Gus Ipul: Soekarwo gubernur terbaik, Jokowi cuma hebat di berita
Merdeka.com - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul, menyindir Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi). Ipul menyebut Jokowi sebagai gubernur yang hanya hebat di sisi pemberitaan, beda dengan Soekarwo yang telah menunjukkan kesuksesannya.
Sindiran ini dilontarkan Gus Ipul saat menggelar acara silaturahim KarSa (Soekarwo-Saifullah Yusuf) dengan Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah jelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2013, di Jalan Kerto Menanggal IV Surabaya, Jawa Timur, Rabu (17/7).
"Pakde Karwo (sapaan Soekarwo) ini gubernur terbaik di Indonesia. Kalau Pak Jokowi itu hanya terbaik di sisi pemberitaan media saja, tapi belum terukur kinerjanya karena masih baru," sindir Gus Ipul ke Jokowi di hadapan anggota dan pengurus PW Muhammadiyah Jawa Timur.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Apa kritik Djarot untuk Jokowi? Menurut Djarot, meski tidak melanggar prosedur, tindakan Jokowi melanggar etika moral.
-
Siapa yang disebut Jokowi sebagai sosok yang keliru? “Karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas. Akan tetapi, ternyata Thanos keliru.“
Kehebatan Jokowi, menurut Gus Ipul, tak luput dari kehebatan media massa dalam sisi pemberitaan. "Itu luar biasa pemberitaan pers. Pak Jokowi bisa hebat saat diberitakan di media massa. Yang tidak bekerja bisa terlihat bekerja, sementara yang bekerja tidak terlihat kerjanya," ungkap mantan Ketua GP Ansor tersebut.
Tak hanya menyindir Jokowi, Gus Ipul yang juga mantan Menteri Pengentasan Daerah Tertinggal di era Gus Dur (KH Abdurahman Wahid) ini, juga menyindir pasangan lain yang pernah bertandang ke Kantor PW Muhammadiyah Jawa Timur sabulan lalu.
Memang, dari tiga pasangan calon, yaitu pasangan nomor urut satu KarSa, nomor urut dua Eggi Sudjana-M Sihat dan nomor urut tiga Bambang Dwi Hartono-Said Abdullah (BDH-Said), calon gubernur Bambang DH yang lebih dulu datang ke Muhammadiyah untuk mencari dukungan.
"Kehadiran kita di sini (Kantor Muhammadiyah) diterima. Ini sudah tanda-tanda (dapat dukungan), ini satu isyarat. Memang ada kandidat lain yang sudah datang ke sini dulu, tapi sambutannya tak selengkap ini. Wartawan sudah tahu yang saya maksud. Jadi ini cuma abang-abang lambe saja," tandas Gus Ipul sembari tersenyum dan tak menyebut nama kandidat yang dia maksud.
Sekadar tahu: Jokowi-Ahok dan pasangan BDH-Said, merupakan pasangan yang sama-sama diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Partai berlambang kepala banteng moncong putih ini, identik dengan warna merah. Dalam bahasa jawa, warna merah adalah abang. Sedang yang dimaksud Gus Ipul sebagai abang-abang lambe artinya lips service. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Politikus PDIP Wayan menilai sosok Jokowi sudah mulai berubah.
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok menyebut, jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa kerja.
Baca SelengkapnyaMenurut Arsjad semua orang bebas dalam menyuarakan untuk mendukung siapa saja dengan cara yang berbeda-beda, termasuk Ahok.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran membela Presiden Jokowi yang disebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bekerja.
Baca SelengkapnyaCawapres nomor urut 02 itu justru menyerahkan ihwal penilaian tersebut kepada warga.
Baca SelengkapnyaMeski tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi cukup tinggi, ada lima kondisi masyarakat di era Jokowi yang menjadi perhatian.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, tidak ada orang di Indonesia yang pernah mengalami seperti dirinya.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman yakin rakyat lebih memihak Jokowi dibanding Ahok.
Baca SelengkapnyaGibran menganggap kritikan dari Ahok merupakan hal yang biasa.
Baca SelengkapnyaDalam editorialnya, The Economist menyorot soal pencalonan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman membandingkan pemerintahan saat orde baru dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaTingginya approval rating tersebut pun membuat rebutan capres.
Baca Selengkapnya