Berburu Buku Bekas di Pasar Palasari Bandung yang Melegenda
Merdeka.com - Buku bekas memiliki peminatnya sendiri. Novel, komik, majalah lama yang tak lagi dicetak menjadi perburuan bagi para pecandu buku bekas. Di Pasar Palasari, buku-buku lama dengan kertas yang menguning ini bisa ditemui. Menjadi kesenangan tersendiri bagi para penikmat buku jadul.
Pasar yang terletak di Jalan Palasari, Pasar Lodaya, Kota Bandung ini menjadi surganya para pencinta buku. Segala macam buku ada di pasar ini.Mulai dari buku pelajaran tingkat SD sampai universitas. Novel, majalah, komik dan ensiklopedia. Tempat ini dikenal sebagai sentra buku di Kota Kembang. Puluhan kios menyediakan berbagai macam buku baru dan bekas.
Selain dikenal sebagai surga penikmat buku jadul, kebanyakan pengunjung mencari buku bekas karena tidak menemukan buku tersebut di toko buku baru. Berdiri sejak tahun 1980-an, Pasar Palasari tetap dinanti oleh para peminatnya.
-
Bagaimana Toko Buku Bandung menarik pengunjung? Caranya adalah dengan membuat kondisi toko buku seramah mungkin bagi pengunjung, termasuk menghadirkan aneka jenis buku dengan harga terjangkau agar semakin banyak menarik para pembaca buku dalam mencari buku favoritnya.
-
Kenapa buku-buku ini laris di Indonesia? Berbagai genre dapat dijelajahi, baik melalui toko fisik maupun platform online.Tak hanya itu, dunia literasi Indonesia semakin diperkaya dengan munculnya penulis-penulis baru yang menawarkan karya-karya terbaik mereka.
-
Dimana buku bambu kuno itu ditemukan? Ribuan lembaran tipis bambu (berbentuk persegi panjang yang digulung dan diikat menjadi satu buku) ditemukan di situs arkeologi Hebosuo, Kunming, Provinsi Yunnan, China barat daya.
-
Siapa yang sering berkunjung ke toko buku Dadeng? “Yang datang ke sini ada pelajar, ada wali murid. Tapi umumnya wali murid yang nyari,“ terang Dadeng, di kanal YouTube SCTV Banten, dikutip Merdeka, Rabu (12/7)
-
Kenapa warga Bandung antre beli koran? Di masa sebelum tahun 2000-an, warga bahkan sudah ada yang antre menanti koran terbit. Biasanya kondisi ini bertepatan dengan masa Sipenmaru atau penerimaan mahasiswa baru di universitas kenamaan, penerimaan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) atau Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), hingga seputar lowongan kerja.
-
Siapa yang mendirikan Toko Buku Bandung? Media sosial diklaim jadi salah satu penyebab utama menurunnya minat baca di Indonesia. Melihat kondisi ini, salah satu warga Kota Bandung bernama Deni Rachman, menaruh perhatian terhadap dunia literasi dengan mendirikan toko buku offline yang nyaman.
Buku yang dijual di Palasari tidak hanya buku bekas. Malah kini para pedagang buku lebih banyak menawarkan buku baru beragam jenis, mulai bacaan umum, agama hingga buku pelajaran sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Pasar Palasari menjadi tujuan utama bagi mereka yang ingin membeli buku dengan potongan harga. Pasalnya, di pasar ini pembeli bisa tawar menawar dengan pedagang. Apalagi saat membeli dalam jumlah banyak.
©2021 Merdeka.com/Cicin YuliantiPara pedagang buku Pasar Palasari generasi pertama dulunya melakukan jualan dengan sistem bongkar muat gerobak. Pagi sampai siang mereka menjajakan buku-buku bekasnya di pinggir Jalan Cikapundung. Sorenya mereka mengemasi kembali buku-buku tersebut ke dalam gerobak. Pada 1980 melalui kebijakan Pemda Bandung, pasar dialihkan ke Pasar Palasari.
Tahun 90-an Palasari sudah dikenal sebagai pusat buku terbesar di Bandung. Namun pada 1992 dan 2007 peristiwa memilukan terjadi, kebakaran melanda. Banyak koleksi buku langka yang tak terselamatkan.
©2021 Merdeka.com/Cicin YuliantiJika ingin berkunjung, pasar ini buka pukul 8.30-17.30 WIB. Namun, lantaran pandemi Corona Covid-19, Pasar Palasari seolah mati suri. Pasar melegenda ini memilih buka siang hari lantaran sepi pengunjung. Beberapa pedagang bahkan terlihat memilih menutup kiosnya dengan rolling dor.
Ya, sejak Corona melanda Tanah Air Maret 2020 lalu, kegiatan jual beli di pasar ini kian meredup. Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berdampak para penghasilan para pedagang kian menurun.
©2021 Merdeka.com/Cicin YuliantiBaik orang tua siswa, para siswa, hingga mahasiswa sudah semakin jarang bertandang ke pasar yang berusia 40 tahun ini. Para pedagang bertahan dengan menjual dagangan secara daring.
Sambil menunggu di kios, setiap hari para penjual buku dengan sabar menanti notifikasi di handphonenya. Berharap ada permintaan daring datang. (mdk/Tys)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Toko buku lawas di gang Jalan Dewi Sartika ini masih terus eksis hingga kini.
Baca SelengkapnyaBarang-barang jadul yang dikoleksi pria ini sukses mencuri perhatian warganet.
Baca SelengkapnyaNama Pasar Loak Kebayoran Lama menjadi surga bagi para pecinta barang-barang jadul.
Baca SelengkapnyaMenjelang dimulainya tahun ajaran 2023/2024, berbagai perlengkapan sekolah banyak diburu warga.
Baca SelengkapnyaCikapundung jadi daerah yang tersisa dari masa keemasan koran dan kini masih tetap bertahan di tengah senja kala yang mengancam
Baca SelengkapnyaIa ingin berjuang menggiatkan kembali literasi melalui toko buku yang ia dirikan.
Baca SelengkapnyaDi sini berbagai jenis barang bekas tersedia, mulai dari perkakas, HP sampai kursi roda.
Baca SelengkapnyaPenemuan buku tersebut seakan menyimpan kisah dan kenangan yang tersembunyi di balik halaman-halaman usangnya.
Baca SelengkapnyaSalah satu perpustakaan unik di Jawa Timur yang wajib dikunjungi ialah Perpustakaan Bank Indonesia Surabaya.
Baca SelengkapnyaMasuk tahun ajaran baru sekolah, buku tulis mulai banyak diburu orang tua murid.
Baca SelengkapnyaDari aneka pakaian sampai makanan tradisional bisa dijumpai di Pasar Baru Trade Center. Harganya bisa ditawar dan tak bikin kantong bolong.
Baca Selengkapnya'Toko Buku' ini menghadirkan koleksi buku-buku berkualitas dari berbagai genre dengan harga terjangkau serta diskon menarik.
Baca Selengkapnya