Dedi Mulyadi sebut #2019GantiPresiden membuat anti-Jokowi pilih Asyik
Merdeka.com - Calon Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut empat Dedi Mulyadi membeberkan beberapa faktor yang menyebabkan merosotnya perolehan suara bersama pasangannya Deddy Mizwar di Pilgub Jawa Barat. Aksi hastag #2019GantiPresiden, kata Dedi, salah satu yang menyebabkan kekalahan tersebut.
"Saya sudah sampaikan bahwa #2019GantiPresiden itu sangat mempengaruhi terhadap perolehan suara di pemilihan Gubernur Jawa Barat," kata Dedi Mulyadi di DPP Partai Golkar, Jalan Angrek Nelly, Jakarta Barat, Senin (2/7).
Apalagi kata Dedi dengan adanya aksi paslon Sudrajat - Ahmad Syaikhu (Asyik) yang menggunakan dan memamerkan baju #2019GantiPresiden saat debat publik kedua Pilgub Jabar di Balairung Universitas Indonesia Depok, Senin (14/5) lalu. Aksi tersebut kata Dedi berpengaruh pada perolehan suara bersama Dedi Mizwar.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi mencalonkan diri? Sebagai calon, Dedi mengaku akan meminta restu persetujuan dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk bertarung pada Pilkada Jabar.
-
Siapa yang mendukung Dedi Mulyadi? 'Kita tadi sudah berdiskusi banyak. Intinya bahwa kita mendukung Pak Dedi Mulyadi untuk menjadi calon gubernur di Jawa Barat,' kata Singgih dalam keterangannya.
-
Kenapa Dedi Mulyadi harus di Jawa Barat? 'Pak Airlangga berpesan ke saya, jangan terlalu jauh kalau main dari luar rumah, jangan melewati Jawa Barat, harus berada di wilayah Jawa Barat. Kemudian nanti cari pasangan di Golkar yang sesuai dengan kriteria sebagai calon istri (wakil) yang baik,' kata dia.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa yang akan dilakukan Dedi Mulyadi? Dedi menyampaikan berterima kasih kepada jajaran pengurus Partai Golkar, terutama Ketum Airlangga Hartarto. 'Saya mengucapkan terima kasih ya buat Mas Singgih dan jajaran pengurus DPP Partai Golkar, khususnya buat Ketua Umum DPP Partai Golkar Pak Airlangga Hartarto bahwa utusannya sudah datang ke Jawa Barat untuk ajak ngomong serius masalah tunangan di Provinsi Jawa Barat,' kata dia.
-
Apa yang terjadi pada pemilu di Demak? Banyak TPS yang terendam banjir hingga proses pencoblosan harus ditunda.
"Itu sangat mempengaruhi. Itu membuat gelombang yang menolak Presiden Pak Jokowi 2019 atau #2019GantiPresiden jadi bersatu. Berkumpul pada salah satu paslon. Yaitu paslon nomor tiga," kata Dedi.
Dedi menganggap elektabilitas Sudrajat - Ahmad Syaikhu tidak memiliki popularitas yang cukup tinggi. Tetapi setelah itu kata dia mengalami perubahan yang signifikan.
"Bayangkan, mohon maaf ya paslon yang sebelumnya tidak dianggap punya elektabiliti yang baik, tidak punya popularitas yang cukup tinggi dalam waktu cepat mengalami perubahan. Ini yang pertama kali di Indonesia. Itu tidak main-main," papar Dedi.
Padahal seminggu jelang pemilihan timnya sudah menebal kemenangan. Tetapi pihaknya tidak menduga adanya gerakan-gerakan masif seperti door to door yang diklaim digunakan pasangan Sudrajat - Ahmad Syaikhu.
"Kita tidak menduga ada gerakan sangat luar biasa. dan gerakan itu masif pada isu. Tetapi pada aspek darat. Gerakan door to doornya itu berjalan," papar Dedi.
Dengan gerakan tersebut Dedi pun tidak berniat untuk melaporkan ke Bawaslu dan KPU. Dia pun sudah menerima siapa yang akan jadi pemimpin di Jawa Barat.
"Enggaklah, sudahlah kira politik ini akhiri saja. Kita terima pemimpin ini kita dukung," pungkas Dedi.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Survei Indikator Politik mencatat elektabilitas pasangan calon Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan paling tinggi di antara paslon lain dengan perolehan 71,5 persen.
Baca SelengkapnyaSektabilitas Dedi-Erwan berada di angka 74.6 persen, Syaikhu-Ilham 12,0 persen, Acep-Gita KDI 6,5 persen dan Jeje-Ronal 5,3 persen.
Baca SelengkapnyaSurvei Poltracking Indonesia dilaksanakan pada tanggal 8-14 September 2024 dengan wawancara tatap muka langsung terhadap 1200 responden.
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA membeberkan sejumlah faktor kemenangan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur, Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan di Pilkada Jabar.
Baca SelengkapnyaPrabowo banyak mendapat imbas positif dari efek Jokowi.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Dedi Mulyadi mengalami peningkatan sebagai figur yang dikabarkan maju dalam Pilgub Jabar.
Baca SelengkapnyaSampai hari ini, sudah 27 kabupaten/kota merampungkan penghitungan suara.
Baca SelengkapnyaMenurut LSI, belakangan ini Prabowo sangat dekat dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca SelengkapnyaPoltracking Indonesia merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas pasangan calon (paslon) di Pilkada Jabar.
Baca SelengkapnyaDedi Mulyadi ingin segera bekerja dan melaksanakan janji politik yang disampaikan dalam visi misi.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaDia mengatakan survei sejumlah lembaga ini berbeda dengan temuan tim di internalnya.
Baca Selengkapnya