5 Penyakit daerah tropis yang patut diwaspadai selain Ebola!
Merdeka.com - Saat ini, virus mematikan Ebola tengah merebak di Afrika Barat. Ebola yang memiliki gejala tak terlihat dan tingkat kematian yang tinggi menjadi salah satu virus dan penyakit yang ditakuti oleh masyarakat dunia. Namun Ebola bukan satu-satunya penyakit mematikan yang patut diwaspadai oleh dunia, terutama masyarakat di daerah tropis seperti Indonesia.
Meski kemungkinan Ebola untuk masuk ke Indonesia dan menjangkiti masyarakat Indonesia cukup kecil, karena penyakit ini tidak tersebar lewat udara, namun langsung dari cairan tubuh pasien atau hewan yang terjangkit Ebola. Namun ini bukan berarti masyarakat di daerah tropis bisa merasa aman, karena masih ada beberapa penyakit lain yang sama berbahayanya dengan Ebola.
Berikut adalah beberapa penyakit daerah tropis selain Ebola yang patut diwaspadai, seperti dilansir oleh Men's Health.
-
Apa saja patogen prioritas di Indonesia? Indonesia telah menyusun daftar patogen prioritas yang mencakup berbagai famili virus dan bakteri yang menjadi perhatian utama, disesuaikan dengan panduan global dari WHO.
-
Apa saja penyakit kritis yang meningkat? Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik (jantung, kanker, stroke, gagal ginjal, dan lainnya) di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di tahun 2022.
-
Mengapa malaria dianggap penyakit tropis? Alasan mengapa malaria telah menjadi penyakit daerah tropis, katanya, adalah karena beberapa negara mampu mengerahkan sumber daya yang cukup besar untuk memusnahkannya di bagian dunia mereka.
-
Siapa saja yang berisiko tinggi terkena virus West Nile? Mereka yang berisiko tinggi tertular adalah pasien yang menderita penyakit kronis yang bisa menekan sistem kekebalan, pasien kanker dengan sistem imun yang lemah, bayi, dan lansia.
-
Apa masalah kulit yang umum di daerah tropis? Daerah tropis sering memiliki paparan sinar matahari yang kuat sepanjang tahun. Paparan sinar UV berlebihan dapat menyebabkan kulit menjadi kering, kemerahan, bahkan terbakar, dan meningkatkan risiko kanker kulit.
-
Apa saja penyakit akibat cuaca panas? Berikut adalah beberapa penyakit akibat cuaca panas yang wajib kita waspadai. Heat stroke atau sengatan panas Ini adalah kondisi yang paling serius dan berbahaya akibat cuaca panas. Heat stroke terjadi ketika suhu tubuh naik hingga 41°C atau lebih, dan sistem pengaturan suhu tubuh gagal berfungsi. Gejala heat stroke antara lain kulit kering dan merah, gangguan mental atau perilaku, kejang, koma, atau bahkan kematian. Heat stroke membutuhkan penanganan medis segera. Heat exhaustion atau kelelahan akibat panas Ini adalah kondisi yang lebih ringan daripada heat stroke, tetapi tetap perlu diwaspadai. Heat exhaustion terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit akibat keringat berlebih. Gejala heat exhaustion antara lain kulit lembap dan pucat, pusing, mual, muntah, lemah, denyut jantung cepat, dan tekanan darah rendah. Kram otot akibat panas Ini adalah kondisi yang paling ringan akibat cuaca panas. Kram otot terjadi ketika otot-otot kaki, tangan, atau perut berkontraksi secara tiba-tiba dan menyakitkan. Hal ini disebabkan oleh kekurangan cairan dan garam dalam tubuh. Ruam panas atau biang keringat Ini adalah kondisi yang terjadi ketika kelenjar keringat tersumbat dan menyebabkan ruam merah atau benjolan kecil pada kulit. Ruam panas bisa gatal dan menyengat. Ruam panas biasanya muncul di area tubuh yang tertutup pakaian atau lipatan kulit, seperti leher, dada, punggung, ketiak, atau selangkangan. Dehidrasi Ini adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh kekurangan cairan dan elektrolit. Gejala dehidrasi antara lain haus, mulut kering, mata cekung, kulit kusam, urine berwarna gelap, dan pusing. Dehidrasi bisa sebabkan gangguan fungsi ginjal, otak, jantung, dan darah. Luka bakar matahari atau sunburn Ini adalah kondisi yang terjadi ketika kulit terlalu lama terpapar sinar ultraviolet (UV) dari matahari. Gejala luka bakar matahari antara lain kulit merah, bengkak, panas, nyeri, atau melepuh. Luka bakar matahari bisa meningkatkan risiko kanker kulit di kemudian hari.
Chikungunya
Chikungunya adalah salah satu virus yang disebarkan oleh nyamuk. Sebelumnya penyakit ini telah ditemukan di Afrika, Asia, Eropa, India, dan termasuk Indonesia. Populasi nyamuk penyebar chikungunya diketahui semakin banyak dari tahun 2006 hingga 2013 dan bisa tersebar ke seluruh penjuru dunia, bahkan Amerika Serikat.Seseorang paling berisiko terkena chikungunya di siang hari, ketika nyamuk sangat aktif. Setelah tujuh hari tergigit oleh nyamuk yang membawa virus chikungunya, orang tersebut akan merasakan demam, sakit kepala, dan nyeri pada persendian. Meski rasa sakitnya sangat parah, biasanya seseorang akan merasa lebih baikan setelah satu minggu. Tak ada perawatan khusus untuk penyakit ini selain perawatan biasa untuk demam yang dialami pasien. Meski begitu, ada baiknya untuk mencegah chikungunya daripada harus terkena virus ini.
Leptospirosis
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini bisa terjadi di seluruh dunia. Namun paling sering terjadi pada daerah tropis dan subtropis yang sedikit lembap seperti Asia, Amerika Selatan, dan Kepulauan Karibia. Penyakit ini bisa menyebar lewat urine hewan yang terinfeksi. Urine bisa masuk ke air dan menyebabkan Anda terjangkit leptospirosis.Berdasarkan penelitian pada Journal of Travel Medicine, seringkali seseorang terkena penyakit ini ketika berwisata dan menggunakan air terbuka untuk berenang, kayak, memancing ikan, dan lainnya. Jika Anda bepergian dan menemukan air terbuka seperti sungai, danau, air terjun, dan lainnya, sebaiknya hati-hati dalam menggunakan air tersebut.Leptospirosis ditandai dengan gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, kedinginan, sakit pada otot, muntah, dan diare setelah dua sampai tiga hari setelah terjangkit. Jika masuk dalam tahap parah penyakit ini bisa menyebabkan masalah serius seperti gagal ginjal dan penyakit kuning. Penyakit ini mirip dengan Ebola, namun pendarahan yang disebabkan bisa lebih fatal. Orang bisa tiba-tiba muntah darah dan meninggal akibat leptospirosis.
Demam typhoid
Demam typhoid umum didapati di negara-negara berkembang, terutama di Asia Selatan. Pada tahun 2011 banyak pendatang dari India yang terkena penyakit ini, begitu juga dengan pendatang dari Bangladesh dan Pakistan. Orang yang terkena penyakit ini atau membawa penyakit ini mengeluarkan bakteri Salmonella Typhi pada kotoran mereka.Jika pasien tidak mencuci tangan dengan benar, bakteri tersebut bisa masuk pada minuman atau makanan yang mereka siapkan. Hati-hati jika orang yang tak sadar membawa bakteri Typhi ini bekerja di restoran atau rumah makan, karena bisa menginfeksi orang yang memakan makanan mereka.Demam typhoid biasanya disertai gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, dan hilangnya nafsu makan. Penyakit ini bisa dicegah dengan vaksin dan kebiasaan makan yang tidak sembarangan, seperti makan di tempat-tempat yang tak terjamin kebersihannya.
Malaria
Seperti chikungunya, malaria juga dibawa oleh nyamuk sebagai penyebabnya. Namun kali ini nyamuk malaria akan membawa parasit yang dimasukkan ke dalam tubuh. Malaria adalah salah satu penyakit yang umum pada daerah tropis dan subtropis seperti Afrika, Amerika Selatan, dan termasuk Indonesia. Orang yang terjangkit biasanya akan mengalami demam tinggi, kedinginan, dan gejala mirip flu.Gejala malaria bisa dikonfirmasi dengan tes darah dan sebaiknya segera dirawat sebelum menjadi semakin parah. Selain itu, akan sangat baik untuk melakukan pencegahan dengan menjaga kebersihan lingkungan agar tak ada jentik-jentik nyamuk malaria yang bersarang di dekat rumah Anda.
Schistosomiasis
Nama penyakit ini cukup sulit disebutkan, namun penyakit ini tak boleh diremehkan. Schistosomiasis disebabkan oleh cacing parasit yang berkembang biak di dalam tubuh siput air. Selanjutnya, siput air akan mengeluarkan parasit ini melalui air segar yang bisa menjangkiti manusia. Yang menakutkan adalah bahwa cacing parasit ini bisa masuk melalui pori-pori kulit manusia.Beberapa gejala Schistosomiasis adalah gatal-gatal yang diikuti dengan demam, rasa dingin, batuk, dan sakit pada otot selama sebulan atau lebih. Beberapa gejala kronis lainnya termasuk sakit perut, darah dalam urine atau kotoran, dan masalah mengeluarkan urine.Itulah beberapa penyakit daerah tropis yang sebaiknya diwaspadai selain Ebola. Di Indonesia, Ebola kemungkinan besar tak akan menjangkiti masyarakat, namun masih ada beberapa penyakit tropis di atas yang wajib diwaspadai dan dihindari.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari gempa bumi hingga banjir, bencana alam telah menjadi ancaman konstan bagi manusia sepanjang peradaban.
Baca SelengkapnyaKenali apa itu virus oropouche, gejala, dampak, serta cara pencegahan dan penanganan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim yang terjadi beberapa tahun terakhir telah menyebabkan penyakit yang ada di daerah tropis jadi menyebar ke daerah lain.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 8 jenis nyamuk di Indonesia dan bahayanya bagi kesehatan yang perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaDengan datangnya musim hujan, risiko penyebaran penyakit menular juga meningkat secara drastis.
Baca SelengkapnyaMemasuki musim penghujan seperti sekarang, sejumlah jenis penyakit juga mulai mengintai dan mengancam.
Baca SelengkapnyaDibalik kesejukannya, musim hujan juga membawa dampak negatif bagi kesehatan. Mereka yang imunnya rendah, akan jadi korban dari penyakit musim hujan.
Baca SelengkapnyaBanjir berpotensi menimbulkan berbagai penyakit menular. Mantan Direktur WHO, Prof. Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan untuk waspada terhadap lima penyakit ini:
Baca SelengkapnyaKemenkes mulai melakukan surveilans untuk mewaspadai masuknya virus Nipah.
Baca SelengkapnyaNyamuk anopheles penyebab malaria bukan satu-satunya nyamuk yang berbahaya dan bisa mematikan.
Baca SelengkapnyaVirus Nipah menyebabkan dua orang meninggal dunia di India.
Baca Selengkapnya