Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Respons pemerintah dan analis soal pemilihan gubernur baru The Fed

4 Respons pemerintah dan analis soal pemilihan gubernur baru The Fed jerome powell. ©2017 REUTERS

Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan memilih Gubernur Bank Sentral, Federal Reserve (The Fed) baru. Gubernur The Fed akan diumumkan pada awal November tahun ini.

Hal ini seiring habisnya masa jabatan Ketua Dewan Gubernur The Fed, Janet Yellen yang akan berakhir pada 2018 mendatang.

Salah satu nominasi yang cukup dijagokan adalah Jerome Powell, yang merupakan anggota Dewan Gubernur Federal Reserve dan telah menjabat sejak 2012.

Melansir Reuters, Trump menggambarkan Powell sebagai seorang yang lembut, memiliki kecerdasan dan berkomitmen untuk meneruskan prestasi yang telah ditorehkan Yellen dalam menyembuhkan ekonomi AS dari krisis keuangan 2007-2009.

Trump memuji kepengurusan Yellen, namun dia mengaku terkesan dengan pengalaman Powell di sektor swasta dan pandangan perspektif yang sama dengan pemerintah.

Situasi ini pun menjadi perhatian pemerintah. Mengingat, keputusan dari The Fed akan berpengaruh ke Indonesia, salah satunya mengenai suku bunga. Berikut harapan-harapan pemerintah terkait pemilihan gubernur baru The Fed.

Gubernur baru lebih intens memberi informasi

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengatakan, banyak pihak di seluruh dunia sedang menanti pengganti Janet Yellen tersebut. Dia menyebut, dari beberapa kandidat, Jerome Powell cukup dijagokan.

"Kami yakin, kebijakan the Fed di bawah Yellen yang selama beberapa tahun beri komunikasi yang baik tentang kajian dan bagaimana kebijakan yang akan diambil The Fed akan dapat dipertahankan oleh figur ini," ungkapnya di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis (2/11).

Agus mengharapkan, bos The Fed yang baru dapat lebih intens mengomunikasikan setiap kebijakan yang akan diambil, sehingga setiap pelaku bisnis maupun pemerintah seluruh dunia dapat terinformasikan.

"Kita tunggu sampai resmi. Kita lihat di bawah Yellen betul disampaikan dengan komunikasi yang baik sehingga hampir semua pelaku ekonomi, bank sentral maupun kementerian keuangan di dunia bisa memahami dan tidak ada shock," jelas Agus.

Komunikasi yang baik dari otoritas keuangan negara Paman Sam tersebut amat diharapkan demi situasi keuangan global yang lebih stabil.

"Kita harap komunikasi, otoritas moneter di Amerika bisa betul beri informasi seimbang sehingga tidak ada kaget. Kondisi apapun yang baik atau yang buruk kalau disampaikan dengan baik tentu semua akan bisa memahami dan tidak menciptakan instability," tandasnya.

Tepat dalam membuat kebijakan

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, berharap gubernur bank sentral AS yang baru nantinya memiliki ketenangan dalam mengomunikasikan keputusan yang akan ditetapkan ke depan. Sehingga, pasar dapat mengantisipasi dampak dari keputusan yang diambil.

"Kita berharap yang dipilih adalah yang memiliki ketenangan dalam berkomunikasi. Jadi dalam berkomunikasi itu clear, jelas, tenang dan berbasis kan data sehingga market bisa memiliki pandangan yang relatif jelas," ujar Menteri Sri Mulyani di Kantornya, Jakarta, Kamis (2/11).

Selain itu, Menteri Sri Mulyani juga berharap pengganti gubernur bank sentral AS memiliki ketepatan dan kecepatan dalam menentukan suatu kebijakan. Sebab, hal tersebut akan sangat mempengaruhi sentimen para pelaku pasar global.

"Ketepatan dari arah kebijakannya dan kecepatannya penting, karena itu akan mempengaruhi sentimen dari para pelaku pasar global terhadap persepsi kebijakan di AS. Dan tentu juga akan mempengaruhi sentimen terhadap negara negara lain diluar Amerika," jelasnya.

Menteri Sri Mulyani menambahkan, pemerintah akan memperkuat fondasi kebijakan ekonomi dalam negeri. Pemerintah juga akan mengomunikasikan kebijakan dalam negeri dengan baik. Tujuannya agar Indonesia tidak terpengaruh signifikan terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat.

Powell sudah disukai pasar domestik dan global

Research Analyst ForexTime (FXTM), Lukman Otunuga menilai penunjukan Jerome Jay Powell sebagai Gubernur Federal Reserve sudah diprediksi oleh publik. Oleh sebab itu, pergantian pemimpin bank sentral Amerika tersebut tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap kondisi keuangan global.

"Sekarang penunjukan gubernur itu sudah diprediksi pasar. Jadi, dampak terhadap pasar tidak begitu banyak," ujar Lukman di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (7/11).

Latar belakang Powell sebagai orang yang pernah bekerja di Wall Street memberi penilaian tersendiri kepada publik. Sebab, Powell merupakan figur yang cukup disukai baik oleh pasar domestik maupun global.

"Pasar mengetahui bahwa Powell adalah sosok yang mengedepankan kehati-hatian terlebih dalam mengambil kebijakan. Itu menjadi bekal tersendiri bagi Powell," ujarnya.

Meski demikian, Lukman menegaskan pengangkatan Powell menjadi Gubernur baru The Fed tidak serta merta menjadi solusi keuangan di AS.

"Sekarang, sebagaimana yang diinginkan Trump, pasar ingin ada regulasi yang lebih kuat terhadap pasar keuangan AS. Trump juga tidak ingin dollar AS terlalu kuat. Tetapi karena kehati-hatian itu, kita belum tahu apa yang akan diambil Powell ke depannya," jelasnya.

Selain itu, kenaikan tingkat suku bunga pada Desember juga sudah diprediksi pasar dan sudah dimasukkan ke dalam kalkulasi hingga akhir tahun ini. Namun demikian, pada tahun depan tingkat suku bunga kembali diturunkan, hal tersebut akan melemahkan Dolar sebagaimana keinginan Trump dan secara otomatis berdampak pada penguatan Rupiah.

Pemilihan tak akan pengaruhi fondasi ekonomi RI

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, tidak mau ambil pusing dengan penetapan gubernur bank sentral yang baru. Terpenting, Menko Darmin ingin memperkuat fondasi ekonomi dalam negeri supaya tidak terpengaruh signifikan atas keputusan tersebut.

"Aku belum mau komentar (mengenai Jereme Powell). Lagipula ngapain terlalu pusing, yang paling penting apa yang kita lakukan," ujar Menko Darmin di Kantornya, Jakarta, Jumat (3/11).

Perhatian Menko Darmin lebih kepada kurs Rupiah yang belakangan ini bergerak lemah, bahkan sempat berada pada angka Rp 13.600 per USD. Kondisi ini bertentangan dengan meroketnya Indeks Harga Saham Gabungan di mana sempat menyentuh level 6000.

"Sekarang kurs kita agak bergerak agak lemah kan selama dua bulan ini. Tapi itu karena gabungan beberapa hal secara internasional, satu pada saat Yellen mulai ngomong kami akan naikan fed rate. Kemudian orang mulai hitung hiting bedanya berapa dan sebagainya," jelasnya.

Menko Darmin menambahkan naiknya IHSG beberapa waktu lalu lebih besar didukung oleh peran investor domestik melantai di pasar modal. "Investor kita tidak sekadar ikut-ikutan sekarang. Sudah banyak investor yang mengambil posisi sendiri, sehingga IHSG naik kurs menurun," tandasnya. (mdk/azz)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sri Mulyani Mulai Soroti Dampak Kemenangan Donald Trump, Begini Analisanya
Sri Mulyani Mulai Soroti Dampak Kemenangan Donald Trump, Begini Analisanya

Perbedaan tersebut tidak terlepas dari latar belakang Trump yang berasal dari Partai Republik, yang memiliki pendekatan berbeda dengan Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Ambruk Nyaris Sentuh Rp16.000 per USD, Ternyata Ini Pemicunya
Kurs Rupiah Ambruk Nyaris Sentuh Rp16.000 per USD, Ternyata Ini Pemicunya

Kondisi ini diperparah dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga untuk memperkuat ekonomi AS.

Baca Selengkapnya
BI Buka-bukaan soal Nasib Kurs Rupiah Jika Donald Trump Menang Jadi Presiden AS
BI Buka-bukaan soal Nasib Kurs Rupiah Jika Donald Trump Menang Jadi Presiden AS

Jika indeks dolar naik, hal ini berpotensi melemahkan mata uang negara lain, termasuk Rupiah Indonesia.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Waspada Jika Donald Trump Menang Pilpres
Bank Indonesia Waspada Jika Donald Trump Menang Pilpres

Diprediksi dollar akan menguat, suku bunga Amerika Serikat akan tinggi, bahkan perang dagang juga diprediksi akan terus berlanjut.

Baca Selengkapnya
The Fed Turunkan Suku Bunga Acuan, OJK: Bisa Turun Lagi Jadi 3,5 Persen
The Fed Turunkan Suku Bunga Acuan, OJK: Bisa Turun Lagi Jadi 3,5 Persen

Berdasarkan perkiraan para analis, The Fed masih berpotensi menurunkan suku bunga hingga ke level 3,5-4 persen.

Baca Selengkapnya
Donald Trump Jadi Presiden Amerika, Bank Indonesia Wanti-wanti Lima Hal Ini
Donald Trump Jadi Presiden Amerika, Bank Indonesia Wanti-wanti Lima Hal Ini

Terdapat lima aspek utama yang perlu diperhatikan terkait kebijakan ekonomi dan politik di bawah kepemimpinan Trump.

Baca Selengkapnya
Ketua OJK Buka-bukaan soal Masa Depan Industri Kripto Usai Donald Trump Terpilih Jadi Presiden AS
Ketua OJK Buka-bukaan soal Masa Depan Industri Kripto Usai Donald Trump Terpilih Jadi Presiden AS

Mahendra menyebut, terpilihnya Trump sebagai Presiden AS mau tidak mau akan mengubah bisnis industri kripto.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Ada Harapan Suku Bunga The Fed Turun Lebih Cepat
Sri Mulyani: Ada Harapan Suku Bunga The Fed Turun Lebih Cepat

Inflasi di AS pada bulan Juni menunjukkan penurunan di angka 3 persen, didorong oleh menurunnya tekanan harga energi dan sektor perumahan.

Baca Selengkapnya
Pasar Kripto Respons Hati-Hati Penurunan Suku Bunga The Fed, Ada Apa?
Pasar Kripto Respons Hati-Hati Penurunan Suku Bunga The Fed, Ada Apa?

Langkah Federal Reserve menurunkan suku bunga memang diharapkan mampu memberikan angin segar bagi pasar kripto.

Baca Selengkapnya
Penyebab Harga Emas Hari Ini Turun Rp30 Ribu, Ketahui Faktor yang Mempengaruhi
Penyebab Harga Emas Hari Ini Turun Rp30 Ribu, Ketahui Faktor yang Mempengaruhi

Harga emas Antam mengalami penurunan tajam sebesar Rp30.000 per gram pada Kamis, 7 November 2024.

Baca Selengkapnya
Donald Trump Menang Pilpres AS, Nilai Tukar Rupiah Anjlok ke Level Rp15.832 per USD
Donald Trump Menang Pilpres AS, Nilai Tukar Rupiah Anjlok ke Level Rp15.832 per USD

Pontesi menangnya Donald Trump ini berdampak langsung pada nilai tukar atau kurs Rupiah.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan

Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.

Baca Selengkapnya