4 Respons pemerintah dan analis soal pemilihan gubernur baru The Fed
Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan memilih Gubernur Bank Sentral, Federal Reserve (The Fed) baru. Gubernur The Fed akan diumumkan pada awal November tahun ini.
Hal ini seiring habisnya masa jabatan Ketua Dewan Gubernur The Fed, Janet Yellen yang akan berakhir pada 2018 mendatang.
Salah satu nominasi yang cukup dijagokan adalah Jerome Powell, yang merupakan anggota Dewan Gubernur Federal Reserve dan telah menjabat sejak 2012.
-
Siapa yang dilantik sebagai Presiden? Pada tahun 2024, pelantikan ini akan menjadi penutup dari rangkaian Pemilihan Umum yang telah berlangsung, di mana Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.
-
Siapa yang akan ditetapkan sebagai Presiden-Wakil Presiden terpilih? Hari ini, Rabu (24/4), KPU akan menetapkan pasangan capres-cawapres nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029.
-
Siapa yang dilantik menjadi Presiden? Pelantikan Mikhail Gorbachev Sebagai Presiden Uni Soviet pada 15 Maret 1990
-
Kapan pelantikan Presiden dan Wapres? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
-
Kapan pemilu presiden? Indonesia bakal menggelar pesta demokrasi pada 14 Februari 2024.
-
Siapa yang akan menjadi presiden perempuan pertama di AS? Dalam momen Pilpres AS ini, masyarakat akan berbondong-bondong menuju tempat pemungutan suara untuk menentukan apakah Donald Trump dari Partai Republik akan kembali menjabat sebagai presiden untuk yang kedua kalinya, atau memberikan kesempatan kepada wakil presiden saat ini, Kamala Harris dari Partai Demokrat, untuk menjadi presiden perempuan pertama di negara tersebut.
Melansir Reuters, Trump menggambarkan Powell sebagai seorang yang lembut, memiliki kecerdasan dan berkomitmen untuk meneruskan prestasi yang telah ditorehkan Yellen dalam menyembuhkan ekonomi AS dari krisis keuangan 2007-2009.
Trump memuji kepengurusan Yellen, namun dia mengaku terkesan dengan pengalaman Powell di sektor swasta dan pandangan perspektif yang sama dengan pemerintah.
Situasi ini pun menjadi perhatian pemerintah. Mengingat, keputusan dari The Fed akan berpengaruh ke Indonesia, salah satunya mengenai suku bunga. Berikut harapan-harapan pemerintah terkait pemilihan gubernur baru The Fed.
Gubernur baru lebih intens memberi informasi
Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengatakan, banyak pihak di seluruh dunia sedang menanti pengganti Janet Yellen tersebut. Dia menyebut, dari beberapa kandidat, Jerome Powell cukup dijagokan.
"Kami yakin, kebijakan the Fed di bawah Yellen yang selama beberapa tahun beri komunikasi yang baik tentang kajian dan bagaimana kebijakan yang akan diambil The Fed akan dapat dipertahankan oleh figur ini," ungkapnya di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis (2/11).
Agus mengharapkan, bos The Fed yang baru dapat lebih intens mengomunikasikan setiap kebijakan yang akan diambil, sehingga setiap pelaku bisnis maupun pemerintah seluruh dunia dapat terinformasikan.
"Kita tunggu sampai resmi. Kita lihat di bawah Yellen betul disampaikan dengan komunikasi yang baik sehingga hampir semua pelaku ekonomi, bank sentral maupun kementerian keuangan di dunia bisa memahami dan tidak ada shock," jelas Agus.
Komunikasi yang baik dari otoritas keuangan negara Paman Sam tersebut amat diharapkan demi situasi keuangan global yang lebih stabil.
"Kita harap komunikasi, otoritas moneter di Amerika bisa betul beri informasi seimbang sehingga tidak ada kaget. Kondisi apapun yang baik atau yang buruk kalau disampaikan dengan baik tentu semua akan bisa memahami dan tidak menciptakan instability," tandasnya.
Tepat dalam membuat kebijakan
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, berharap gubernur bank sentral AS yang baru nantinya memiliki ketenangan dalam mengomunikasikan keputusan yang akan ditetapkan ke depan. Sehingga, pasar dapat mengantisipasi dampak dari keputusan yang diambil.
"Kita berharap yang dipilih adalah yang memiliki ketenangan dalam berkomunikasi. Jadi dalam berkomunikasi itu clear, jelas, tenang dan berbasis kan data sehingga market bisa memiliki pandangan yang relatif jelas," ujar Menteri Sri Mulyani di Kantornya, Jakarta, Kamis (2/11).
Selain itu, Menteri Sri Mulyani juga berharap pengganti gubernur bank sentral AS memiliki ketepatan dan kecepatan dalam menentukan suatu kebijakan. Sebab, hal tersebut akan sangat mempengaruhi sentimen para pelaku pasar global.
"Ketepatan dari arah kebijakannya dan kecepatannya penting, karena itu akan mempengaruhi sentimen dari para pelaku pasar global terhadap persepsi kebijakan di AS. Dan tentu juga akan mempengaruhi sentimen terhadap negara negara lain diluar Amerika," jelasnya.
Menteri Sri Mulyani menambahkan, pemerintah akan memperkuat fondasi kebijakan ekonomi dalam negeri. Pemerintah juga akan mengomunikasikan kebijakan dalam negeri dengan baik. Tujuannya agar Indonesia tidak terpengaruh signifikan terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat.
Powell sudah disukai pasar domestik dan global
Research Analyst ForexTime (FXTM), Lukman Otunuga menilai penunjukan Jerome Jay Powell sebagai Gubernur Federal Reserve sudah diprediksi oleh publik. Oleh sebab itu, pergantian pemimpin bank sentral Amerika tersebut tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap kondisi keuangan global.
"Sekarang penunjukan gubernur itu sudah diprediksi pasar. Jadi, dampak terhadap pasar tidak begitu banyak," ujar Lukman di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (7/11).
Latar belakang Powell sebagai orang yang pernah bekerja di Wall Street memberi penilaian tersendiri kepada publik. Sebab, Powell merupakan figur yang cukup disukai baik oleh pasar domestik maupun global.
"Pasar mengetahui bahwa Powell adalah sosok yang mengedepankan kehati-hatian terlebih dalam mengambil kebijakan. Itu menjadi bekal tersendiri bagi Powell," ujarnya.
Meski demikian, Lukman menegaskan pengangkatan Powell menjadi Gubernur baru The Fed tidak serta merta menjadi solusi keuangan di AS.
"Sekarang, sebagaimana yang diinginkan Trump, pasar ingin ada regulasi yang lebih kuat terhadap pasar keuangan AS. Trump juga tidak ingin dollar AS terlalu kuat. Tetapi karena kehati-hatian itu, kita belum tahu apa yang akan diambil Powell ke depannya," jelasnya.
Selain itu, kenaikan tingkat suku bunga pada Desember juga sudah diprediksi pasar dan sudah dimasukkan ke dalam kalkulasi hingga akhir tahun ini. Namun demikian, pada tahun depan tingkat suku bunga kembali diturunkan, hal tersebut akan melemahkan Dolar sebagaimana keinginan Trump dan secara otomatis berdampak pada penguatan Rupiah.
Pemilihan tak akan pengaruhi fondasi ekonomi RI
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, tidak mau ambil pusing dengan penetapan gubernur bank sentral yang baru. Terpenting, Menko Darmin ingin memperkuat fondasi ekonomi dalam negeri supaya tidak terpengaruh signifikan atas keputusan tersebut.
"Aku belum mau komentar (mengenai Jereme Powell). Lagipula ngapain terlalu pusing, yang paling penting apa yang kita lakukan," ujar Menko Darmin di Kantornya, Jakarta, Jumat (3/11).
Perhatian Menko Darmin lebih kepada kurs Rupiah yang belakangan ini bergerak lemah, bahkan sempat berada pada angka Rp 13.600 per USD. Kondisi ini bertentangan dengan meroketnya Indeks Harga Saham Gabungan di mana sempat menyentuh level 6000.
"Sekarang kurs kita agak bergerak agak lemah kan selama dua bulan ini. Tapi itu karena gabungan beberapa hal secara internasional, satu pada saat Yellen mulai ngomong kami akan naikan fed rate. Kemudian orang mulai hitung hiting bedanya berapa dan sebagainya," jelasnya.
Menko Darmin menambahkan naiknya IHSG beberapa waktu lalu lebih besar didukung oleh peran investor domestik melantai di pasar modal. "Investor kita tidak sekadar ikut-ikutan sekarang. Sudah banyak investor yang mengambil posisi sendiri, sehingga IHSG naik kurs menurun," tandasnya. (mdk/azz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perbedaan tersebut tidak terlepas dari latar belakang Trump yang berasal dari Partai Republik, yang memiliki pendekatan berbeda dengan Presiden Joe Biden.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga untuk memperkuat ekonomi AS.
Baca SelengkapnyaJika indeks dolar naik, hal ini berpotensi melemahkan mata uang negara lain, termasuk Rupiah Indonesia.
Baca SelengkapnyaDiprediksi dollar akan menguat, suku bunga Amerika Serikat akan tinggi, bahkan perang dagang juga diprediksi akan terus berlanjut.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan perkiraan para analis, The Fed masih berpotensi menurunkan suku bunga hingga ke level 3,5-4 persen.
Baca SelengkapnyaTerdapat lima aspek utama yang perlu diperhatikan terkait kebijakan ekonomi dan politik di bawah kepemimpinan Trump.
Baca SelengkapnyaMahendra menyebut, terpilihnya Trump sebagai Presiden AS mau tidak mau akan mengubah bisnis industri kripto.
Baca SelengkapnyaInflasi di AS pada bulan Juni menunjukkan penurunan di angka 3 persen, didorong oleh menurunnya tekanan harga energi dan sektor perumahan.
Baca SelengkapnyaLangkah Federal Reserve menurunkan suku bunga memang diharapkan mampu memberikan angin segar bagi pasar kripto.
Baca SelengkapnyaHarga emas Antam mengalami penurunan tajam sebesar Rp30.000 per gram pada Kamis, 7 November 2024.
Baca SelengkapnyaPontesi menangnya Donald Trump ini berdampak langsung pada nilai tukar atau kurs Rupiah.
Baca SelengkapnyaSaat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca Selengkapnya