Demokrat Usul Hak Interpelasi untuk Tanya Pemerintah Soal Peretasan Akun BEM UI
Merdeka.com - Politikus Senior Partai Demokrat Rachland Nashidik mengusulkan anggota DPR mengajukan hak interpelasi kepada pemerintah. Terkait sejumlah peretasan terhadap para pengkritik pemerintah. Terakhir, media sosial sejumlah pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) diretas diduga karena menyampaikan kritikan terhadap Presiden Joko Widodo.
Rachland menuturkan, DPR perlu menanyakan kepada pemerintah apakah peretasan tersebut dilakukan oleh lembaga negara.
"Anggota DPR mungkin bisa memanfaatkan hak interpelasi untuk menanyakan masalah ini pada pemerintah. Apakah peretasan itu dilakukan oleh lembaga negara? Apakah ada alat-alat yang dibeli dengan pajak rakyat digunakan untuk praktik represif demikian?" ujar Rachland dalam keterangannya, Senin (28/6).
-
Apa yang diminta hacker dari pemerintah? Atas serangan itu pelaku meminta tebusan senilai USD8 juta atau Rp131 miliar (kurs Rp16.360) ke pemerintah.
-
Siapa yang minta PPATK buka nama anggota DPR? Mengomentari hal ini, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni meminta agar PPATK tidak segan merilis nama-nama anggota dewan yang kedapatan mengakses judol.
-
Siapa yang DPR minta tindak tegas? Polisi diminta menindak tegas orang tua yang kedapatan mengizinkan anak di bawah umur membawa kendaraan.
-
Kenapa akun YouTube DPR RI dihack? Peretasan akun YouTube tersebut membuat geger.
-
Bagaimana DPR meminta polisi usut kasus? Sahroni meminta polisi menjawab pertanyaan publik dengan hasil penyelidikan yang objektif.
-
Apa yang DPR minta KPK usut? 'Komisi III mendukung penuh KPK untuk segera membongkar indikasi ini. Karena kalau sampai benar, berarti selama ini ada pihak yang secara sengaja merintangi dan menghambat agenda pemberantasan korupsi.'
Rachland bilang, memang belum tentu pemerintah pelaku di balik peretasan tersebut. Namun, terkesan sistematik dan mustahil tanpa alat.
"Maka suatu pertanggungjawaban demokratik perlu dikejar oleh DPR pada pemerintah. Sebab sedikit sulit untuk menganggap bahwa warga negara biasa memiliki alat untuk meretas," tuturnya.
Rachland mengungkap, peretasan terhadap pengkritik pemerintah bukan hanya menimpa BEM UI. Sebelumnya, mahasiswa UGM hingga wartawan TEMPO juga terkena.
Ia menduga ada upaya kuasa untuk mendisiplinkan warga dalam kepatuhan politik.
"Bila itu benar, maka kita berhadapan dengan masalah yang sangat serius, yakni upaya represi terhadap kebebasan berpendapat dan menyatakannya, yang dilakukan dengan cara menjajah hak atas privasi warga negara. Keduanya adalah hak konstitusional kita. Dus ini adalah pelanggaran dobel," jelas Rachland.
Korbannya, kata Rachland, bisa juga menimpa partai koalisi pemerintah dan para anggota DPR. Apalagi jika sudah mendekati tahun 2023, saat melebarnya jarak politik antara partai politik dengan pemerintah karena agenda Pilpres.
"Menurut saya, ini tidak boleh dianggap enteng. Kejadian ini bisa dialami siapa saja, termasuk pada parpol koalisi pemerintah plus anggota DPR. Apalagi selambatnya tahun 2023 nanti, pasti akan terjadi hal yang alami, yakni melebarnya jarak politik antara parpol dengan pemerintah, karena agenda lima tahunan pemilihan presiden," ujarnya.
"Penting bagi tiap parpol untuk menggunakan fraksinya di DPR untuk menyoal masalah ini. Jangan sampai mereka ikut jadi korban hanya karena memiliki pilihan politik yang berbeda," pungkas Rachland.
Sebelumnya, pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) mengalami peretasan akun media sosial. Setelah belum lama viral kritikan BEM UI terhadap Presiden Joko Widodo yang dijuluki sebagai 'The King of Lip Service'.
Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra mengatakan, peretasan terjadi pada tanggal 28 dan 29 Juni 2021.
"Telah terjadi peretasan akun media sosial kepada beberapa pengurus BEM UI 2021," kata Leon dalam keterangannya, Senin (28/6).
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hak Angket DPR RI adalah wewenang yang dimiliki oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaKubu Anies dan Ganjar akan menggulirkan hak angket di DPR dugaan kecurangan Pemilu
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo mendorong PDIP dan PPP menggulirkan hak angket di DPR atas dugaan kecurangan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaTim yang diterjunkan Bareskrim sedang bekerja memulihkan akun YouTube DPR RI.
Baca SelengkapnyaSeharusnya, seluruh aparat intelijen menjaga netralitasnya pada Pemilu 2024. Tindakan ini akan melukai demokrasi.
Baca SelengkapnyaKPK akan melakukan verifikasi terhadap setiap laporan yang masuk.
Baca SelengkapnyaHal ini disampaikan Benny dalam rapat bersama dengan Menteri Hukum (Menkum) Supratman Andi Agtas di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (18/11).
Baca SelengkapnyaAus meminta agar praduga itu harus direspons dengan cepat oleh DPR.
Baca SelengkapnyaMenteri Hukum Supratman Andi Agtas bakal melaporkan ke Presiden Prabowo Subianto soal RUU Perampasan Aset.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo mendorong PDIP dan PPP menggulirkan hak angket di DPR.
Baca SelengkapnyaWacana hak angket tentang dugaan adanya kecurangan Pemilu 2024 terus bergulir.
Baca SelengkapnyaPDIP menyampaikan rencana pengajuan hak angket dalam rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Jakarta.
Baca Selengkapnya