Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ketua Komisi VIII DPR Sebut Rakyat Butuh Beras, Bukan Tas 'Bantuan Presiden'

Ketua Komisi VIII DPR Sebut Rakyat Butuh Beras, Bukan Tas 'Bantuan Presiden' yandri susanto. ©2017 Merdeka.com/fraksipan.com

Merdeka.com - Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto menyayangkan penyaluran bantuan sosial (Bansos) terhambat gara-gara pembungkus berlabel 'Bantuan Presiden'. Dia mengatakan, masyarakat lebih mementingkan sembako dari bansos tersebut bukan pembungkusnya.

"Jadi keterlambatan itu ya kita sayangkan kalau alasannya tas bertuliskan bantuan presiden. Kan bukan tasnya yang mau dimakan kan, berasnya, sama bahan-bahan pokoknya," katanya kepada wartawan, Kamis (30/4).

Dia mengungkapkan, bansos disalurkan tidak hanya sekali. Karena itu, tidak perlu terjadi keterlambatan hanya karena produksi pembungkus yang telat.

"Yang penting tepat waktu, sehingga masyarakat tidak berkeliaran dan tidak banyak yang pulang kampung dan tidak banyak masalah dan mengeluh," ujar Waketum PAN itu.

Yandri juga heran mengapa harus tas berbeda dengan label 'bantuan presiden' untuk penyaluran bansos.

"Saya juga enggak tahu juga kenapa kemasannya harus ada tulisan bantuan presiden," terangnya.

Selain itu, Yandri mendesak Kemensos memperbaiki data penerima bantuan sosial dari tingkat paling bawah. Caranya, dengan menerima masukan dari pejabat terkait.

"Kita minta ke depan mohon itu menjadi perhatian serius. Karena jangan sampai salah sasaran, tapi kita sudah dengar dari pak Mensos beliau menyerahkan kepada bupati dan walikota utk mengatur siapa nama-nama yang berhak mendapatkan bantuan sosial saya kira itu udah bagus," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, penyaluran bantuan berlabel presiden tersebut sempat terhambat. Karena rupanya, tas berlabel ‘bantuan presiden’ diproduksi dari bahan impor.

Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara paket sembako untuk warga terdampak virus Corona (Covid-19) sempat tersendat. Sembako sudah tersedia, namun tas pembungkus belum tersedia.

Dia mengungkapkan, pembungkus itu belum tersedia karena produsen tas tersebut mengalami kesulitan impor bahan baku. Sehingga, menyebabkan distribusi bansos terkendala meski paket sembako sudah tersedia.

"Awalnya iya (sempat tersendat) karena ternyata pemasok-pemasok sebelumnya kesulitan bahan baku yang harus import," katanya kepada wartawan, Rabu (29/4).

Tas untuk mengemas paket sembako itu berwarna merah putih dan bertuliskan 'Bantuan Presiden RI Bersama Lawan Covid-19'. Di tas itu juga terdapat logo Presiden Republik Indonesia dan Kementerian Sosial serta cara-cara agar terhindar dari virus corona.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Ungkap Penyebab Beras Langka dan Harga Melejit
Jokowi Ungkap Penyebab Beras Langka dan Harga Melejit

Beras saat ini langka dan harganya sangat melejit.

Baca Selengkapnya
Usai Pencoblosan, Bulog Kembali Salurkan Bansos Beras 10 Kg di Bogor
Usai Pencoblosan, Bulog Kembali Salurkan Bansos Beras 10 Kg di Bogor

Penghentian penyaluran bansos beras dilakukan untuk menghindari politisasi terhadap program pemerintah.

Baca Selengkapnya
Jawaban Presiden Jokowi soal Tudingan Politisasi Bansos
Jawaban Presiden Jokowi soal Tudingan Politisasi Bansos

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjawab tudingan bantuan sosial (bansos) dipolitisasi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Jokowi Setop Sementara Bagi-Bagi Bansos, Ini Alasannya
Pemerintah Jokowi Setop Sementara Bagi-Bagi Bansos, Ini Alasannya

Penghentian sementara penyaluran bansos ini untuk menghormati tahapan pemilu dan mendukung kelancaran pesta demokrasi tersebut.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tegaskan Kelangkaan Beras Tak Ada Hubungan dengan Bantuan Pangan
Jokowi Tegaskan Kelangkaan Beras Tak Ada Hubungan dengan Bantuan Pangan

Dia mengatakan, bantuan pangan yang diberikan pemerintah ke masyarakat mampu menahan harga beras agar tidak naik.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Mendag Blak-blakan Bagi-Bagi Beras Bansos Saat Pemilu: Kalau Ada Untung itu ...
VIDEO: Mendag Blak-blakan Bagi-Bagi Beras Bansos Saat Pemilu: Kalau Ada Untung itu ...

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan mengungkapkan, permasalahan beras bansos yang menjadi polemik selama pemilu beberapa waktu lalu.

Baca Selengkapnya
Dipanggil Komisi VI DPR soal Politisasi Bansos, Mendag Zulkifli Hasan: Saya Senang!
Dipanggil Komisi VI DPR soal Politisasi Bansos, Mendag Zulkifli Hasan: Saya Senang!

DPR akan memanggil Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan buntut pernyataannya terkait bantuan sosial (bansos) berasal dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi: Tak Ada Negara Lain Beri Bantuan Pangan Beras Seperti Indonesia
Presiden Jokowi: Tak Ada Negara Lain Beri Bantuan Pangan Beras Seperti Indonesia

Pemerintah menyiapkan bantuan pangan beras hingga Juni 2024, masing-masing 10 Kg per keluarga, per bulan.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos
Pemerintah Berencana Setop Sementara Penyaluran Bansos

Pemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.

Baca Selengkapnya
TPN Ganjar-Mahfud Bantah Usulkan Bansos Ditunda: Bantuan Sosial Itu dari Uang Rakyat!
TPN Ganjar-Mahfud Bantah Usulkan Bansos Ditunda: Bantuan Sosial Itu dari Uang Rakyat!

TPN Ganjar-Mahfud membantah untuk mengusulkan agar penyaluran bantuan sosial (bansos) ditunda.

Baca Selengkapnya