SD di Sumut Atapnya Dicuri dan Kondisinya Memprihatinkan, Kepsek Lapor Polisi
Merdeka.com - Atap sekolah SD Negeri 200218 Padangsidimpuan, Sumatra Utara (Sumut) dicuri oleh orang tak bertanggungjawab. Sekolah ini saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Selain atap bangunan yang hilang, gedung sekolah pun dalam kondisi rusak dan tidak layak.
Aksi pencurian dan kerusakan berbagai fasilitas sekolah ini akhirnya dilaporkan oleh Kepala SD Negeri 200218 Padangsidimpuan, Alihot Suhaimi Harahap, ke Polres Padangsidimpuan.
“Pencurian dan perusakan itu sudah saya laporkan ke Polisi. Saat ini Dinas Pendidikan, atas perintah Wali Kota, sedang memperbaiki kembali bangunan dan mobiler yang rusak,” kata Alihot pada Selasa (12/10).
-
Bagaimana kondisi bangunan SDN Cipaku saat ini? Yang tersisa di antaranya dinding, pondasi antara tembok dengan lantai dan logo dari beton bertuliskan SDN Cipaku yang sudah tidak utuh.
-
Kenapa SDN Margamulya II rusak? Kondisi dinding serta kayunya banyak yang mengalami pelapukan, karena tidak pernah tersentuh pembangunan sejak pertama kali didirikan pada 1993.
-
Apa yang rusak di SDN Margamulya II? Bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) II di Desa Margamulya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, terlihat rusak. Kondisi dinding serta kayunya banyak yang mengalami pelapukan, karena tidak pernah tersentuh pembangunan sejak pertama kali didirikan pada 1993.
-
Bagaimana kondisi rumah dinas bupati saat ini? Namun saat dilihat lebih dekat, bangunan tersebut sudah tak digunakan lagi. Sudah banyak bagian rumah itu yang rusak. Bahkan dinding-dinding bercat putih itu telah penuh oleh coretan.
-
Di mana lokasi Kota Padangsidimpuan? Kota Padangsidimpuan atau disebut dengan nama Padang Sidempuan adalah sebuah kota di Provinsi Sumatra Utara.
-
Mengapa bangunan SD Negeri Butuh masih kokoh? Walaupun telah termakan usia, saat ini gedung SD Negeri Butuh masih kokoh berdiri dan masih digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Alihot mengatakan, kondisi sekolahnya saat ini sangat memprihatinkan. Selain atapnya yang dicuri, berbagai fasilitas sekolah seperti jendela, pintu, meja dan kursi juga dirusak. Sementara lemari-lemari tidak ada di sekolah dan banyak buku-buku yang berserakan di lantai.
"Pada bagian sekolah yang dicuri atapnya dan dirusak jendela, pintu, meja, kursi dan lemarinya itu berada di perbukitan sekitar Jalan Mangaraja Maradat/Jalan Melati, Kelurahan Ujung Padang, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan," ucap Alihot.
Melansir dari ANTARA, berikut informasi selengkapnya.
Sudah Lima Kali Lapor Polisi
Instagram/@tkpmedan ©2021 Merdeka.com
Alihot mengaku, pihak sekolah sudah pernah membuat laporan ke polisi sebanyak lima kali. Sejak tahun 2010 pihak sekolah telah melapor, baik ke polisi maupun ke Wali Kota yang sudah berganti jabatan beberapa kali.
Sebelumnya, barang-barang yang dicuri sudah pernah diganti dan kerusakan-kerusakan diperbaiki. Namun pencurian itu terus terjadi dan berulang. Kondisi ini diperparah saat sekolah menerapkan belajar mengajar secara daring selama pandemi ini.
“Saya sudah cari-cari arsipnya, cuma surat tanda bukti laporan Polisi tahun 2019 yang saya temukan. Ketika itu Kepala Sekolah dijabat pak Syafri Nasution dan laporannya itu juga tentang pencurian,” kata Alihot.
Jumlah Murid Hanya Enam Orang
Instagram/@tkpmedan ©2021 Merdeka.com
Selain kondisi bangunan yang memprihatinkan, sekolah ini ternyata hanya memiliki murid sebanyak enam orang. Keenam murid itu terdiri dari satu murid kelas 4 dan lima murid kelas lima.Sementara jumlah guru hanya dua orang ditambah satu orang kepala sekolah. Namun baru-baru ini Dinas Pendidikan mengangkat satu orang tenaga honorer sebagai penjaga sekolah. “Saat ini enam murid dan dua guru itu kita tompangkan di SD Negeri terdekat atau di sekitar Stadion HM. Nurdin. Jaraknya sekitar 1 kilometer dari sekolah ini,” jelas Alihot.Setiap tahun, sekolah ini sebenarnya tetap membuka penerimaan murid baru, namun tidak ada yang mendaftar. Biasanya murid yang mendaftar pun banyak berasal dari Panti Sosial Anak milik Pemerintah Provinsi Sumut yang ada di Jalan Melati depan Makam Pahlawan.Dengan kondisi bangunan dan fasilitas sekolah yang tak layak, Alihot pun memaklumi jika tidak ada orang tua yang mau menyekolahkan anak mereka di sekolah tersebut. “Kamar mandi tidak berfungsi karena ketiadaan sumber air. Paling utama lagi adalah, Panti Sosial Anak Pemprov Sumut di Sidimpuan tidak lagi menampung anak usia SD. Selama ini, dari sana murid kita paling banyak,” jelasnya. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bangunan lapuk, dindingnya terkelupas dimana-mana, atapnya bocor
Baca SelengkapnyaDua ruang kelas tersebut belum kunjung diperbaiki. Aktivitas belajar mengajar terpaksa dipindah ke perpustakaan dan laboratorium IPA.
Baca SelengkapnyaAmbruknya atap sejumlah ruang kelas pada SDN Kedaung Depok itu terjadi seusai diguyur hujan deras pada Jumat (15/3) kemarin.
Baca SelengkapnyaSDN yang ruang kelasnya ambruk akibat goncangan gempa berada di Kampung Cilangiri, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Banjarwangi.
Baca SelengkapnyaPuluhan siswa SD Negeri Suci 05 di Kabupaten Jember belajar dalam kondisi prihatin. Gedung sekolah mereka lapuk bahkan diduga menjadi sarang ular.
Baca SelengkapnyaSelain kondisi gedung sekolah yang perlu diperbaiki, dewan guru pun menyampaikan bahwa SDN 7 Suana kekurangan meja dan kursi.
Baca SelengkapnyaSejak didirikan pada 1993, bangunan sekolah ini tak tersentuh renovasi hinga kondisinya mengkhawatirkan.
Baca SelengkapnyaTidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran.
Baca SelengkapnyaDiduga, gedung ambruk karena usia bangunan yang sudah tua.
Baca SelengkapnyaPeristiwa pencurian itu terjadi pada Senin (6/11) kemarin. Kasus ini masih diselidiki.
Baca SelengkapnyaBangunan ambruk karena kayu atap digerogoti rayap sehingga lama-lama rapuh.
Baca SelengkapnyaKarena kekurangan ruangan kelas sehingga harus digunakan bangunan yang tidak layak tersebut
Baca Selengkapnya