Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sebut dana Meikarta mengalir ke kubu Jokowi, Waketum Gerindra tak takut dipolisikan

Sebut dana Meikarta mengalir ke kubu Jokowi, Waketum Gerindra tak takut dipolisikan Neneng Hassanah Yasin diperiksa KPK. ©Liputan6.com/Herman Zakharia

Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono menduga duit suap proyek Meikarta mengalir ke Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf. Dugaan itu muncul karena penerima suap yang Bupati Bekasi Neneng Hassanah menjadi anggota Tim Kampanye Daerah Jawa Barat sebelum dicopot.

Ferry pun diancam dilaporkan oleh kubu Jokowi salah satunya Sekjen PSI Raja Juli Antoni karena berbicara tak sesuai fakta. Menanggapi hal itu, Ferry mempersilakan bila ada pihak yang ingin melaporkan.

"Kasus Meikarta itu kalau ada pihak yang merasa ingin melaporkan silakan," kata Ferry kepada merdeka.com, Jumat (26/10).

"PSI pasti mau naikin elektabilitasnya, harus nyerang orang Gerindra dulu, pakai cara lain enggak naik naik kali, harus serang Gerindra dulu baru naik. Makanya saya mempersilakan kalau Raja Juli atau siapapun mau mengadukan, biarkan hukum saja," tambahnya.

Ferry menuturkan, jika kepala daerah yang berstatus timses kemudian terjerat hukum akan menimbulkan dugaan dana suap itu mengalir untuk kepentingan kegiatan pemenangan.

"Oleh karena itu sebaiknya saran saya jangan menjadikan kepala daerah jadi tim sukses, kepala daerah itu dia harus berdiri di semua kelompok dia adalah kepala daerah dari rakyatnya," ucapnya.

"Nah kalau kemudian dia diberi beban tanggungjawab untuk untuk pemenangan dia bisa menggunakan kekuasaannya untuk misalkan dalam proses izin bisa untuk kenaikan pangkat dan sebagainya," tutur Ferry.

Menurut Ferry, wajar masyarakat menganalisis atau menduga dana hasil korupsi digunakan untuk kepentingan kampanye. Maka dari itu, sejak awal Prabowo-Sandi memutuskan tidak memakai tim sukses dari kalangan kepala daerah.

"Misalkan muncul dugaan atau wajar sekiranya masyarakat menganggap kok sekarang kepala daerah banyak OTT, apa jangan jangan dan dipakai untuk kegiatan pemenangan, kan jangan salahin masyarakat juga. Makanya supaya jangan dituduh begitu sebaiknya jangan libatkan kepala daerah," imbuhnya.

Ferry juga menyoroti kader PDIP yakni Bupati Cirebon yang belakangan diciduk oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Nah kasus bupati Cirebon yang juga sekarang kena operasi tangkap tangan itu juga kan oleh pak Hasto Sekjen PDIP kam bahwa tiap kepala daerah yang kader PDIP dia harus otomatis jadi tim sukses. Bagaimana pertanggung jawaban moral nya ketika bupati di Cirebon yang baru saja ketangkep," ujar Ferry.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni menampik tuduhan dana korupsi digunakan untuk kepentingan tim kampanye nasional Jokowi-Ma'ruf Amin. Dia mendesak Ferry membeberkan data untuk mendukung klaim tersebut.

"Ini fitnah kejam. Saya meminta Fery untuk menunjukan data ke publik soal tuduhannya itu," ujar Wakil Sekretaris Koalisi Indonesia Kerja itu ketika dikonfirmasi, Rabu (24/10).

Jika tak segera mengklarifikasi dan meminta maaf, Antoni mengancam bakal mengambil langkah hukum. "Bila dia tidak mengklarifikasi dan minta maaf atas tuduhan itu, kami mempertimbangkan membawa kasus ini ke ranah hukum," ucapnya.

Di sisi lain, Antoni berharap masalah ini tidak sampai dibawa ke penegak hukum. Dia ingin bisa diselesaikan dengan baik-baik. "Pengennya bisa kita selesaikan di luar ranah hukum," tutupnya.

Sebelumnya, Ferry menduga ada aliran dana dari proyek Meikarta untuk kampanye pemenangan pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Dugaan ini didasarkan pada posisi Bupati Bekasi Neneng Hasanah yang pernah tergabung dalam Timses Jokowi-Ma'ruf.

"Jadi yang kami inginkan KPK periksa Luhut, dan James. Kedua orang itu diduga terlibat kebijakan koorporasi untuk menyuap. Serta tim kampanye nasional Jokowi-Ma'aruf Amin juga klarifikasi keterlibatan Bu Neneng sebagai timses. Sebab dugaan awal uang itu digunakan untuk dana kampanye," kata Ferry saat ditemui di sela-sela pembekalan caleg Gerindra di UTC, Semarang, Selasa (23/10).

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
KPK Ungkap Gubernur Bengkulu Pakai Uang Hasil Peras Anak Buah untuk 'Serangan Fajar' Pilkada
KPK Ungkap Gubernur Bengkulu Pakai Uang Hasil Peras Anak Buah untuk 'Serangan Fajar' Pilkada

Rohidin merupakan calon gubernur (Cagub) petahana yang diusung Partai Golkar, PKS, PPP dan Hanura.

Baca Selengkapnya
Bawaslu Ungkap Alasan Tak Coret Cagub Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah Usai Amplop 'Serangan Fajar' Disita KPK
Bawaslu Ungkap Alasan Tak Coret Cagub Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah Usai Amplop 'Serangan Fajar' Disita KPK

KPK sebelumnya menemukan aliran uang panas Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah (RM) dari setoran anak buahnya, juga untuk serangan fajar di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Lancung Gubernur Bengkulu di OTT KPK, Cairkan Honor Guru Honorer Buat Amunisi Pilkada 2024
VIDEO: Lancung Gubernur Bengkulu di OTT KPK, Cairkan Honor Guru Honorer Buat Amunisi Pilkada 2024

KPK menangkap Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah (RM) dalam kasus pemerasan dan gratifikasi di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu

Baca Selengkapnya
VIDEO: Kejutan! Cagub Bengkulu Peras Ancam Pecat Bawahan Jika Tak Dibantu Ongkos Pilkada
VIDEO: Kejutan! Cagub Bengkulu Peras Ancam Pecat Bawahan Jika Tak Dibantu Ongkos Pilkada

KPK menangkap Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah (RM) dalam kasus pemerasan dan gratifikasi di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu.

Baca Selengkapnya
Mengenal ‘Uang Perahu’, Mahar Politik Dibutuhkan untuk Jadi Calon Wakil Rakyat
Mengenal ‘Uang Perahu’, Mahar Politik Dibutuhkan untuk Jadi Calon Wakil Rakyat

Ikhsan pernah melakukan penelitian saat pemilihan Walikota Serang, Banten tahun 2013 dan mendapati salah satu calon membayar Rp5 miliar.

Baca Selengkapnya
Duduk Perkara Kasus Korupsi Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, Minta Setoran Anak Buah untuk Biaya Pilkada
Duduk Perkara Kasus Korupsi Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, Minta Setoran Anak Buah untuk Biaya Pilkada

Dalam konstruksi perkara, dia melakukan upaya pemerasan dan gratifikasi lantaran butuh dana untuk Pilkada Bengkulu 2024.

Baca Selengkapnya
Peras Anak Buah hingga Rp7 Miliar, Intip Isi Garasi Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah
Peras Anak Buah hingga Rp7 Miliar, Intip Isi Garasi Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah

Saat menangkap Rohidin, KPK menyita uang Rp7 miliar dalam mata uang rupiah, dolar Amerika, dan dolar Singapura.

Baca Selengkapnya
Megawati Dengar Banyak Laporan Institusi Negara Tidak Netral di Pilkada
Megawati Dengar Banyak Laporan Institusi Negara Tidak Netral di Pilkada

"Mereka memaksakan pasangan calon tertentu dengan berbagai intimidasi dan sekaligus iming-iming sembako gratis bahkan uang," kata Megawati.

Baca Selengkapnya
Gerindra Respons Tudingan Megawati soal Pengerahan Aparat di Pilgub Jateng
Gerindra Respons Tudingan Megawati soal Pengerahan Aparat di Pilgub Jateng

asco menyebut, jika ada kecurangan dibuktikan di Bawaslu.

Baca Selengkapnya
Gubernur Bengkulu Pakai Duit Panas Rp7 Miliar Hasil Setoran Anak Buah Buat Timses Pencalonan Pilkada
Gubernur Bengkulu Pakai Duit Panas Rp7 Miliar Hasil Setoran Anak Buah Buat Timses Pencalonan Pilkada

Tim penyidik KPK menemukan uang tersebut berasal dari pemerasan yang dilakukan RM terhadap jajaran kepala dinas hingga kepala organisasi perangkat daerah.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Megawati Beberkan Ada Institusi Negara Tak Netral, Intimidasi hingga Iming-Iming Duit
Blak-blakan Megawati Beberkan Ada Institusi Negara Tak Netral, Intimidasi hingga Iming-Iming Duit

Megawati pun menyinggung soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 136/PUU-XXII Tahun 2024 melalui Revisi Pasal 188 Undang-Undang No. 1 Tahun 2018.

Baca Selengkapnya
Uang Perahu Jelang Pemilu, Apa Itu?
Uang Perahu Jelang Pemilu, Apa Itu?

Uang perahu ini akan banyak ditemukan menjelang pemilu.

Baca Selengkapnya