Politisi PDIP: Jokowi tak bermaksud lempar kesalahan pada SBY
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengkritik harga BBM dimasa pemerintahan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kritikan itu langsung direspon oleh SBY melalui akun Twitternya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hendrawan Supratikno menganggap respon SBY adalah hal yang wajar. Namun dia menjelaskan, sebenarnya Jokowi hanya melakukan komparasi saja.
"Mungkin muncul perbedaan penafsiran. Kami yakin bukan maksud Pak Jokowi untuk melempar kesalahan ke masa lalu (blaming of the past). Ini hanya komparasi kebijakan saja," katanya pada merdeka.com, Kamis (17/5).
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Kenapa Joe Biden dikritik? Biden juga diserang beberapa anggota Partai Demokrat karena mendanai Israel dan mengabaikan genosida penjajah Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
-
Apa yang dibicarakan Jokowi dengan PKB? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024.
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
Walaupun Mantan Gubernur DKI Jakarta itu melakukan komparasi, Hendrawan menegaskan, hal itu bukanlah untuk membuat kesan menyudutkan. Tetapi hanya bermaksud dijadikan bahan pembelajaran mengenai perekonomian kini dan juga dari masa lalu.
"Kalaupun komparasi dilakukan, maksudnya bukan untuk menyudutkan melainkan untuk menarik pelajaran (lessons learn) dari apa yang sudah atau pernah terjadi. Kita belajar satu sama lain," ungkapnya.
Anggota Komisi XI ini berharap, kritikan Jokowi tidak menggangu hubungan baik PDIP dan Demokrat jelang Pilpres 2019. Dia pun meminta Demokrat untuk tidak mengambil keputusan berdasarkan aspek emosional nantinya.
"Kami harapkan koalisi didasarkan pada pertimbangan yang rasional, bukan atas dasar yang sifatnya emosional. Kami percaya hal-hal kecil demikian tidak akan memgganggu komunikasi dan kesepahaman yang sudah dibangun," ucapnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
saat mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Wakil Presiden pada pemerintahan 2004 hingga 2009, JK cenderung berselisih paham dengan SBY.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran menilai penyesuaian subsidi energi bisa menjadi alternatif sebagai sumber pendanaan makan siang gratis.
Baca SelengkapnyaIsu yang beredar, mulai dari pembatalan kenaikan UKT yang tinggi, hingga masalah yang menyeret Kejaksaan Agung dan Polri
Baca SelengkapnyaSalah satu sumber di lingkaran Demokrat membenarkan pertemuan Jokowi dan SBY.
Baca SelengkapnyaJokowi menambahakan pemerintah belum berpikir untuk membatasi BBM subsidi dalam waktu dekat
Baca SelengkapnyaHasto Kristiyanto pun mencontohkan soal data impor beras karena terbukti tahun ini harus impor 6 juta.
Baca SelengkapnyaJokowi menilai bahwa keputusan pemerintah terhadap harga BBM menyangkut hajat hidup orang banyak.
Baca SelengkapnyaSBY tiba di Istana Kepresidenan Jakarta pukul 10.53 WIB dengan disambut Menteri Sekretaris Negara
Baca SelengkapnyaDalam arahannya, Megawati dua kali menyebut nama Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaTPN Ganjar Mahfud menyindir langkah Presiden Jokowi sebagai politik yang salah.
Baca SelengkapnyaPertemuan dua tokoh pemimpin bangsa ini dinilai sebuah sejarah dalam perjalanan kepemimpinan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPresiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono kala itu berkampanye meski masih menjabat.
Baca Selengkapnya