NasDem senang bakal ada koalisi besar buat lawan Ahok
Merdeka.com - Tiga partai yakni Hanura, NasDem dan Golkar menyatakan siap mengawal bakal calon incumbent Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menuju DKI 1. Partai-partai di luar pendukung Ahok pun mencari strategi dan calon lain untuk menantang Ahok.
Tampaknya, koalisi besar partai non-Ahok akan segera terbentuk. Sinyal kuat dibentuknya koalisi mulai digaungkan. Sebut saja, PDIP DKI dan PKB DKI mengaku telah sepakat untuk membentuk koalisi besar di Pilkada DKI mendatang.
PAN dan PPP dalam beberapa kesempatan juga sudah memastikan tidak akan bergabung dengan partai-partai yang telah mengusung Ahok. Ada pula Gerindra yang rajin melakukan safari politiknya ke beberapa partai. Bahkan, Gerindra menyebut koalisi dengan PDIP akan dimatangkan pekan depan.
-
Bagaimana Golkar menanggapi Anies di Pilgub DKI? 'Mau turun pangkat lagi dari capres menjadi cagub lagi gitu. Jadi saya kira tentu ini harus dipikirkan,' tegas dia.
-
Siapa saja yang harus terlibat dalam menjaga kerukunan di pemilu? Cara ini perlu dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Masing-masing harus saling mendukung untuk menciptakan demokrasi yang sesuai dengan asas luber jurdil.
-
Bagaimana Ahok dukung Ganjar? Menjelang hari pencoblosan, sejumlah pejabat negara makin terang-terangan memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden. Baru-baru ini, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya. Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
-
Kenapa Golkar pertanyakan Anies maju di Pilgub DKI? 'Tapi tentu kan kita tahu bahwa majunya seseorangan menjadi kepala daerah itu kan harus mendapatkan dukungan dari partai politik, pertanyaannya adalah tentu dari partai mana gitu ya,' kata Ace, saat diwawancarai di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/5).
-
Bagaimana cara menjaga kerukunan di pemilu dengan dialog? Mengadakan dialog antara partai politik, calon, dan pemangku kepentingan lainnya dapat membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan pemahaman bersama. Dialog semacam ini dapat membuka ruang bagi berbagai pihak untuk menyelesaikan perbedaan pendapat secara damai.
Politisi NasDem Taufiqulhadi mengatakan pihaknya tidak menyiapkan strategi khusus untuk menghadapi wacana koalisi besar itu. Justru dia menyambut baik bila ada partai-partai bersatu mencari calon penantang Ahok.
"Tidak ada (strategi), itu kan sesuatu yang biasa. Yang justru yg kita khawatirkan adalah tidak ada pasangan calon lain selain pasangan yang muncul selain Pak Ahok, hanya ada pasangan tunggal," kata Taufiq kepada merdeka.com, Rabu (3/8).
"Tapi kalau sekarang ini ada banyak pasangan muncul ya saya justru menyambut gembira, tidak ada masalah apa pun," sambungnya.
Hadirnya penantang Ahok di Pilgub, menurutnya, akan menjaga iklim demokrasi berjalan baik. Kesiapan yang akan dilakukan parpol pendukung adalah mensosialisasikan buah kerja apik Ahok selama memimpin Jakarta. Atau dengan kata lain, adalah adu program, visi dan konsep andalan kandidat cagub.
"Strateginya kan tidak aneh-aneh, yang paling penting adalah kita memperkenalkan apa yang telah dilakukan oleh Pak Ahok sekarang. Tentu masyarakat akan menilai sendiri apakah benar atau tidak hal tersebut, adu program," jelas dia.
Taufiq menjabarkan beberapa kinerja Ahok yang dianggapnya berhasil. Semisal, relokasi dan revitalisasi kawasan prostitusi Kalijodo, Jakarta Utara. Selama diurus Suami Veronica Tan itu, kawasan yang terkenal dengan bisnis lendir itu menjadi lebih rapih dan bebas dari penyakit masyarakat.
"Misal begini, saya beritahukan salah satu adalah bagaimana Pak Ahok memindahkan apa yang disebut dengan daerah yang susah sekali diatur yang disebut Kalijodo. Nah sekarang ini daerah tersebut menjadi bersih dan wilayah tersebut kemudian menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) kemudian tidak ada lagi tempat maksiat seperti itu," tuturnya.
Pencapaian lain era Ahok, lanjutnya, adalah kembalinya sejumlah aset daerah yang terlepas dari tangan Pemprov DKI. Sekaligus memberantas mafia dan oknum-oknum PNS nakal yang menjual aset-aset DKI ke pihak lain.
"Dan kedua Pak Ahok ini adalah tanah-tanah yang dulu menjadi dilepas secara liar, sekarang dikejar kembali menjadi aset negara. Yang dulu dijual sesuka hati oleh lurah-lurah tertentu tanpa surat enggak jelas. Nah sekarang dikejar kembali oleh Pak Ahok," tambah Taufiq.
Atas pencapaian itu, Taufiq mengaku partai pendukung tak bergeming dengan calon-calon yang akan dimunculkan. NasDem, akan menyerahkan penilaian dan sikap dukungan kepada masyarakat.
"Menurut saya ya kita tunjukkan hal tersebut ke masyarakat. Nanti masyarakat lah yang menilai," tutup Anggota Komisi III DPR RI ini. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
NasDem tidak menutup apabila ada partai lain yang ingin gabung ke koalisi untuk Pilkada DKI.
Baca SelengkapnyaAnies menyebut, keterbukaan komunikasi dengan partai-partai sudah ada.
Baca SelengkapnyaNasDem melihat apa yang dikerjakan Anies di Jakarta menjadi pemicu untuk bisa melakukan perubahan.
Baca SelengkapnyaNasDem akan prioritaskan koalisi dengan partai koalisi perubahan, PKS dan PKB.
Baca SelengkapnyaWilly Aditya mengatakan, selain Anies ada pula dari internal parpolnya yakni Ahmad Sahroni
Baca SelengkapnyaMenurut Demokrat, besarnya koalisi tidak menjamin kemenangan.
Baca SelengkapnyaDukungan ini masih menjadi usulan internal setelh merangkum masukan dari dewan pimpinan cabang, daerah, hingga DPRD.
Baca SelengkapnyaPaloh mengatakan, saat ini Anies Baswedan masih dominan di berbagai survei elektabilitas calon Gubernur Jakarta.
Baca SelengkapnyaNasDem menilai sosoklah yang harus lebih menonjol dibanding partai di Pilkada.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh mengungkap salah satu alasan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Baca SelengkapnyaKetua DPP Partai NasDem Effendy Choirie alias Gus Choi berharap partainya tetap kuat untuk mendukung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.
Baca Selengkapnya