5 Hal Ini Masih Misterius di Alam Semesta, Ilmuwan Angkat Tangan Tak Bisa Menjawab
Ada beragam hal di alam semesta ini tak bisa dijelaskan secara sains. Ilmuwan tak sanggup untuk menjelaskan.
Ada beragam hal di alam semesta ini tak bisa dijelaskan secara sains. Ilmuwan tak sanggup untuk menjelaskan.
Meski begitu, masih banyak hal-hal yang belum dapat ditemukan kejelasan dan jawabannya, sekalipun oleh para ilmuwan.
Sampai saat ini, para ilmuwan belum dapat tahu secara pasti komponen atau hal apa saja yang membentuk alam semesta. Terdapat tiga jenis komponen yang diperkirakan membentuk alam semesta, yaitu materi biasa, materi gelap, dan energi gelap.
Materi biasa merupakan semua hal, termasuk atom, yang membentuk segala sesuatu yang kita kenal di dunia saat ini, seperti hal yang membentuk manusia, planet, bintang, lubang hitam, dan berbagai hal lainnya.
Meskipun disebut “biasa”, materi ini jumlahnya sedikit dibandingkan dengan komponen lainnya, yaitu hanya sekitar 1—10% dari keseluruhan komponen yang membentuk alam semesta.
Mengenai dua komponen lainnya, para ilmuwan masih belum dapat menemukan penjelasan yang banyak mengenai mereka. Komponen-komponen tersebut tidak dapat dilihat, disentuh, dan ditemukan, setidaknya sampai saat ini.
Para ilmuwan belum tahu secara pasti bagaimana kehidupan bisa muncul di planet Bumi. Mereka belum benar-benar memahami bagaimana sel-sel sederhana bisa pertama kali terbentuk di Bumi miliaran tahun lalu.
Untuk menyelesaikan misteri ini, telah banyak percobaan yang dilakukan ilmuwan.
Mereka telah melakukan eksperimen untuk mencari tahu proses pembentukan berbagai bahan penyusun kehidupan, seperti glisina, di laboratorium dengan mensimulasikan keadaan di Bumi pada zaman dahulu kala ketika kehidupan pertama kali muncul.
Dengan berbagai percobaan itu, mereka juga sekaligus mencoba untuk mencari tahu bagaimana kehidupan tercipta di alam semesta.
Ilmuwan masih belum dapat memastikan hal apa yang membuat serigala dan anjing menjadi berbeda antara satu dengan yang lain sekitar 20.000 tahun yang lalu. Terdapat dua hipotesis umum mengenai bagaimana hal tersebut dapat terjadi.
Pertama, ada yang beranggapan bahwa serigala dijinakkan oleh manusia. Proses penjinakan/domestikasi itu merupakan sebuah usaha yang membawa banyak kesulitan bagi manusia.
Dalam hipotesis kedua, para serigala purba mendekatkan diri mereka kepada manusia untuk memperoleh sampah, seperti makanan, yang dipunyai manusia. Dengan kata lain, dalam hipotesis kedua ini, serigala mendomestikasi dirinya sendiri.
Yang jelas, anjing modern berasal dari sebuah jenis serigala purba yang tidak diketahui jenis pastinya dan telah punah, bukan dari serigala abu-abu yang bisa dijumpai di beberapa bagian Asia, Eropa, dan Amerika Utara saat ini.
Telah banyak contoh peristiwa yang menunjukkan bahwa hewan-hewan menunjukkan “kesedihan," terutama setelah mereka ditinggal mati hewan lainnya.
Sebagai contoh, pernah ada seguni (orca) yang membawa bangkai anaknya berenang di lautan selama 17 hari.
Ada pula anjing yang enggan meninggalkan makam pemiliknya dan ada seorang anak simpanse yang meninggal sebulan setelah ibunya meninggal.
Meski terdapat contoh-contoh tersebut, para ilmuwan masih sangat ragu-ragu untuk menyematkan kata “dukacita” pada hewan yang mengalami perbedaan perilaku setelah meninggalnya hewan lain.
Para ilmuwan tidak ingin melakukan antropomorfisasi, yaitu pengaitan berbagai sifat, emosi, dan niat manusia kepada hewan.
Ketika melihat hewan-hewan purba yang telah punah di masa lalu yang memiliki bentuk berbeda dengan hewan yang ada pada saat ini, timbul pula pertanyaan mengenai bentuk hewan di masa depan.
Masih menjadu suatu kemustahilan untuk memprediksi secara penuh bagaimana evolusi bentuk tubuh hewan akan terjadi di masa depan.
Hewan bisa melakukan perubahan bentuk tubuh untuk bertahan hidup dan menyesuaikan dirinya di lingkungan dunia yang dapat berubah di masa depan.
Oleh karena itu, bagaimana perilaku manusia terhadap lingkungan pun bisa mempunyai andil dalam bentuk hewan di masa depan.
Hal ini masih menjadi misterius bagi para ilmuwan untuk bisa memecahkannya.
Baca SelengkapnyaSebagian besar orang-orang percaya hantu. Namun ada pendapat secara ilmiah yang bisa menjelaskan perkara ini.
Baca SelengkapnyaHarapan Amerika Serikat (AS) untuk mendarat kembali di bulan dapat terwujud pada pekan ini.
Baca SelengkapnyaTidur yang cukup juga penting bagi astronot yang sedang bertugas di stasiun luar angkasa.
Baca SelengkapnyaIlmuwan sudah melakukan uji coba dan hasilnya mampu menjaga kebugaran astronot.
Baca SelengkapnyaHarimau Benggala ini punya gigi bertaring emas. Begini kisahnya.
Baca SelengkapnyaAlat ini digunakan pada zaman Yunani kuno. Memberi hukuman mati kepada seseorang.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah dari penemuan fosil berbentuk seperti naga.
Baca SelengkapnyaRiset ini membuat banyak orang tak sadar berapa lama mereka menatap layar HP.
Baca Selengkapnya