Dianggap suram sarjana pertanian ogah jadi petani
Merdeka.com - Sektor pertanian masih dipandang sebagai sebuah pekerjaan dengan masa depan suram. Banyak sarjana pertanian yang memilih kerja di sektor lain daripada menjadi petani. Perlu terobosan agar sarjana mau memajukan pertanian dalam negeri.
Kepala Pusat Studi Dinamika Pedesaan Fakultas Pertanian Universitas Padjdjaran, Ganjar Kurnia, mengatakan Indonesia menghadapi masalah serius di bidang pertanian, khususnya regenerasi petani.
Saat ini jumlah petani yang ada di sawah kebanyakan sudah berusia lanjut. “Mestinya para sarjana pertanian lah mengganti peran mereka,” kata Ganjar, saat berbincang dengan Merdeka Bandung.
-
Siapa saja bank yang terlibat? Bank Rakyat Indonesia, Bank Katimtara, Bank Perkreditan Rakyat merupakan perbankan yang turut berpartisipasi dalam acara Sosialisasi Penguatan Modal tersebut.
-
Siapa saja yang termasuk Bank Pemerintah di Indonesia? Daftar bank BUMN di Indonesia antara lain adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, dan BTN.
-
Bagaimana Pegadaian memperluas layanan selain gadai? 'Persaingan makin banyak, bisa langsung tidak langsung, supaya kita tetap bisa tumbuh itu salah satunya kita menyalurkan kredit di non gadai,' katanya.
-
Di mana pekerja Indonesia bekerja? Haygrove, sebuah perkebunan di Hereford yang memasok buah beri ke supermarket Inggris, memberikan surat peringatan kepada pria tersebut dan empat pekerja Indonesia lainnya tentang kecepatan mereka memetik buah sebelum memecat mereka lima dan enam pekan setelah mereka mulai bekerja.
-
Di mana saja pekerjaan bisa dilakukan? Banyak pekerjaan dari mana saja yang menawarkan gaji lebih dari USD100.000 atau Rp1,5 miliar (kurs Rp 15.003). Misalnya iklan pekerjaan untuk perancang UX utama di Wikimedia Foundation yang mencantumkan kisaran gaji USD 119.000-USD 186.000 atau Rp 1,7 miliar hingga Rp 2,7 miliar, sementara iklan untuk direktur keuangan dan strategi di Cash App comes dengan gaji minimum USD 222.800- USD 272.300 atau Rp 3,3 miliar-Rp 4 miliar.
-
Ke mana BNI salurkan kredit BUMN? Fokus penyaluran kredit BUMN BNI adalah kepada BUMN yang bergerak di sektor energi seperti PLN dan Pertamina serta sektor Pangan Bulog.
Padahal menurutnya, Indonesia memiliki banyak lulusan sarjana pertanian. Tiap kampus pertanian menghasilkan banyak lulusan setiap tahunnya. Fakultas Pertanian Universits Padjdjaran contohnya, tiap tahun dibanjiri 5.000-10.000 peminat jurusan pertanian. Dari total keseluruhan yang diterima fakultas hanya 300 orang. Tetapi dari jumlah itu, hanya sedikit lulusan pertanian yang memutuskan menekuni pertanian. “Sebagian menganggap pertanian hanya batu loncatan. Banyak yang ke sektor lain di luar pertanian, misalnya ke bank,” kata mantan Rektor Unpad ini.
Doktor Sosiologi Pedesaan lulusan Universitas Paris X Nanterre, Perancis, ini mengungkapkan banyak faktor yang membuat minimnya minat sarjana pertanian berkiprah di sektor pertanian, salah satunya kurikulum di masa lalu.
Ia menuturkan, kurikulum tersebut memunculkan ego keilmuan. Waktu itu Unpad sendiri memiliki banyak program studi pertanian, meliputi hama penyakit, prodi tanah, sosial ekonomi pertanian, agronomi dan teknologi pertanian. Kurikulum tersebut seolah-olah memperlakukan satu lahan pertanian memerlukan lima keilmuan. Sehingga banyak sarjana yang enggan bertani karena merasa bukan bidangnya.
Padahal, lanjut dia, mestinya seorang sarjana pertanian mampu melakukan usaha tani dari mulai menanam hingga menjual hasil taninya berdasarkan keilmuan. “Maka Unpad melakukan merger prodi menjadi tiga saja, yakni Agribisnis, Agroteknologi dan Fakultas Teknologi dan Industri Pertanian. Setelah merger itu jumlah peminat semakin meningkat,” terangnya.
Selain itu, Unpad juga mulai meningkatkan program praktik lapangan. Sehingga mahasiswa bisa mendalami masalah-masalah pertanian di lapangan.
Cara lain yang dilakukan Unpad adalah bekerja sama dengan masyarakat petani. Tujuannya untuk mendekatkan dunia kampus dengan pertanian. Misalnya di bidang agribisnis atau hortikultura, Unpad memberdayakan petani sayur Pangalengan yang hasil panennya langsung dijual ke pasar swalayan.
Dengan cara tersebut, masa tunggu panen yang menjadi kendala petani dalam menghasilkan pemasukan bisa disiasati karena swalayan mau membayar secara mingguan. “Model pemberdayaan seperti inilah yang harus dikembangkan untuk petani pangan,” katanya.
Namun masalahnya model tersebut belum bisa diterapkan di sektor pertanian pangan. Ia mengakui, sektor pangan nasibnya tidak semujur sektor hortikultura. Meski sebenarnya sektor pertanian pangan memiliki sisi keuntungan jika tekun mendalaminya. Masalahnya banyak sarjana pertanian maupun petani yang mengalami kesulitan saat menghadapi masa tunggu panen. Untuk bertani padi diperlukan waktu 3,5 bulan masa tanam.
“Panen padi hasilnya bisa lumayan. Tapi untuk menghadapi masa tunggunya bagaimana? dari mana bisa makan karena waktu tunggu itu yang kadang membuat petani juga tidak tahan,” ujar dia.
(mdk/frh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak muda enggan menjadi petani lantaran pendapatan yang tidak menjanjikan.
Baca SelengkapnyaWalaupun warga asli Sukomakmur, namun Lihun merasakan betul bagaimana sulitnya merintis pekerjaan sebagai petani.
Baca SelengkapnyaJumlah petani di Indonesia juga terus mengalami penurunan dalam 10 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaPindahnya Basiron ke Kalimantan Utara tentu memerlukan banyak penyesuaian. Ia juga diketahui banting setir dalam urusan pekerjaan.
Baca SelengkapnyaMenariknya, cuan dari bisnis peternakan sapi lebih banyak digunakan untuk membantu orang
Baca SelengkapnyaKini tengah fokus bisnis ternak, wanita ini pun mengunggah cuitan warganet yang meremehkannya.
Baca SelengkapnyaKondisi ini menjadi salah satu faktor rendahnya produktivitas pertanian di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaArea persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang
Baca SelengkapnyaTengah bergaji puluhan juta, dia justru memutuskan berhenti.
Baca Selengkapnya"Sumur-sumur sudah mengering, sehingga warga hanya bisa mendapatkan air dari dasar sungai,” Sunardi.
Baca SelengkapnyaCalon mahasiswa enggan mengambil jurusan kejuruan karena dianggap berstatus rendah, meski lebih diminati.
Baca Selengkapnya