Politikus Hanura sebut Ahok disukai bukan karena Mega, tapi kerjanya
Merdeka.com - Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) menilai sosok petinggi partai tidak mempengaruhi pilihan masyarakat terhadap 3 pasangan calon di Pilgub DKI Jakarta 2017. Ketiga petinggi itu, antara lain Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam keterpilihan pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot).
Kemudian, Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam mendongkrak suara pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Terakhir, figur Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dalam keterpilihan Agus Harimurti-Sylviana Murni.
Ketua DPP Partai Hanura Miryam S Haryani mengatakan figur petinggi parpol di belakang Ahok memang tidak cukup kuat mendongkrak elektabilitasnya. Sehingga, Ahok-Djarot lah yang harus membuktikan kualitasnya untuk mencuri hati warga DKI.
-
Siapa yang bilang Ahok dukung Ganjar gak ngaruh? 'Itu menurut saya too little too late, atau bahkan enggak ngaruh sama sekali,' ujar Habiburokhman di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Senin (5/2).
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Apa kata Habiburokhman tentang Ahok dukung Ganjar? 'Itu menurut saya too little too late, atau bahkan enggak ngaruh sama sekali,' ujar Habiburokhman di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Senin (5/2).
-
Bagaimana Ahok dukung Ganjar? Menjelang hari pencoblosan, sejumlah pejabat negara makin terang-terangan memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden. Baru-baru ini, Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mundur dari jabatannya. Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Kenapa Ahok dukung Ganjar? Pemicu utamanya karena Ahok ingin mengkampanyekan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
-
Kenapa Ahok ingin jadi pejabat? Pesan Sang Ayah Pengalaman sering diperas oknum pejabat membuatnya terobsesi ingin menjadi pejabat. Ditambah pesan dari sang ayah sebelum meninggal. Pesan ini juga mendorongnya untuk jadi pejabat yang jujur dan membawa perubahan positif.
"Saya menyadari bahwa sejatinya figur pengusung setiap kandidat di Pilkada DKI belum mampu memberikan dorongan yang sangat kuat terhadap naiknya elektabilitas calon, sehingga sudah wajib bagi setiap ketiga calon untuk menunjukkan bukti dan kualitas diri," kata Miryam kepada merdeka.com, Senin (31/10).
Jubir tim pemenangan Ahok-Djarot ini menyebut pihaknya tidak mempertaruhkan elektabilitas Ahok pada seorang figur saja. Ketergantungan atas figur parpol justru membuat Ahok-Djarot terlihat lemah.
"Hal tersebut hanya menunjukkan bahwa sebenarnya kandidat itu tidak bisa apa-apa tanpa ada dukungan orang kuat di belakangnya. Kondisi ini akan membuat si kandidat akan bergantung terhadap keberadaan sosok di balik itu semua," jelasnya.
Menurutnya, selama ini Ahok dicintai warga bukan karena soal siapa sosok di belakangnya, melainkan karena hasil kerja kerasnya dalam menata Jakarta.
"Sejauh ini saya lihat hampir setiap orang tahu bahwa Ahok disukai bukan karena ada figur yang ada di baliknya, justru Ahok kuat karena hasil kerja keras dia selama ini membangun Jakarta," tegas dia.
Para petinggi parpol, lanjut dia, bukan bertugas untuk membantu Ahok-Djarot menaikkan keterpilihannya. Tetapi, tugas yang jauh lebih besar untuk memberikan arahan bagaimana pemimpin harus bersikap dalam membangun daerahnya.
"SBY, Prabowo dan Ibu Mega adalah para ketua umum partai pengusung dari masing-masing kandidat yang fungsi utama bukan untuk sekedar menaikkan elektabilitas, namun jauh lebih besar dari itu, misalnya memberikan arahan bagaimana memimpin yang baik dan bekerja dengan sepenuh hati untuk kemajuan bangsa," imbuhnya.
Ditambahkannya, jika para kandidat kepala daerah bergantung pada sosok petinggi parpol akan berakibat pada rusaknya iklim demokrasi di Indonesia.
"Apabila sosok ketua umum partai diharapkan sebagai pendongkrak utama elektabilitas seorang calon maka akan rusak demokrasi ini karena tidak akan pemimpin yang terpilih karena kualitas dirinya tapi cuma karena kualitas orang yang ada di belakangnya," pungkas Miryam.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Habiburokhman yakin rakyat lebih memihak Jokowi dibanding Ahok.
Baca SelengkapnyaAhok di mata Said Abdullah adalah sosok pemimpin yang bekerja dengan sangat baik selama memimpin Jakarta.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran membela Presiden Jokowi yang disebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bekerja.
Baca SelengkapnyaYunarto juga mengomentari munculnya nama Pramono Anung, sosok yang dekat dengan Jokowi
Baca SelengkapnyaMenurut Arsjad semua orang bebas dalam menyuarakan untuk mendukung siapa saja dengan cara yang berbeda-beda, termasuk Ahok.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil-Suswono yang diusung koalisi gemuk, kemudian Pramono Anung dan Rano Karno calon dari PDIP.
Baca SelengkapnyaDeni menyebut, endorsement Ahok pada Pram-Rano tidak membuat pemilih Anies pergi dari pasangan ini.
Baca SelengkapnyaKubu Prabowo Gibran saat ini tengah mempersiapkan diri untuk pencoblosan 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaAhok menanggapi pertanyaan adanya kemungkinan koalisi antara paslon 03 dengan paslon 01 jika ada putaran kedua
Baca SelengkapnyaNamun baginya, keadilan dan kebenaran lah yang membuatnya tetap pada pendiriannya tersebut.
Baca SelengkapnyaGanjar menegaskan, Ahok adalah temannya yang sudah lama dikenal secara baik.
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok menyebut, jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa kerja.
Baca Selengkapnya