Surya Paloh: Politik Dinasti cermin demokrasi yang gagal
Merdeka.com - Belakangan praktik politik dinasti di Indonesia begitu disorot. Itu tak lepas dari tertangkapnya adik Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah , yakni Tubagus Chaeri Wardana. Bangunan politik dinasti Banten itu pun seolah goyang.
Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem), Surya Paloh , menilai keberadaan politik dinasti ialah cerminan reformasi.
"15 Tahun kita menjalankan reformasi, dan sekarang mempersoalkan masalah (politik dinasti) yang bersentuhan. Saya pikir ini pertanda bahwa reformasi kita tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Ini bisa dikatakan gagal," kata Paloh saat ditemui dalam peluncuran buku 'Indonesia di Jalan Restorasi' di Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Bandung, Kamis (17/10).
-
Siapa yang menolak dinasti politik? Abu Bakar pun turut menolak secara tegas konsep dinasti politik. Hal ini terlihat dari ungkapan Abu Bakar menjelang wafatnya.
-
Kenapa dinasti politik bisa melemahkan demokrasi? Menurut Arga, fenomena kuatnya dinasti politik di ranah legislatif akan terus berlanjut dan menyebabkan eksklusivitas dalam lingkup politik. Ia mengakui bahwa dinasti politik pernah terjadi pada negara-negara besar seperti Amerika. Namun menurutnya di sana masih ada proses demokrasi yang bermain. Sementara ia melihat fenomena di Indonesia adanya dinasti politik justru melemahkan demokrasi dan berpotensi meningkatkan kolusi dan nepotisme.
-
Apa dampak buruk dinasti politik bagi proses demokrasi? 'Saya kira ini menjadi salah satu konsekuensi dari anggota partai politik yang berasal dari elitis atau orang-orang dari lingkungan kekuasaan,' kata Arga dikutip dari Ugm.ac.id. Lalu bagaimana adanya politik dinasti ini mempengaruhi kualitas demokrasi di Indonesia? Berikut selengkapnya:
-
Bagaimana dinasti politik berdampak pada kualitas demokrasi di Indonesia? Didominasi Orang-Orang Politik Arga melihat, sejauh ini partai besar sekalipun didominasi oleh orang-orang dari lingkup politik, bukan dari masyarakat luas. Bahkan jabatan strategis dengan mudah diperoleh dari hubungan keluarga dan kerabat. Dampaknya semakin sulit bagi individu dari kalangan masyarakat biasa untuk ikut andil dalam politik.
-
Kenapa Rasulullah SAW menolak dinasti politik? Mengenai dinasti politik, Rasulullah sendiri pada praktiknya hampir tidak melakukan konsep tersebut. Terbukti, Rasulullah SAW lebih memilih para Sahabat daripada keturunan beliau sendiri hingga keluarga dekat untuk melanjutkan kepemimpinannya dalam berdakwah dan membela agama Islam.
-
Siapa yang menganggap dinasti politik sebagai virus pembunuh demokrasi? Pendapat yang kurang lebih sama disampaikan Busyro Muqoddas terkait dinasti politik. Ia melihat adanya dinasti politik bisa menjadi virus pembunuh bagi demokrasi dan kedaulatan rakyat.
Saat ini diakui dia, banyak pihak yang menginginkan tidak ada lagi politik dinasti. Apalagi pada 2014 ialah musim pemilu, dimana pemerintahan Indonesia dikhawatirkan kembali dibangun dengan dinasti.
"(Politik dinasti) Itu sama saja barangkali kita mempermainkan sistem demokrasi, kita ini negara demokrasi," ungkapnya.
Dia berharap ke depan politik dinasti tidak lagi dijalankan. Karena politik dinasti yang tumbuh di Indonesia sebagai politik tradisional.
"Sebagai negara demokrasi tapi kita tetap mengikat diri terhadap semangat feodalisme," terangnya.
Dia mengaku tidak akan membangun partai dengan cara tradisional tersebut. NasDem partai yang didirikannya akan dijalankan sesuai slogan reformasi. "Saya punya anak satu jadi caleg, saya bangga kalau (dia) terpilih. Tapi tidak saya niatkan itu untuk politik dinasti," jelasnya. (mdk/tyo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apakah partai politik saat ini benar-benar mewakili aspirasi rakyat dan sungguh-sungguh menjalankan aspirasi tersebut.
Baca SelengkapnyaSejumlah kalangan yang menolak Politik Dinasti memajang spanduk "Ayo Lawan Politik Dinasti" di Jakarta.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, restu itu bukan hal yang perlu dilakukan, terlebih akan ada dampak untuk pemimpin mendatang.
Baca SelengkapnyaDalam pidatonya, Surya Paloh turut menyinggung adanya upaya negara dan aparaturnya yang melayani kepentingan pribadi dan golongan.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh menyampaikan rasa kesedihannya melihat perjalanan demokrasi saat ini
Baca SelengkapnyaSurya Paloh berharap para pemimpin nasional tidak kehilangan kontrol.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh mengatakan, apabila ada ketidakadilan maka rakyat bakal terus menggugat negara dan penguasanya.
Baca SelengkapnyaBusyro menilai jika di Pemilu 2024 etika politik telah dikubur dan diganti dengan syahwat politik.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh mengingatkan agar senantiasa waspada, tidak mudah tergirur segala godaan sesaat ketika tengah berkuasa.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh berbicara mengenai Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai Pemilu 2024 membuat demokrasi di Tanah Air mundur
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh berbicara mengenai Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia
Baca Selengkapnya