Sejak bertemu di Balaikota, Adhyaksa tak respek pada Ahok
Merdeka.com - Persaingan memperebutkan kursi Gubernur DKI Jakarta sudah memanas meski gelaran Pilgub masih setahun lagi. Sejumlah nama mulai berani tampil dan menyatakan diri sebagai penantang calon petahana Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok. Salah satunya mantan Menpora Adhyaksa Dault.
Persaingan antara Adhyaksa dan Ahok cukup panas. Terutama setelah pertemuan mereka pada September 2015. Adhyaksa mengakui, sejak pertemuan itu dia tak menaruh respek pada Ahok. Alasannya karena Ahok menceritakan isi pertemuan empat mata yang dilakukan di Balaikota.
"Obrolan awalnya sudah sepakat tidak disebarkan ke mana saja. Namun, beberapa saat setelah bertemu, Pak Ahok malah menceritakan obrolan itu ke wartawan. Kok jadi begitu? Dia mengingkari. Semenjak itu saya jadi enggak respek sama Pak Ahok," ujar Adhyaksa di FX Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (17/3).
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Kenapa Ahok prihatin dengan korupsi? Ahok pun merasa prihatin dengan nasib generasi muda di masa mendatang.
-
Siapa yang setuju dengan Ahok tentang korupsi? Perbincangan kedua tokoh tersebut turut menuai beragam tanggapan dari publik.
-
Siapa yang bilang Ahok dukung Ganjar gak ngaruh? 'Itu menurut saya too little too late, atau bahkan enggak ngaruh sama sekali,' ujar Habiburokhman di Media Center TKN, Jakarta Selatan, Senin (5/2).
-
Apa yang membuat Ahok heran tentang koruptor? Dia menyoroti hukum dan sanksi para koruptor. Saking lemahnya hukum, Ahok heran melihat bekas tahanan koruptor yang justru semakin kaya. Beberapa di antaranya bahkan tak segan pamer kekayaan.
-
Apa yang dikritik Golkar dari Anies soal Pilgub DKI? Dia mempertanyakan, apakah ada partai yang mau mengusung Anies di Pilgub Jakarta.
Menurutnya, pernyataan yang disampaikan Ahok dianggap merugikannya. Sebab, dia jadi dicap antikristen. Padahal, saat diskusi dengan Ahok, dirinya menyampaikan perumpamaan di Sulawesi Utara yang sebagian besar penduduknya (beragama) Kristen, maka wajar pemimpinnya Kristen. Di Bali, Hindu, posisi wakilnya yang bisa dari agama lain. Di Jakarta, mayoritas kan Islam maka kalau Islam pemimpinnya, akan ia dukung sampai menjadi Presiden.
Menurutnya, Ahok salah mempersepsikan pernyataannya. "Pak Ahok bilang, 'saya enggak mungkin pindah Islam', padahal bukan itu maksud saya. Intinya maksud saya itu meski Pak Ahok bukan Islam, tapi harus menjalin komunikasi dengan tokoh-tokoh agama yang merupakan mayoritas penduduk di suatu daerah, termasuk dengan di Jakarta yang mayoritas islam," jelasnya.
Untuk membuktikan itu, Adhyaksa menerima dukungan dari Komunitas Eksponen Muda Lintas Iman (EMLI) yang mendaulatnya sebagai bakal Calon Gubernur DKI 2017. EMLI melakukan mengusulkan 12 nama tokoh Kristiani sebagai Bakal Calon Wakil Gubernur mendampingi Adhyaksa.
"Saya sebenarnya bukan anti kristen. Itu salah persepsi saja menurut saya. Sebenarnya Pak Ahok tak bermaksud berbicara seperti itu, lagi pula itu sebenarnya merupakan pembahasan empat mata saya dengan Pak Ahok yang seharusnya tidak dipublish ke media," kata Adhyaksa.
Untuk diketahui, usai bertemu dengan Adhyaksa, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membeberkan isi pembicaraannya. Dia mengaku mereka berbincang mengenai pemilihan Gubernur DKI mendatang.
"Dia bilang, dia enggak nyalon sebetulnya," kata Ahok pada Rabu (30/9/15). Adhyaksa mengaku hanya dicalonkan untuk maju sebagai calon yang beragama Islam. Para pengusung Adhyaksa berharap ia dapat maju menjadi eksekutor muslim yang baik.
Ahok mengatakan tidak merasa tersaingi. Ahok tetap pada keyakinannya, yaitu semakin banyak yang maju, semakin baik. Lagi pula, menurut Ahok, pasar mereka berbeda. "Dia jualannya kepada orang yang tidak terima nonmuslim jadi gubernur," tuturnya. Meski begitu, dalam balutan seragam cokelat, Ahok mengatakan saling mendukung dengan Adhyaksa.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok mengaku belum menerima pesan WhatsApp dari Cagub Jakarta Ridwan Kamil.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, Ahok memiliki karakter tersendiri, dalam menyampaikan sesuatu ke publik
Baca SelengkapnyaAhok menegaskan ada upaya adu domba dengan memotong ucapanya
Baca SelengkapnyaMegawati meminta Ahok untuk tidak berkomentar di hadapan media.
Baca SelengkapnyaAhok pun meluruskan pernyataannya soal Gibran dan Jokowi tak bisa kerja jika Prabowo memenangi Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMegawati menyinggung soal Ahok yang merupakan salah satu kader PDIP
Baca SelengkapnyaKubu Prabowo Gibran saat ini tengah mempersiapkan diri untuk pencoblosan 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaGibran menganggap kritikan dari Ahok merupakan hal yang biasa.
Baca SelengkapnyaMantan Gubernur DKI Basuki T Purnama bercerita saat ditahan kasus penistaan agama.
Baca SelengkapnyaSyafrin menyebut, laporan dari masyarakat terhadap keberadaan jukir liar sangat diperlukan.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran membela Presiden Jokowi yang disebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bekerja.
Baca SelengkapnyaAhok juga menepis isu menjadi 'Kuda Putih' Jokowi dalam Pemilu 2024
Baca Selengkapnya