Virtual Hope Box, aplikasi pencegah bunuh diri tentara AS

Merdeka.com - Mayoritas tentara Amerika Serikat yang tewas ternyata bukan akibat dari tembakan musuh atau serangan bom namun bunuh diri. Kondisi stres dan trauma mengakibatkan banyak tentara yang kembali dari medan perang memutuskan bunuh diri. Untuk menguranginya Departemen Pertahanan Amerika Serikat akan mencoba penggunaan aplikasi mobile pencegah bunuh diri.

Virtual Hope Box, nama aplikasi mobile tersebut, memiliki fungsi semacam kotak harapan virtual. Pada aplikasi tersebut pasien dan dokter dapat saling bertukar pikiran tentang alasan hidup. Aplikasi tersebut juga berisi foto orang-orang yang pasien sayangi dan cita-cita yang ingin mereka capai di masa depan. Dengan berbagai benda penuh kenangan tersebut, harapannya keinginan untuk bunuh diri dapat ditekan.

Selain hal di atas, aplikasi ini juga akan berisi berbagai informasi kontak telekomunikasi dengan orang terdekat pasien. Beberapa quote inspiratif, petunjuk relaksasi dan game pengalih perhatian buatan psikolog juga ada di dalamnya. Berbagai fungsi tersebut berguna untuk mengurangi rasa putus asa dan keinginan bunuh diri pada tentara Amerika Serikat.

Aplikasi tersebut, menurut informasi Mashable (06/10), adalah sebuah virtualisasi metode kotak harapan yang digunakan untuk pengobatan trauma pasca perang. Pengobatan ini biasanya berada di rumah sakit dan klinik yang mayoritas terdapat di Amerika Serikat. Keuntungan aplikasi ini adalah dapat diakses oleh seluruh tentara Amerika Serikat di seluruh dunia. Mereka tak perlu lagi harus menunggu di pulangkan untuk mendapat layanan pengobatan mental.

Aplikasi ini masih dalam tahap review dan tes secara ekstensif. Aplikasi ini dibangun oleh ahli psikologi, ahli militer, ahli desain yang bekerja di bawah Departemen urusan veteran Amerika Serikat. Aplikasi ini direncanakan akan dapat digunakan pada musim panas 2013.

Menurut data terbaru pada Juni 2012, Departemen Pertahanan menyampaikan rata-rata tiap hari ada satu tentara Amerika Serikat yang bunuh diri. Tingginya angka tersebut dipengaruhi faktor stress yang sangat tinggi pada lingkungan penugasan Tentara Amerika. (mdk/ikh)