9 kapal China dibawa kabur, Menteri Susi akui kecolongan
Merdeka.com - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti kembali menjelaskan terakit kaburnya 9 kapal eks asing asal China. Kapal tersebut dibawa kabur oleh Anak Buah Kapal (ABK) berkewarganegaraan China.
Menurut Susi, Satgas Pemberantasan Illegal Fishing (Satgas 115) tengah melakukan penyelidikan terkait kaburnya 9 kapal perikanan tangkap eks asing dari Pelabuhan Pomako, Timika, Papua.
Dari hasil penyelidikan, didapati beberapa hal yang memungkinkan pelarian kapal. Pertama, posisi 9 kapal yang melarikan diri itu berada di perairan yang memudahkan bagi kapal-kapal tersebut untuk melarikan diri.
-
Dimana kapal itu tenggelam? Kapal penangkapan ikan KM Dewi Jaya 2 yang mengangkut 37 orang dari Muara Baru, Jakarta tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat tenggelam di perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
-
Kenapa kapal itu tenggelam? Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk. 'Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kenapa susu ikan sulit didapatkan? 'Karena produk ini masih belum banyak dikenal dan dikonsumsi banyak masyarakat, maka perlu dipertimbangkan juga apakah mudah didapatkan jika akan dimasukkan ke dalam daftar menu sehari, sehingga dapat terjaga konsistensi keberadaannya dalam menu,' ujarnya.
-
Kenapa banyak kapal hilang di Segitiga Bermuda? Meski sejumlah orang percaya bahwa hilangnya pesawat dan kapal di kawasan ini disebabkan oleh alien atau kota mitos Atlantis, ilmuwan menawarkan penjelasan lebih logis.
-
Di mana kapal tenggelam itu ditemukan? Pada 2018, Departemen Penelitian Bawah Air Universitas Antalya menemukan bangkai kapal yang diperkirakan berasal dari tahun 1600 SM tersebut di lepas pantai barat Provinsi Antalya.
-
Mengapa pelikan tersedak ikan? Meskipun mungkin terdengar lucu, situasi tersebut menjadi kritis ketika ikan itu tersangkut dan sulit untuk dikeluarkan.
"Jauh dari pos pemantauan dan pengawasan, serta dari lokasi pelabuhan," kata Susi di kantornya, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Senin (11/1).
"Pengawasan terhadap kapal-kapal eks asing yang berada di Timika tidak dilakukan secara optimal," imbuh Susi.
Selain itu, perusahaan dengan sengaja memasukkan 31 Anak Buah Kapal (ABK) berkewarganegaraan China tanpa prosedur perizinan yang benar, oleh karenanya melanggar peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan dan keimigrasian.
Satgas 115 juga mendapati bahwa ABK didatangkan menjelang natal dan tahun baru, serta disaat menjelang kedatangan Presiden Joko Widodo beserta rombongan ke Papua.
"Kedatangan ABK pengganti di saat hari-hari penting tersebut bukan merupakan kebetulan, tetapi dipilih waktu di mana aparat pengawasan dan petugas penegakan hukum lainnya sedang dikerahkan untuk mengamankan, menyambut, dan mengurus kedatangan Kepala Negara serta sejumlah Pejabat di Tingkat Nasional," papar Susi.
Susi pun mengakui bahwa kecolongan tersebut akibat adanya celah dalam pengawasan. Pasalnya, 9 kapal eks asing yang melarikan diri itu merupakan kapal-kapal besar.
"Dalam hal ini kita kurang perhatian. Memang seluruh pelabuhan enggak bisa on the spot," tutup Susi.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Basarnas mengerahkan tujuh unit kapal untuk mencari WN Taiwan yang hilang saat kapal terbalik di Pulau Seribu.
Baca SelengkapnyaKapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca SelengkapnyaPencarian seorang WN Taiwan yang hilang akibat kapal speedboat terbalik dan tenggelam di Kepulauan Seribu membuahkan hasil. Korban dilaporkan telah ditemukan.
Baca SelengkapnyaPencarian kembali dilanjutkan setelah cuaca mendukung pada Selasa (12/3) pagi.
Baca SelengkapnyaKapal tersebut terbalik di sekitar Perairan Pulau Rambut
Baca SelengkapnyaBea Cukai Riau kembali menangkap kapal pembawa pakai bekas impor yang masuk ke wilayah Indonesia
Baca SelengkapnyaKorban hilang ini menggunakan kaos abu-abu, celana hitam, dan topi hitam.
Baca SelengkapnyaSebanyak 11 anak buah kapal (ABK) akhirnya ditemukan selamat setelah sempat terombang-ambing di Selat Malaka. Mereka ditemukan nelayan yang melintas.
Baca SelengkapnyaKM Sanjaya 86 mengangkut 16 anak buah kapal. Petugas SAR masih melakukan pencarian.
Baca SelengkapnyaSebuah kapal Speedboat KM. Pari Kudus terbalik di Kepulauan Seribu hari ini, Senin (11/3) sekitar pukul 15.30 WIB.
Baca SelengkapnyaMereka diduga hendak diselundupkan ke Australia melalui perairan laut Kabupaten Sukabumi.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat ada 17.304 kontainer tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok.
Baca Selengkapnya