Ketika Basuki tak emosi Teman Ahok dicaci
Merdeka.com - Tudingan bertubi-tubi dilayangkan ke Teman Ahok. Belum juga tuntas soal aliran Rp 30 miliar, kini Teman Ahok dituduh berbuat curang saat mengumpulkan 1 juta KTP untuk Basuki T Purnama maju independen.
Basuki alias Ahok sempat mencak-mencak ditanya soal aliran duit tersebut, bahkan emosinya tak terkendali sampai mengusir wartawan. Pertama kali isu panas itu dilempar politikus PDIP Junimart Girsang tentang dana jumbo dari pengembang reklamasi ke rekening Teman Ahok.
Tetapi reaksi yang ditimbulkan Ahok kali ini berbeda. Setelah mantan relawan Teman Ahok melempar tudingan, Ahok yang kemarin pagi menghadiri Launching LRT Jakarta, Veledrome Rawamangun dan Equestrian, memilih tak berkomentar.
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Siapa yang dianggap seperti anak sendiri oleh Ibu Ahok? Tuai Sorotan Momen tersebut Mendapat Sorotan Netizen: Pujian untuk Hubungan Akrab Puput dan Ibu Mertua yang Telah Menganggapnya Seperti Anak Sendiri.
-
Dimana Ahok menghabiskan masa kecil? Masa kecil Ahok sendiri dihabiskan di Desa Gantung, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur.
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Kenapa keluarga Ahok memilih warna merah untuk batik? Pilihan ini tak hanya sebagai bentuk keterkaitan dengan budaya Indonesia melalui batik, namun juga menonjolkan nuansa khas Natal yang ceria.
-
Bagaimana Ahok memulai karier politik? Ahok pun memutuskan untuk masuk ke politik. Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
Baru sore usai Rapat Paripurna Istimewa DKI dalam rangka HUT Ke-489 Kota Jakarta, Ahok mau buka suara. Sambil berjalan dia hanya memberi tanggapan sedikit karena sudah ada agenda lagi di Masjid Fatahillah.
Jika benar ada bayaran untuk kegiatan pengumpulan KTP, Ahok meminta Teman Ahok membuka laporan keuangan baik pemasukan atau pengeluaran. Intonasi suaranya sama sekali tidak meledak-ledak.
"Silakan saja tanya sama mereka (teman Ahok), kan bisa diaudit kok," kata Ahok di Gedung DPRD DKI, Jl Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (22/6).
Terkait dukungan KTP yang dinilai penuh kebohongan dan perlu diverifikasi secara ketat, Ahok menyebut KTP warga tidak akan dihitung Teman Ahok.
"Itu kan kirim SMS, terima SMS, kalau kamu merasa enggak pernah kirim, kan sekarang lewat notifikasi toh, dan mereka harus jawab," tegas mantan Bupati Belitung Timur ini.
Malam harinya, Ahok kembali hadir dalam acara Resepsi HUT ke-489 Kota Jakarta. Hadir perwakilan dari 52 Duta Besar negara tetangga. Seusai acara, Ahok lagi-lagi kalem menjawab pertanyaan jurnalis.
Ahok mengaku tidak percaya dengan tudingan relawan Teman Ahok menerima aliran dana. "Saya rasa anak-anak itu enggak mungkin (dapat aliran dana) Rp 30 miliar," katanya.
Sambil berkelakar, dia menyebut apabila teman Ahok mendapat suntikan dana sebesar Rp 30 miliar, wajah mereka pasti sudah berubah warna. "Kalau Rp 30 miliar mukanya anak-anak berubah hijau kuning," ujarnya seraya bercanda.
Diakui mantan anggota DPR itu, relawannya memang mendapat bantuan dari sejumlah kolega Ahok. Sebut saja, Pendiri Cyrus Network Hasan Nasbi yang meminjamkan tempat sebagai kantor teman Ahok. Bahkan, rekanan Ahok lain yang menyumbang alat-alat pendukung seperti printer.
"Saya tahu beberapa teman saya bantu kaos. Ada teman saya yang numpangin, pinjamkan komputer. Teman Ahok fair nyumbang 10 ribu baju kaos. Printer semua enggak bayar, dipinjamkan," tegas dia.
Mantan politisi Gerindra ini tidak menampik bahwa di dalam struktur teman Ahok ada orang-orang yang direkrut sebagai pegawai, namun sebagian besar berstatus sebagai relawan.
"Kalau pegawai ada mungkin, tapi beberapa volunteer," pungkas Ahok.
Sebelumnya, sejumlah orang yang mengaku mantan relawan membongkar borok di internal Teman Ahok. Mulai dari proses pengumpulan KTP dukungan untuk calon petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sampai tidak transparannya laporan keuangan Teman Ahok.
Mereka menyebut sistem kerja Teman Ahok tak ubahnya sebuah perusahaan, bukan perkumpulan relawan. Teman Ahok menerapkan sistem kontrak bagi relawan untuk melakukan kegiatan pengumpulan KTP. Selain kontrak, para relawan yang direkrut juga akan dipaksa mengejar target dengan bayaran tertentu.
Dari pengakuan mantan relawan, setiap penanggung jawab (PJ) kelurahan harus memenuhi target 140 KTP per minggu bila ingin mendapat bonus Rp 500.000. Calon petahana Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) seolah tak mau ambil pusing dengan tudingan-tudingan yang diarahkan ke barisan relawannya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Erick yang sedang serius mengikuti upacara hanya bisa tersenyum sambil mengusap beskapnya usai dijahili Basuki.
Baca SelengkapnyaAhok menegaskan ada upaya adu domba dengan memotong ucapanya
Baca SelengkapnyaBasuki sontak bersiul membuat penonton hingga Presiden Jokowi tertawa.
Baca SelengkapnyaKeusilan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono atau Pak Bas kembali terjadi. Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi korbannya.
Baca SelengkapnyaJokowi langsung menggoda Menteri PUPR Basuki Hadimuljono alias Pak Bas
Baca SelengkapnyaPak Bas langsung menimpali, bahwa yang meminta tambahan anggaran adalah Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaAhok juga menepis isu menjadi 'Kuda Putih' Jokowi dalam Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaGibran menganggap kritikan dari Ahok merupakan hal yang biasa.
Baca SelengkapnyaSaat Wika Salim unjuk gigi di atas panggung, sosok Menteri PUPR Basuki Hadimuljono malah menyita perhatian penonton.
Baca SelengkapnyaErick mengaku kaget, Menteri Basuki yang berdiri di sebelahnya tiba-tiba memegang bajunya.
Baca SelengkapnyaNamun baginya, keadilan dan kebenaran lah yang membuatnya tetap pada pendiriannya tersebut.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran membela Presiden Jokowi yang disebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bekerja.
Baca Selengkapnya