Hidup Susah Debt Collector karena Corona, Mau Makan Saja Tunggu Upah dari Senior
Merdeka.com - Wabah Covid-19 yang hingga kini belum juga usai membuat banyak pihak merugi. Tidak hanya ekonomi di sektor formal, segelintir orang pun juga ikut merasakan dampak dari adanya Covid-19. Salah satunya adalah penagih utang atau debt collector.
Christian Brilaba, salah satunya. Dirinya merupakan seorang pekerja di sebuah perusahaan leasing. Tidak hanya mencukupi kebutuhan dirinya sendiri, ia pun juga harus memikirkan sanak saudaranya yang berada di kampung halaman. Berikut ulasan selengkapnya seperti yang dirangkum dari kanal YouTube Asumsi.
Memikirkan Kebutuhan Keluarga di Tanah Kelahiran
-
Siapa yang harusnya saling peduli? Sebuah hubungan percintaan pasti dilakukan oleh dua insan yang saling menyayangi dan memberi perhatian.
-
Siapa yang perlu menjaga kesehatan? Penting disadari bahwa seseorang yang menjaga kesehatannya akan tampak cantik dan menarik di mata orang lain.
-
Mengapa keluarga penting bagi setiap orang? 'A happy family is a sanctuary of laughter, where smiles are the language we speak. Grateful for the shared moments of happiness.'
-
Siapa yang menemani Leony saat terinfeksi Covid? Beruntung, kekasihnya sigap dan tanggap, merawatnya dengan baik, sehingga Leony pulih dengan cepat.
-
Kenapa keluarga penting? Keluarga adalah tempat terbaik bagi kita untuk belajar tentang sebuah pengorbanan.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
Christian Brilaba adalah salah satu pihak yang merasa sangat terdampak dari adanya wabah Covid-19. Sebelumnya, ia berusaha sekuat tenaga untuk menghasilkan pendapatan guna mencukupi kebutuhan keluarga yang ada di kampung halamannya.
YouTube Asumsi ©2020 Merdeka.com
"Kamu selama ini di tanah rantau ada hasilnya nggak? Hasilnya apa kan kami juga harus mikir ke situ untuk kebutuhan di kampung halaman," ucapnya.
Bergelut Menjadi Penagih Utang Selama 5 Tahun
Menjadi seorang penagih utang bukanlah hal yang mudah. Namun, pekerjaan ini telah ia geluti selama lebih dari 5 tahun.
"Saya di leasing dari tahun 2014 sampai 2019, sampai ada terjadinya Covid-19," jelasnya.
YouTube Asumsi ©2020 Merdeka.com
Imbauan Pemerintah
Meski menurunkan pendapatannya, namun imbauan Pemerintah tetap ia jalankan. Bahkan, dirinya harus rela berdamai dengan kebijakan Pemerintah yang melonggarkan tempo bagi pihak yang tengah melakukan kredit.
"Ada himbauan dari Pemerintah jangan berkeliaran di luar, jangan bekerja untuk menarik-narik lagi," tuturnya.
Tidak Ada Pekerjaan Selama Wabah
Selama pandemic Covid-19, ia mengaku tidak memiliki pendapatan. Bahkan ia harus rela berdiam diri untuk tidak menarik utang dari pihak-pihak yang dapat menjadi sumber pendapatannya guna mencukupi kebutuhan sehari-hari.
YouTube Asumsi ©2020 Merdeka.com
"Dari kasus Corona kita udah nggak bisa ngapa-ngapain. Hanya terdiam," jelasnya.
Tunggu Upah
Bak menunggu keberuntungan, ia pun juga harus menunggu sang senior untuk memberikan sedikit upah meskipun dirinya tidak dipekerjakan selama wabah Covid-19.
YouTube Asumsi ©2020 Merdeka.com
"Tinggal menunggu abang-abang (senior) kalau ada berkat ya minta untuk mencukupi kebutuhan," tambahnya.
Setengah Mati
Hal ini juga dirasakan oleh Feri Selly. Sebagai debt collector, ia merasa kesulitan hanya untuk mencukupi kebutuhan primernya sebagai manusia di tengah pandemi Covid-19.
YouTube Asumsi ©2020 Merdeka.com
"Dengan adanya Covid-19 ini kami setengah mati. Mau makan aja susah," ucapnya.
(mdk/mta)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Walau usianya telah renta, namun Mbah Soiman masih bekerja keras di ladang
Baca SelengkapnyaViral pria tak tega tagih utang pada seorang kakek, tuai simpati.
Baca SelengkapnyaSejak istrinya meninggal, Abah Ucup merawat sang ibu yang sudah berusia 103 tahun seorang diri.
Baca SelengkapnyaKisah haru Pak Edi, penjual kerupuk Palembang yang tetap bekerja meski sakit.
Baca SelengkapnyaKisah pilu nenek berusia 66 tahun hidupi dua cucu seorang diri.
Baca SelengkapnyaLulusan pascasarjana UGM ini rela lepaskan peluang berkarier di perkotaan demi menemani orang tuanya di rumah
Baca SelengkapnyaKakek di Gorontalo hanya santap parutan kelapa untuk mengganjal perut lapar hingga disorot warganet.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah seorang pria yang bertemu dengan Ibu-Ibu yang membeli obat maag namun bukan karena sakit.
Baca Selengkapnya