Abyor, ITB dan Unram bangun hunian sementara untuk masyarakat Lombok
Merdeka.com - PT Abyor International, perusahaan penyediaan konsultasi TI dan manajemen solusi enterprises resource planning (ERP) dari SAP di Indonesia bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Mataram (Unram) membangun hunian sementara (huntara) bagi masyarakat Lombok yang menjadi korban dari musibah gempa bumi. Untuk memantau keberlanjutan program huntara ini, Abyor International meresmikan posko bersama di Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.
"Manajemen dan karyawan Abyor International menyampaikan duka mendalam dan prihatin atas rentetan gempa yang menimpa masyarakat Nusa Tenggara Barat yang terjadi sejak Juli lalu hingga menyebabkan banyak bangunan runtuh termasuk rumah penduduk. Keprihatinan tersebut kami wujudkan dalam bentuk bantuan berupa hunian sementara dengan harapan membantu warga hingga mampu untuk memiliki hunian permanan kelak," ujar Director Professional Delivery Services PT Abyor International, Dony Rivai dikutip dari keterangannya di Jakarta, Rabu (3/10).
Berdasarkan informasi dari lapangan, sumbangan berupa pangan dan sandang dinilai sudah mencukupi, sementara hal yang sangat diperlukan adalah pembangunan kembali rumah, sekolah dan bangunan lainnya. Hal ini sinkron dengan program yang sedang direncanakan Ikatan Alumni ITB yang merencanakan pembangunan rumah dan bangunan dengan konsep hunian sementara dari bambu, termasuk di dalamnya: family shelter, communal shelter, hunian, MCK dan posko untuk relawan.
-
Apa saja bahan rumah Sunda tahan gempa? Mereka bisa merasakan goncangan dengan intensitas yang sering, sehingga berpikir untuk tidak membuat bangunan tempat tinggal berbahan keras seperti batu dan tanah liat yang disatukan. Karena wilayah permukiman dekat dengan hutan, mereka lantas memanfaatkan hayati yang ada di sekelilingnya seperti batang pohon, bambu hingga dedaunan dan jerami sebagai pelindung dari cuaca luar.
-
Kenapa harus pakai daun bambu? Daun bambu berfungsi untuk membersihkan kotoran dan lendir yang melekat pada kolang-kaling, sehingga menjaga teksturnya tetap kenyal dan bersih.
-
Kenapa jembatan bambu rapuh? Sayangnya, akses satu-satunya yang menghubungkan antara Desa Katulisan dengan Desa Panyabrangan ini kondisinya memprihatinkan karena sudah rapuh.
-
Kenapa rumah di Bantul harus tahan gempa? Karena potensi bencana yang begitu besar, rumah di Bantul dan juga di Daerah Istimewa Yogyakarta harus tahan gempa.
-
Kenapa Rumah Baghi tahan gempa? Dihimpun dari beberapa sumber, rumah baghi ini memiliki pondasi yang kuat dan kokoh. Hal ini dikarenakan dalam proses pembangunannya menggunakan kayu-kayu berkualitas yang diambil dari hutan-hutan di sekitarnya. Kayu-kayu tersebut bukan hanya digunakan sebagai pondasi, tetapi jug untuk dinding, lantai, dan kayu ukiran. Maka dari itu, rumah baghi ini cukup tahan gempa. Kuncinya adalah pada tiang-tiang yang ditempel batu sehingga apabila ada guncangan, kayu-kayu tadi akan bergerak dinamis.
-
Bagaimana Rumah Sunda tahan gempa? Kunci utama dari antisipasi tersebut adalah terdapat pada bahan utama rumah, yakni kayu dan bambu. Menurut Pemerhati Budaya Sunda dari Lembaga Adat Karatuan Padjadjaran, Rd., Ir. Roza Rahmadjasa Mintaredja, M.Ars, fungsi kayu dan bambu yang elastis mampu meredam goncangan dan mengkonversikannya menjadi getaran tetap yang tidak hancur.
Hunian sementara hasil rancangan arsitek ITB terbuat dari bambu karena beberapa pertimbangan. Penggunaan bambu dalam konstruksi disebabkan strukturnya lebih ringan, lebih elastis, dan tidak mudah pecah sehingga lebih dapat diandalkan. Agar dapat lebih awet, bambu yang digunakan diplester untuk mencegah risiko kerusakan akibat hujan, kelembaban, jamur, rayap, dan kebakaran. Selain dapat diandalkan, pemakaian bambu sebagai bahan utama huntara juga lebih mengoptimalisasi biaya karena hanya membutuhkan biaya Rp 20 juta untuk bahan bambu yang dipakai.
Ada beberapa bangunan yang dibuat di tahap awal sebagai percontohan yakni 1 unit family shelter, 1 unit communal shelter, 1 unit rumah huntara, dan 1 unit Geodome untuk Poskorelawan. Pembangunan seluruhnya berlokasi di Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Huntara yang dibangun memiliki luas 4 m x 6 m dengan 1 kamar di mezzanine yang bisa dipisah menjadi dua.
Tim relawan gabungan Abyor-ITB-Unram memulai proses pembangunan di area yang tertimpa bencana sejak awal September di Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Juga didirikan posko hasil kerjasama PT Abyor International, Yayasan LAPI-ITB, Ikatan Alumni ITB dan Yayasan Solidarity Forever sebagai pusat koordinasi dari kegiatan bantuan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rumah mungil ini terbuat dari bahan-bahan yang terjangkau, seperti bambu dan jerami.
Baca SelengkapnyaRumah tahan gempa di Indonesia menggunakan teknologi RISHA.
Baca SelengkapnyaRumah milik warga Baduy ini unik dan beda dari yang lain.
Baca SelengkapnyaDurasi konstruksi pembangunan rumah menggunakan bata interlock juga dinilai lebih cepat daripada bata biasa karena tak memerlukan proses perendaman bata.
Baca SelengkapnyaTak terkira, bangunan sekolah tersebut berkonsep unik. Seluruh temboknya justru berbahan dasar dari plastik yang didaur ulang.
Baca SelengkapnyaBrantas Abipraya (Persero) kembali membuktikan kehadirannya untuk Indonesia dengan berperan aktif turut membangun 2.100 Rumah Khusus
Baca SelengkapnyaRumah modular adalah rumah dengan konstruksi bangunan khusus yang terbuat dari material rakitan pabrik.
Baca SelengkapnyaBadan Pusat Statistik menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 64 juta ton sampah plastik setiap tahun.
Baca SelengkapnyaTimba Pring merupakan alat angkut air tradisional khas warga Indramayu
Baca SelengkapnyaRumat Adat Suku Osing memiliki keistimewaan yang terletak pada konstruksi bangunan yang menggunakan sistem know down atau bongkar pasang.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini SIG berkolaborasi dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mendorong pembangunan ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaRumah Tuo Rantau Panjang jadi salah satu warisan nenek moyang Jambi 700 tahun silam yang masih bisa disaksikan hingga sekarang.
Baca Selengkapnya