Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Beda dengan partai, ini 5 kecaman Ahok pilkada lewat DPRD

Beda dengan partai, ini 5 kecaman Ahok pilkada lewat DPRD ahok di merdeka.com. ©2014 merdeka.com/muhammad lutfhi rahman

Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melawan arus. Saat partainya, Gerindra mendorong pemilihan kepala daerah (Pilkada) oleh DPRD, Ahok justru lebih setuju Pilkada dilakukan secara langsung.

Saat ini pembahasan RUU Pilkada di DPR memunculkan dua opsi. Pertama kepala daerah dipilih lewat pilkada langsung seperti yang berjalan selama ini, kedua dipilih melalui DPRD.

Opsi pertama dipilih oleh PDIP, PKB, Hanura yang pada Pilpres 2014 mendukung pasangan Jokowi-JK. Sedangkan opsi kedua dipilih oleh Golkar, Gerindra, PAN, PPP, PKS dan Demokrat yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih pendukung Prabowo-Hatta Rajasa.

Bagi yang pro kepala daerah dipilih DPRD cara itu dinilai lebih menghemat anggaran negara hingga Rp 41 triliun, dan meminimalisir politik uang. Namun bagi Ahok anggapan tersebut keliru.

"Lu aja bego mau nyogok rakyat. Jokowi-Ahok kagak nyogok tuh, bisa kepilih di Jakarta. Terbukti Pak Jokowi bisa jadi presiden kagak keluar duit," tegas Ahok.

Berikut sikap keras Ahok menolak pilkada dilakukan secara tidak langsung:

Ahok: Teriak pilkada langsung mahal karena sogok rakyat

Ahok menilai bukan proses pilkada yang menyebabkan banyaknya dana keluar. Melainkan adanya anggaran yang digunakan untuk membeli suara rakyat."Mereka (DPR) teriak lagi mesti balikin (Pilkada secara tidak langsung). Salahnya di mana? Alasannya biayanya mahal karena mesti nyogok rakyat," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (8/9).Menurutnya, jika seorang calon kepala daerah memiliki rekam jejak yang baik maka biaya yang akan dikeluarkan akan semakin sedikit. Karena selain mendapat dukungan rakyat, partai pengusung juga tidak akan segan untuk mengeluarkan dana selama kampanye. Dan Ahok sangat mengapresiasi, calon kepala daerah yang mengusung diri sendiri tanpa bantuan partai."Biaya lebih mahal karena bego mau nyogok. Kalau punya rekam jejak bagus enggak banyak keluar duit kok. Partai juga mesti bayar kalau mau nyalon. Kami enggak bayar. Kalau memang hebat calon independen dong, kan bisa," jelas Mantan Bupati Belitung Timur ini.

Ahok nilai kepala daerah dipilih DPRD enggak akan urus rakyat

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menilai, perbedaan pendapat ini muncul karena banyak orang yang mulai lupa dengan tujuan reformasi. Menurutnya, pemilihan kepala daerah oleh anggota dewan hanya mengembalikan kejayaan DPRD.Dia kembali mengingatkan, awal mula diterapkannya sistem Pilkada Langsung. Ahok menjelaskan, saat ini banyak kepala daerah yang tidak memikirkan rakyat. Kepala daerah yang dipilih DPRD hanya berkonsentrasi bagaimana caranya agar anggota dewan senang. Agar pertanggungjawabannya dapat diterima dan menjaga posisinya tetap aman."Yang namanya bupati, wali kota dan gubernur itu enggak pernah ngurusin rakyat. Dia cuma mikirin ngurusin DPRD. Karena kan yang milih dia balik ke DPRD. Jadinya DPRD jadi raja. Karena itu rakyat memberontak, lagi pula kita enggak merasa diwakilin DPRD kok," jelasnya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (8/9).

Ahok sebut kepala daerah cuma mikirin DPRD maen golf

Mantan Bupati Belitung Timur ini tak yakin kepala daerah yang dipilih DPRD bisa bekerja untuk rakyat. Yang ada, kata Ahok, kepala daerah berputar otak agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dapat menyenangkan anggota dewan."Kalau itu dilakukan berarti kepala daerah nanti enggak ngurusin rakyat. Tiap hari pikirannya gimana duit APBD bisa service DPRD main golf, restoran, macam-macam. Rakyat mau ngomel enggak mau pusing. Yang menentukan kepala daerah terpilih lagi atau tidak kan sekelompok DPRD saja," ungkap Ahok.Dia menilai orang mengusulkan Pilkada oleh DPRD adalah orang-orang tidak berjiwa rakyat.

Ahok: Kepala daerah paling benar dipilih rakyat

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengingatkan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak mudah mengganti sistem Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara langsung, menjadi tidak langsung. Sebab pemilihan secara tidak langsung riskan dengan adanya kolusi.Menurut Ahok, tugas anggota dewan hanya mengawasi jalannya pemerintahan yang dipimpin oleh eksekutif, bukan untuk memilih atau memberhentikannya. Pertanggungjawabannya langsung kepada rakyat, walaupun harus melalui legislatif."Bukan rawan korupsi, kongkalikong 'bermain', sapi perah. Dia enggak pernah ngurusin rakyat cuma ngurusin DPRD. Tiap tahun kan ada pertanggungjawaban ke DPRD bukan ke rakyat. Jadi dipilih rakyat paling benar. DPRD yang mengawasi. DPRD juga dipilih oleh rakyat," ungkapnya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (8/9).

Ahok ingin calon kepala daerah buktikan terbalik hartanya

Mantan bupati Belitung Timur ini menilai subtansi RUU Pilkada tidak semudah itu diubah. Sebab ada ratifikasi setelah konferensi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai pemberantasan korupsi. Sehingga jika seseorang tidak dapat membuktikan kekayaannya, maka mustahil menjadi pejabat daerah."Tolong yang ngusulkan itu (RUU Pilkada) jangan munafik saya bilang. Kita sudah ada ratifikasi konferensi PBB melawan korupsi. Di situ harus dicantumkan siapa yang tidak. Bisa membuktikan harta darimana disita dan gak boleh jadi pejabat," tegasnya."Jadi mau ubah ini (UU Pilkada) tuh tanggung. Substansi persoalan bangsa ini itu karena semua orang korupsi. Harus ubah dong persyaratan mau jadi pejabat, harus buktikan terbalik hartanya. Nyogok rakyat repot, gua itung-itung lebih hemat nyogok anggota dewan doang. Itu mah bukan negarawan. Pengecut. Pikiran pengecut," tambah Ahok.

(mdk/did)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
TKN Prabowo Bela Jokowi Disebut Tak Bisa Kerja: Siapa Sih yang Mau Dengar Ahok Sekarang?
TKN Prabowo Bela Jokowi Disebut Tak Bisa Kerja: Siapa Sih yang Mau Dengar Ahok Sekarang?

TKN Prabowo-Gibran membela Presiden Jokowi yang disebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bekerja.

Baca Selengkapnya
Kisah Jokowi dan Ahok yang Kini Pisah Jalan
Kisah Jokowi dan Ahok yang Kini Pisah Jalan

Alasan Ahok mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Utama PT Pertamina agar fokus kampanye mendukung Ganjar-Mahfud dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
PDIP Tepis Isu Ahok jadi Kuda Putih: Justru Mengejutkan Pak Jokowi
PDIP Tepis Isu Ahok jadi Kuda Putih: Justru Mengejutkan Pak Jokowi

Ahok mengundurkan diri sebagai Komut PT Pertamina (Persero)

Baca Selengkapnya
VIDEO: Nada Tinggi Jokowi Dituding PKS Cawe-Cawe Sodorkan Kaesang di Pilkada Jakarta
VIDEO: Nada Tinggi Jokowi Dituding PKS Cawe-Cawe Sodorkan Kaesang di Pilkada Jakarta

Presiden Jokowi tegas membantah tudingan cawe-cawe menyodorkan putra bungsungnya untuk Pilkada Jakarta

Baca Selengkapnya
TPN Ganjar-Mahfud Bela Ahok soal Jokowi-Gibran Tak Bisa Kerja: Itu Namanya Demokrasi
TPN Ganjar-Mahfud Bela Ahok soal Jokowi-Gibran Tak Bisa Kerja: Itu Namanya Demokrasi

Menurut Arsjad semua orang bebas dalam menyuarakan untuk mendukung siapa saja dengan cara yang berbeda-beda, termasuk Ahok.

Baca Selengkapnya
Ahok Tolak Wacana Kepala Daerah Dipilih DPRD Seperti Zaman Orde Baru: Rakyat Cuma jadi Penonton!
Ahok Tolak Wacana Kepala Daerah Dipilih DPRD Seperti Zaman Orde Baru: Rakyat Cuma jadi Penonton!

Ahok dengan tegas menolak wacana kepala daerah dipilih Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Baca Selengkapnya
Ahok Sebut Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja, TKN: Biar Masyarakat yang Menilai
Ahok Sebut Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja, TKN: Biar Masyarakat yang Menilai

Kubu Prabowo Gibran saat ini tengah mempersiapkan diri untuk pencoblosan 14 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
PDIP Ungkap Sebutan Pak Lurah Panggilan Sayang Untuk Jokowi
PDIP Ungkap Sebutan Pak Lurah Panggilan Sayang Untuk Jokowi

PDIP menilai, pernyataan Jokowi jelas urusan pemilu merupakan kewenangan ketua umum.

Baca Selengkapnya
Ahok: Saya Mau Ikut Kampanye Ganjar, tapi Dilarang Undang-Undang
Ahok: Saya Mau Ikut Kampanye Ganjar, tapi Dilarang Undang-Undang

Ahok mengaku ingin ikut mengampanyekan Ganjar-Mahfud.

Baca Selengkapnya
Ahok Dukung Ganjar, TKN Prabowo-Gibran: Too Little Too Late, Enggak Ngaruh Sama Sekali
Ahok Dukung Ganjar, TKN Prabowo-Gibran: Too Little Too Late, Enggak Ngaruh Sama Sekali

Habiburokhman yakin rakyat lebih memihak Jokowi dibanding Ahok.

Baca Selengkapnya
Jokowi soal Kabar Minta PKB Dukung Prabowo-Erick: Itu Urusan Partai, Bukan Presiden
Jokowi soal Kabar Minta PKB Dukung Prabowo-Erick: Itu Urusan Partai, Bukan Presiden

Jokowi menegaskan, presiden tidak mengurusi soal pencalonan presiden atau wakil presiden.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Ahok Blak-blakan Isu 'Kuda Putihnya' Jokowi & Peluang Koalisi ke Anies-Cak Imin
VIDEO: Ahok Blak-blakan Isu 'Kuda Putihnya' Jokowi & Peluang Koalisi ke Anies-Cak Imin

Ahok juga menepis isu menjadi 'Kuda Putih' Jokowi dalam Pemilu 2024

Baca Selengkapnya