Sering lihat orang tua bertengkar hambat perkembangan otak anak
Merdeka.com - Banyak orang tua yang tak ingin bertengkar di depan anak mereka. Salah satu alasannya adalah agar anak tidak ikut stres, mendengar kata-kata kasar, atau menirukan pertengkaran mereka. Namun rupanya melihat pertengkaran orang tua bisa memberikan dampak lain bagi anak, yaitu perkembangan otak yang terhambat.
Peneliti melakukan scan otak yang mengungkap bahwa anak yang mendengarkan dan menyaksikan orang tua bertengkar, baik pertengkaran ringan hingga sedang, sampai mereka berusia 11 tahun mengalami masalah perkembangan otak dan lebih berisiko mengalami penyakit mental ketika mereka tumbuh besar.
Beberapa pertengkaran yang sangat mempengaruhi mental anak adalah pertengkaran sengit, adanya kekerasan fisik dan emosional, orang tua yang kurang perhatian satu sama lain dan kurangnya komunikasi antar anggota keluarga, seperti dilansir oleh Daily Mail (19/02).
-
Siapa yang sering bertengkar dengan anak? Sering Bertengkar dengan Anak
-
Kenapa anak-anak sering bertengkar? Anak-anak yang sering terpapar pertengkaran orangtua lebih cenderung memperlakukan orang lain dengan permusuhan. Mereka sering menyelesaikan pertengkaran dengan saudara mereka menggunakan taktik yang sama dengan yang mereka lihat dari orangtua mereka.
-
Mengapa anak lebih suka marah pada orang tua? Penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak lebih cenderung mencari pengasuh utama mereka untuk kenyamanan saat mereka merasa tidak nyaman atau terganggu.
-
Apa saja penyebab konflik antara orangtua dan anak? Perbedaan ini bisa timbul dari banyak hal, mulai dari perbedaan generasi hingga perbedaan nilai dan harapan yang dimiliki.
-
Kenapa konflik antara orangtua dan anak bisa berdampak negatif? Konflik antara orangtua dan anak adalah hal yang wajar terjadi dalam hubungan keluarga. Berbagai perbedaan pandangan, kebutuhan, dan nilai yang dimiliki masing-masing generasi sering kali menjadi pemicu timbulnya permasalahan. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, konflik ini dapat berkembang menjadi masalah yang berkepanjangan dan berdampak negatif pada hubungan antara orangtua dan anak.
-
Bagaimana benturan kepala bisa memengaruhi ukuran otak anak? Saat kepala mengalami benturan, hal ini dapat menyebabkan trauma pada otak yang berpotensi mengurangi ukuran otak pada anak-anak dan remaja. Akibatnya, kemampuan kognitif mereka, termasuk kecerdasan, bisa terpengaruh.
Topik pilihan: Ibu dan Anak | Penyakit Otak | Stres dan Depresi
Hasil tersebut ditemukan peneliti dari University of East Anglia pada 58 remaja berusia 17 sampai 19 tahun. Mereka merupakan bagian dari 1.200 remaja yang berpartisipasi dalam penelitian sebelumnya. Anak-anak yang mengalami dan melihat pertengkaran rumah tangga antara kedua orang tuanya diketahui memiliki cerebelum yang lebih kecil. Cerebelum adalah bagian otak yang berkaitan dengan kemampuan belajar, mengatasi stres, dan mengontrol kemampuan motorik.
Cerebelum yang kecil meningkatkan risiko terjadinya masalah mental ketika anak beranjak dewasa. Selain berkemungkinan terkena masalah mental, anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar juga lebih berkemungkinan memiliki pandangan negatif terhadap konsep keluarga.
Hasil ini tentunya penting diketahui oleh orang tua sebagai pertimbangan sebelum mereka bertengkar di depan anak mereka. Bertengkar di depan anak mungkin tampak seperti hal biasa, namun dampaknya bisa sangat besar tak hanya bagi kesehatan mental, tetapi juga kesehatan otak anak.
(mdk/kun)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terjadinya pertengkaran antara orangtua bisa sangat mempengaruhi kondisi mental anak.
Baca SelengkapnyaBentakan terhadap anak dapat menyebabkan beberapa dampak negatif. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan metode pengasuhan yang positif.
Baca SelengkapnyaBanyak orangtua yang membentak dan meneriaki anak untuk mendisiplinkan buah hati. Hal ini ternyata perlu dihindari dan bisa berdampak buruk pada buah hati.
Baca SelengkapnyaAnak-anak yang sering mengalami teriakan dari orangtua cenderung mengalami gangguan mental seperti kecemasan, depresi, dan stres.
Baca SelengkapnyaHubungan orang tua dan anak dapat menjadi renggang dan menjauh karena beberapa alasan.
Baca SelengkapnyaAnak kurang kasih sayang mendapatkan banyak masalah kesehatan mental.
Baca SelengkapnyaKemen PPPA pada 2021 menunjukkan bahwa empat dari 100 anak usia dini pernah mendapatkan pengasuhan tidak layak.
Baca SelengkapnyaPerilaku orangtua yang kasar dan sering membandingkan anak dengan orang lain dapat menghancurkan kepercayaan diri si anak.
Baca SelengkapnyaRumah adalah fondasi yang kokoh, tempat di mana anak belajar, tumbuh, dan menciptakan kenangan yang tak terlupakan. Namun, sayangnya, tidak semua seperti itu.
Baca SelengkapnyaOverparenting atau terlalu mengendalikan anak bisa dikenali tandanya melalui berbagai hal.
Baca SelengkapnyaMenyindir anak terkait hal yang mereka lakukan bisa menimbulkan dampak buruk dalam pola pengasuhan yang dilakukan.
Baca SelengkapnyaKondisi stres yang dialami oleh anak dan remaja cenderung disebabkan oleh sejumlah hal yang perlu diektahui orangtua.
Baca Selengkapnya