadi gubernur DKI Jakarta selama lima tahun.
Pengamat Politik dari UIN, Pangi Syarwi Chaniago meminta Anies menahan diri. Menurut dia, jangan sampai, mantan rektor Universitas Paramadina itu terpancing keinginan politik pragmatis dari pengusaha.
"Pak Anies itu harus menahan diri, jangan terpancing oleh keinginan kelompok-kelompok yang ingin menjadikan dia sebagai tameng atau boneka untuk kepentingan pengusaha, pebisnis, atau kepentingan yang lain. Anies harus sadar itu. Jangan sampai dia diperalat oleh pemburu rente kekuasaan," kata Pangi saat dihubungi, Selasa (10/7).
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Siapa yang dituduh menghalangi Anies di Pilgub? Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara karena dianggap mempengaruhi batalnya pencalonan Anies Baswedan dalam Pilgub 2024. Jokowi bicara dirinya yang sering dituding hingga menjegal.'Saya kan ditudang-tuding, kan banyak banget, tidak hanya itu saja, dituding menjegal, dituding menghambat, dituding,' ujar Jokowi di RS Persahabatan, Jakarta, Jumat (30/8).
-
Kapan Anies Baswedan menjadi Rektor? Pada 15 Mei 2007, Anies secara resmi dilantik menjadi Rektor Universitas Paramadina.
-
Bagaimana Anies meminta para pendukungnya bersikap? 'Saya berharap kepada semuanya untuk tertib, untuk menaati semua peraturan bagi semua yang ikut hadir dan kita akan dengarkan bersama,' kata Anies.
-
Siapa yang disebut bakal jadi cawapres Anies? Nama Yenny sebelumnya disebut sebagai bakal calon wakil presiden untuk mendampingi Anies Baswedan.
-
Kenapa Anies hadir di sidang perdana PHPU? 'Karena memang sebagai prinsipal di awal kami hadir menyampaikan pesan pembuka sesudah itu nanti disampaikan lengkap oleh tim hukum,' kata Anies, kepada wartawan, Rabu (27/3).
Hal lain yang mendasari Anies untuk tidak maju di Pilpres mendatang adalah preseden buruk bila jabatan gubernur DKI Jakarta hanya dijadikan batu loncatan. Seperti juga pernah dilakukan Presiden Jokowi empat tahun silam.
Pangi menyarankan, Anies untuk tidak mengulangi peristwa itu dan komitmen menyelesaikan masa jabatannya sebagai gubernur Ibu Kota. "Energi yang digunakan untuk memilih Anies itu cukup besar. Baik dari biaya pemilunya, pengorbanan masyarakat, terpecah-pecahnya masyarakat. Memilih beliau bukan hal yang sepele. Berat tanggung jawabnya," kata Pangi.
"Anies harus meninggalkan tradisi kutu loncat yang tidak menyelesaikan masa jabatan ini, karena tradisi ini tidak baik, tradisi yang tidak perlu diteruskan. Tradisi bahwa yang dilakukan Jokowi pun salah sebetulnya," kata dia.
Jika Anies ngotot maju mengikuti tradisi Jokowi, Pangi berpendapat, hal itu akan menjadi mimpi buruk bagi masyarakat DKI Jakarta ke depanya. Ada gubernur yang hanya 1,5 tahun, bahkan ada yang belum genap satu tahun sudah lompat meninggalkan jabatan.
"Sampai kapan pemimpin kita tidak amanah dengan janji-janji politik. Kalau Anies pernah berjanji bahwa tidak akan meninggalkan Jakarta, ketika janji itu masih ada sampai sekarang dan masyarakat masih pegang janji itu, ini jadi blunder, jadi bunuh diri kalau Anies memaksakan kehendak," ujarnya.
Menurut Pangi, Anies jangan sampai diperalat partai karena memiliki elektabilitas yang baik. Seperti terjadi saat Pilkada seretak beberapa waktu lalu, banyak partai yang memanfaatkan figur populer dan elektable untuk mengangkat suara partai.
"Ada yang memanfaatkan figur beliau yang lagi moncer sedang terang. Artinya secara individu saja itu sudah kuat, sudah bisa menyumbangkan insentif elektoral. Dia sudah punya ceruk segmen pemilih. Seperti contoh di Pilkada kemarin, kalau saja partai pengusung Ridwan Kamil mematikan mesin saja, itu Ridwan Kamil, masih menang kok. Karena yang dipilih orang, bukan partai tapi figur," jelasnya.
Pangi pun menyarankan partai untuk percaya diri dengan kader sendiri dan tidak hanya mendompleng figur lalu mengklaim kemenangan. "Partai berpikir ulang menjalankan tradisi politik meritokrasi yaitu menghargai dan menghormati dan sangat percaya diri dengan kader sendiri. Ketimbang hanya mengklaim," jelasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anies mengklaim pada tahun 2018 pernah ditawarkan menjadi calon wakil presiden oleh Prabowo. Tetapi Anies menolak karena komit menjadi gubernur.
Baca SelengkapnyaCapres Anies lantas mendapat pertanyaan dari mahasiswa mengenai janji untuk tidak maju capres
Baca SelengkapnyaAnies mengungkap rahasia lama pernah ditawari Prabowo Subianto menjadi cawapres untuk Pilpres 2019
Baca SelengkapnyaKetua Panitia Khalid Muhammad mengatakan Anies batal menjadi pembicara ini dikarenakan Rektorat UGM tidak memberikan izin kegiatan.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan dilarang menjadi pembicara dalam diskusi UGM
Baca SelengkapnyaAnies menanggapi momen kebersamaan Prabowo dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan sempat menerima 10 buku usai bertemu para pimpinan PDIP di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaKhalid merinci salah satu alasan kenapa Anies tidak boleh menjadi pembicara karena Rektorat UGM menilai sosok Anies tokoh sarat unsur politik.
Baca SelengkapnyaDinamika perjalanan Anies Baswedan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan mengaku, tak ada tawaran dari Presiden dan Wakil Presiden Terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto-Gibran
Baca SelengkapnyaPDIP tidak serta merta ingin mengusung Anies tanpa ada syarat.
Baca SelengkapnyaCapres Anies Baswedan meminta para pakar hukum tata negara memberi pandangan terkait pernyataan Presiden Jokowi
Baca Selengkapnya