PDIP sebut suara DPD pecah biang kekalahan di pemilihan MPR
Merdeka.com - Pemilihan pimpinan MPR telah selesai dilakukan lewat mekanisme voting. Koalisi Merah Putih berhasil unggul dari Koalisi Indonesia Hebat.
Ketua DPP PDIP Trimedya Panjaitan mengaku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mendapatkan kursi pimpinan MPR, termasuk dengan memasukkan PPP. Namun sayang, hal itu tidak cukup, dan menilai DPD tidak satu suara mendukung paket yang diajukan.
"Upaya maksimal sudah dilakukan dengan menggandeng PPP, itu yang bisa kami lakukan, tapi koalisi Prabowo bisa unggul," ujar Trimedya di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (8/10).
-
Siapa yang terpilih sebagai anggota DPR? Pendiri Dewa 19, Ahmad Dhani, bersama mantan vokalisnya, Once Mekel, telah resmi dilantik sebagai anggota DPR RI terpilih untuk periode 2024-2029.
-
Siapa yang meraih suara terbanyak di PSU DPD Sumbar? Dalam hasil rekapitulasi tersebut Cerint Iralloza Tasya meraih suara tertinggi.
-
Apa itu DPT Pemilu? DPT Pemilu adalah singkatan dari Daftar Pemilih Tetap.
-
Dimana kursi DPR dibagi di setiap daerah? Pada pasal 187 ayat 3 UU Nomor 17 tahun 2017, yaitu sebanyak 575 kursi dengan minimal 3 dan maksimal 19 kursi di setiap daerahnya.
-
Siapa yang terpilih jadi anggota DPRD? Fadel Islami merintis karir politiknya sejak tahun 2021.
-
Bagaimana Partai Demokrat meraih suara? Partai Demokrat yang lahir sebelum Pemilu 2004 merupakan partai yang mampu menarik suara dengan mengandalkan popularitas seorang tokoh, yakni Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurut dia, calon ketua MPR yang mereka usung Oesman Sapta Odang (Oso) sudah menjanjikan dapat 100 suara DPD, akan tetapi nyatanya tidak. Dia melihat hanya sekitar 65 anggota DPD yang mendukung paket A.
"Pak Oso bilang 100 suara, tapi prediksi kita paling sekitar 65. Mungkin dia sudah maksimal tapi ternyata DPD tetap begitu, ini sebuah pertandingan," terang dia.
Trimedya mengatakan, suara DPD pecah dan tidak satu suara karena banyak anggota senator yang berasal dari partai politik. Mereka, kata dia, lebih memilih bekas partainya ketimbang pilih Oesman Sapta sebagai perwakilan DPD menjadi ketua MPR.
"Iya tapi dia kan menginginkan sebagai ketua DPD inginnya sebagai ketua tapi mungkin ada DPD asal dari partai politik pengusung paket B mereka tidak perlu ketua MPR dari DPD yang penting paket diusung partai sebelumnya," pungkasnya.
Seperti diketahui, dalam pemilihan ketua MPR dilakukan secara voting dengan dua pilihan, Paket A dengan calon pimpinan Oesman Sapta Odang dan Paket B dengan calon Zulkifli Hasan. Setelah melalui seluruh tahapan didapatlah hasil perhitungan, Paket A dengan 330 suara dan Paket B dengan 347 suara, serta ada juga satu suara abstain.
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jumlah parpol di DPR berkurang satu dari hasil pemilu sebelumnya
Baca SelengkapnyaHal itu diprediksi dari rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaSejumlah politikus PDIP berpotensi gagal menjadi anggota DPR pada Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaNama-nama Caleg Terancam Gagal Dapat Kursi DPR Meski Dapat Ratusan Ribu
Baca SelengkapnyaKPU mengumumkan hasil rekapitulasi perolehan suara partai politik Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaPerebutan kursi antara calon anggota DPR petahana dan wajah baru tersaji di beberapa daerah.
Baca SelengkapnyaKomarudin menjelaskan, pemberhentian dua kader PDIP itu karena adanya sengketa di internal partai.
Baca SelengkapnyaData dihimpun dari situs pemilu2024.kpu.go.id, berikut ini 15 dapil
Baca SelengkapnyaSuara Golkar mendekati PDIP sebagai pemenang sementara
Baca SelengkapnyaSaat disinggung soal kabar akan ada Revisi Undang-Undang MPR, DPR, DPRD dan DPD (MD3), Puan mengaku belum mendengar.
Baca SelengkapnyaArtinya, Ketua DPR terpilih akan berasal dari partai pemenang Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.
Baca SelengkapnyaPacul mengatakan tumbangnya Trimedya dan Lodewijk lantaran terjadi kegiatan tansaksional selama pileg
Baca Selengkapnya