Kisah Inspiratif Lulusan SMA, Bisnis Olahan Kopi Raup Untung Rp600 Juta per Bulan
Merdeka.com - Memulai bisnis memang dibutuhkan perjuangan yang ekstra. Bukan hanya bermodal uang saja, tapi wawasan mengenai dunia usaha juga diperlukan untuk mencapai bisnis yang sukses.
Apalagi dengan persaingan Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia yang kian ketat. Tak sedikit yang merasa pesimis. Namun hal itu mampu ditepis oleh pria asal Aceh.
Meski berijazah SMA, Teuku Dharul Bawadi mampu membangun usaha kopinya sendiri. Tak tanggung-tanggung, kini bisnis kopinya sudah ke kancah internasional dan meraup untung mencapai Rp600 juta. Sampai ia beberapa kali diundang sebagai pembicara dan dipuji oleh mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno.
-
Siapa yang sukses jadi pengusaha di usia muda? Hal ini telah dibuktikan Via, yang dulunya hanya seorang pembantu dengan penghasilan Rp20.000 sehari. Namun, kini Via telah menjadi pengusaha muda yang sukses dan mandiri.
-
Siapa pemuda sukses usaha tauge premium? Seorang pemuda asal Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berbagi kisah inspiratifnya. Ia memilih resign dari pekerjaan mentereng di sebuah bank swasta terkenal Indonesia untuk membantu orang tua berjualan tauge premium.
-
Bagaimana pria ini mencapai kesuksesannya? Hidup dalam keterbatasan sejak kecil Dikutip dari akun Instagram @kvrasetyoo, Kukuh membagikan kisah hidupnya yang berliku. Sejak kecil dia kurang mendapat kasih sayang orang tua karena ayahnya bekerja seharian sebagai sopir, dan ibunya juga bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Belum lagi kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan, sehingga menuntutnya agar hidup lebih mandiri. Sebagai anak sulung, Kukuh mulai menaruh perhatian dan bertekad ingin membantu keluarganya.
-
Siapa pendiri Warung Kopi Tinggi? Mengutip laman Warung Kopi Tinggi, kedai tersebut mulanya didirikan oleh seorang pengusaha dan saudagar rempah asal China, Liaw Tek Soen.
-
Bagaimana Slamet memulai usaha kopinya? Keterbatasan modal tak menjadi penghalang bagi Slamet untuk memulai usaha. Awalnya, dia memulai dengan modal Rp0 dan hanya memproduksi empat bungkus kopi tanpa merek. Kopi tersebut kemudian dipromosikan melalui WhatsApp, rupanya respons dari teman-teman dan orang-orang di sekitar sangat positif.
-
Siapa yang terinspirasi untuk membuka usaha? Usaha ini bermula dari suami Qori yang memiliki ketertarikan dalam dunia kuliner.
Sebuah kisah inspiratif yang bisa dijadikan sebagai contoh, bagi Anda yang hendak berbisnis. Berikut ulasannya.
Berijazah SMA, Sempat Kuliah
Instagram @sekolahpebisnis @teuku.bawadi ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari laman Instagram akun @sekolahpebisnis, yang mengunggah kembali kisah inspiratif perjalanan karier Teuku Dharul Bawadi di dunia bisnis kopi.Pria lulusan SMA ini mengaku sempat mengenyam pendidikan tinggi kuliah. Tapi hanya dijalani sampai 3 tahun.
"Sebenernya saya kuliah di semester enam mau lanjut semester ke tujuh saya liat kawan-kawan saya di tempat kuliah semua mengejar untuk jadi PNS dan lain-lain," kata Bawadi seperti dikutip dari @sekolahpebisnis.
Berjalan Sesuai Passion
Instagram @sekolahpebisnis @teuku.bawadi ©2020 Merdeka.com
Lantaran melihat para rekannya yang mengejar jadi orang kantoran, berbanding terbalik dengan dirinya. Bawadi merasa passion-nya ada di bidang bisnis. Membantu memberi lapangan pekerjaan.
Akhirnya pria asal Aceh ini pun memberanikan diri untuk keluar dari kampus. Dan mulai belajar bisnis.
"Bertolak belakang dengan saya, saya ingin menciptakan, bagaimana saya bisa menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain," imbuhnya.
Terjun ke Bisnis Kopi, Langsung Kirim ke Malaysia
Berdasarkan rencana dan modal yang cukup, Bawadi terjun ke bisnis kopi. Sesuai dengan nama panggilannya, 'Bawadi Coffe'.
"Akhirnya saya memutuskan untuk membuat satu perusahaan namanya Bawadi Coffee," ungkapnya.
Tak tanggung-tanggung, ia langsung menjual dagangannya ke Negeri Jiran. Sebab Bawadi menilai bahwa persaingan di Indonesia lebih susah.
"Saya ambil pertama kopi Arabica Gayo kita produksi di awal tahun 2014 saya mulai memasarkannya ke beberapa lokasi yakni ke Malaysia dan Singapura. Karena memang awal target kopi Bawadi kita langsung ke Malaysia," jelas Bawadi.
Jamah Pasar Internasional
Instagram @sekolahpebisnis @teuku.bawadi ©2020 Merdeka.com
Bawadi semakin melebarkan sayap bisnis kopinya sampai di kancah internasional. Lantaran pasar di luar negeri terbilang mudah dengan persaingan dan kompetitornya.
Bawadi mencari relasi sampai negeri terdekat, seperti Singapura dan Malaysia. Perlahan hendak ke seluruh Asia.
"Karena kalau kita masuk ke nasional harus ada nama karena orang agak susah nerima produk baru kalau memang dia belum ada nama. Tapi saya sesuaikan ke luar negeri," papar Bawadi.
Sandiaga Uno Sampai Salut
Instagram @sekolahpebisnis @teuku.bawadi ©2020 Merdeka.com
Belum lama ini Bawadi bergabung dalam acara virtual meeting bersama mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno. Saat Bawadi bertanya, ia langsung dipuji, karena telah memiliki bisnis besar. Selaku pengusaha perwakilan dari Aceh.
"Bawadi ini luar biasa ini. Karena dia nanya, tapi sebetulnya sekaligus promosi. Di belakangnya terlihat Bawadi Coffe. Disebut berkali-kali, merupakan cara kita untuk meningkatkan omzet, promosi," kata Sandi seperti dikutip dari acara Seminar Leadership & Entrepeneurship, Kamis (26/11).
Untung Rp600 Juta Per Bulan
Instagram @sekolahpebisnis @teuku.bawadi ©2020 Merdeka.com
Awalnya Bawadi mengeluarkan kocek untuk modal Rp30 juta dan bekerja sama dengan 50 petani. Kini Bawadi Coffe sudah bisa membantu 1.840 petani kopi dan 28 karyawan lepas, serta sebanyak 34 orang yang didominasi oleh mahasiswa.
Keuntungan yang diperoleh dari sepak terjangnya di dunia bisnis selama 6 tahun, sudah bisa mencapai sekitar Rp600 juta.
"Modal awal kita Rp30 juta. Itu hasil dari tabungan saya pribadi. Penjualan sebulan Rp600 juta," kata Bawadi. (mdk/kur)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perjalanan hidup Slamet yang penuh rintangan menjadikannya sebagai salah satu sosok inspiratif, terutama bagi masyarakat di sekitar lereng Gunung Merapi.
Baca SelengkapnyaMas Udek berhasil menemukan jalannya untuk menggeluti bisnis usaha kopi.
Baca SelengkapnyaWalau dia tak tamat menempuh pendidikan di bangku SD, nyatanya kini ia berhasil menjadi seorang bos dengan punya banyak karyawan.
Baca Selengkapnya"Untuk mengelola kafe, saya dibantu oleh 5 karyawan. Sedangkan pengelolaan kebun kopi dibantu 3 orang," kata Deni.
Baca SelengkapnyaPanji mulai menyadari efek buruk tidak serius sekolah. Ia sulit mendapatkan pekerjaan.
Baca SelengkapnyaIa berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi kurang mampu.
Baca SelengkapnyaDi usia 19 tahun, ia merintis usaha gelangnya sendiri tanpa menggunakan sponsor dari siapapun.
Baca SelengkapnyaRofik sengaja membuka bisnis peternakan untuk membantu perekonomian para warga sekitar.
Baca SelengkapnyaPenjual bakso tersebut berhasil membuka tiga cabang di berbagai wilayah Cirebon, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPopularitas peyek kacang produksinya mulai meningkat hingga berdampak peningkatan omzet.
Baca SelengkapnyaSejak lulus sekolah, ia memang tidak mau bekerja menjadi seorang karyawan. Ia kini berhasil menekuni profesi berdagang dengan hasil jutaan rupiah dalam sehari.
Baca SelengkapnyaIrham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.
Baca Selengkapnya