Demokrat kembali tercoreng korupsi
Merdeka.com - Partai Demokrat kembali diterpa isu tak sedap. Tak lain dan tidak bukan, kader Partai Demokrat terbelit kasus korupsi.
Dia adalah anggota Komisi III DPR I Putu Sudiartana. Putu Sudiartana ditangkap saat hendak bertransaksi. Sayang sampai kemarin, KPK belum menjelaskan dengan detail, kasus apa yang menjerat politisi asal Bali tersebut.
KPK hanya menyatakan bahwa Putu terbelit kasus suap di Dinas PU Sumatera Barat. Putu ditetapkan tersangka dan barang bukti disita berupa bukti transfer Rp 500 juta dan uang cash 40.000 dolar Singapura.
-
Siapa yang ditangkap KPK? Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan Bupati Labuhanbatu Erick Adtrada Ritonga setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap proyek pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara.
-
Siapa yang ditangkap KPK tahun 2022? Awalnya Terbit dihukum 9 tahun penjara dan Iskandar divonis 7 tahun. Kasus ini berawal saat Terbit ditetapkan tersangka usai terjaring operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada 18 Januari 2022 dan menyita barang bukti berupa uang tunai Rp786 juta.
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
-
Siapa pendiri Partai Demokrat? Gagasan pendirian Partai Demokrat pertama kali muncul dari SBY.
-
Siapa yang diperiksa oleh KPK? Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy Hiariej rampung menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Senin (4/12).
Kasus korupsi yang menjerat partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini memang bukan kali ini saja. Sebelum Sudiartana, sudah banyak kader utama berlambang bintang Mercy ini berbaju rompi oranye keluar dari KPK.
Sebut saja, mantan Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat Andi Mallarangeng, mantan Bendum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, mantan Wakil Sekjen Demokrat Angelina Sondakh, mantan Ketua DPP Demokrat Sutan Bhatoegana, mantan anggota Majelis Tinggi Demokrat Jero Wacik hingga eks sang Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum.
Keseluruh petinggi Partai Demokrat itu terjerat kasus korupsi sejak tahun 2012 hingga SBY lengser dari kursi Presiden RI keenam. Mereka dicokok KPK karena berbagai kasus. Misalnya, proyek Wisma Atlet, proyek di Kemendikbud, proyek Hambalang, proyek di Kementerian ESDM dan di Komisi VI DPR.
Kasus korupsi ini bikin Demokrat porak poranda. Bahkan dalam Pemilu 2014, perolehan kursi di DPR RI merosot tajam. Dari Pemilu 2009 yang punya 148 kursi, hingga menciut sampai 60 orang saja di parlemen.
Dari kasus tersebut, Demokrat kemudian mengambil sejumlah langkah. Salah satunya, seluruh kader wajib menandatangani pakta integritas mundur jika terjerat kasus hukum.
Sejak kursi kepemimpinan Demokrat diambil alih SBY, kader partai biru tersebut terbilang adem ayem, setelah gonjang ganjing pergantian ketua umum yang terjerat korupsi. Termasuk pasca Kongres Demokrat di Surabaya yang menetapkan SBY jadi ketua umum, tak satupun kader inti Demokrat terjerat kasus.
Hingga pada akhirnya, politik tanah air kembali dikejutkan dengan penangkapan KPK terhadap I Putu Sudiartana. Kasus ini membuat SBY resah, bahkan mantan Menko Polhukam era Megawati Soekarnoputri itu langsung mengumpulkan petinggi partai di kediamannya di Cikeas, Bogor.
Hasilnya, Demokrat memecat Putu dari seluruh keanggotaan partai. Meskipun Demokrat belum tahu persis kasus yang menjerat Putu.
Demokrat juga menyayangkan sikap KPK yang tak detail menjelaskan. Demokrat tak melihat ada operasi tangkap tangan dari kronologi yang dibeberkan pimpinan KPK malam kemarin.
"Penjelasan dari KPK yang kami dengarkan tadi, kemudian kami tidak melihat penjelasan yang mengindikasikan OTT. Sebab, yang sejauh ini, tapi kami bekerja sama. Itu sama sekali tidak ada keterangan yang menggambarkan terjadinya OTT," kata Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin di kawasan Menteng,Jakarta, Rabu (29/6).
Dia berharap, lembaga antirasuah tersebut mau memberikan penjelasan lebih rinci proses penangkapan kadernya. Sebab, OTT yang dilakukan tidak jelas.
"Dari penjelasan KPK sendiri, sampai detik ini, apa yang dimaksudkan OTT tersebut. Masih tetap pertanyaan, kami harapkan dapatkan jawaban dari KPK," tegasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Artikel ditulis reporter magang kampus merdeka program Kemendikbud: Nayla Shabrina.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais dan mantan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli beserta simpatisannya menggeruduk KPK.
Baca SelengkapnyaPadahal bukan kader, bukti bahwa Partai Demokrat memang sangat berpengaruh di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMasyarakat menginginkan KPK menjadi lembaga hukum pemberantasan korupsi yang independen dan profesional.
Baca SelengkapnyaPenyidik KPK menggeledah rumah dinas Abdul Halim Iskandar di kawasan Jakarta Selatan pada Jumat lalu.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan syukuran HUT ke-22 Partai Demokrat sengaja digelar secara sederhana.
Baca SelengkapnyaAHY menceritakan kilas balik partainya yang mengalami gonjang-ganjing dalam lima tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaKPK menggeledah rumah dinas Mendes Abdul Halim Iskandar.
Baca SelengkapnyaAHY mengungkapkan PK yang dilakukan KSP Moeldoko membuat kader khawatir apabila partai yang dibangun selama ini dirampas begitu saja oleh para pembegal partai.
Baca SelengkapnyaKPK membidik kasus korupsi yang menyeret anggota komisi XI DPR RI dan anggota BPK.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono memaafkan pihak melalukan tindakan jahat pada dirinya dan Partai Demokrat.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung pribahasa musang berbulu domba.
Baca Selengkapnya