Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ada Pemda minta 'untung' dari kebijakan kantong plastik berbayar

Ada Pemda minta 'untung' dari kebijakan kantong plastik berbayar ilustrasi kantong plastik. ©2016 Merdeka.com/Ya'cob Billiocta

Merdeka.com - Ketua Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo), Roy Mandey mengeluhkan beberapa Pemerintah Daerah (Pemda) yang masih belum mengetahui dan menolak kebijakan plastik berbayar yang diterapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Padahal program ini sudah berjalan sejak 21 Februari 2016 lalu.

"Ini masalah pemahaman saja, pemahaman yang mereka belum mengerti. Kemudian mereka masih berharap adanya kesepakatan dengan kementerian lingkungan hidup. jadi poin seperti itu, ada banyak hal lah," ujar Roy kepada merdeka.com saat dihubungi di Jakarta, Senin (11/4).

Kesepakatan tersebut diindikasikan terkait benefit atau keuntungan yang akan didapatkan Pemda dari penerapan kantong plastik berbayar. "Nah itu, macam-macam lah. ada yang berhaluan minta benefit (imbal jasa)," ucapnya.

Pemerintah sendiri telah mengirimkan surat ke seluruh kabupaten dan kota untuk sosialisasi program kantong plastik berbayar. Hanya saja, masih ada beberapa pejabat yang seolah pura-pura tidak tahu dengan surat tersebut. "Ada satu bupati mengatakan 'saya belum tanda tangan kok untuk program pengurangan sampah plastik. tapi kenapa di wilayah saya sudah melaksanakan kegiatan itu?," kata dia.

Oleh karena itu, dia berharap agar semua pihak bisa turut mendukung program pemerintah dalam mengurangi konsumsi plastik yang tidak ramah lingkungan. Dengan demikian, program ini bisa memberi dampak positif dan turut memberi kesadaran kepada masyarakat luas.

"Yang perlu ditingkatkan adalah bagaimana para bupati/walikota, pemprov atau pemkab turut mendukung program ini secara nasional, ini untuk kebaikan dan masa depan bersama," katanya.

Menurut Roy, masyarakat sendiri telah memberi respon positif terhadap kebijakan tersebut.

"kalau dari sisi masyarakat berjalan baik saja. Sudah hampir sekitar 70 persen untuk konsumen kita tidak ada yang masalah mereka harus mengeluarkan biaya untuk kantong plastik," tutupnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pramono Bakal Kaji Larangan Penggunaan Plastik di Jakarta
Pramono Bakal Kaji Larangan Penggunaan Plastik di Jakarta

Menurutnya dampak sampah plastik sangat besar bagi lingkungan dan terasa sekali di Jakarta.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap, Harga Minuman Berpemanis dalam Kemasan Bakal Naik 30 Persen
Siap-Siap, Harga Minuman Berpemanis dalam Kemasan Bakal Naik 30 Persen

Pengenaan cukai berpotensi mengerek harga jual minuman berpemanis. Bahkan, kenaikan harga bisa menyentuh hingga 30 persen.

Baca Selengkapnya
Warga Garut Keluhkan Sebagian BLT Dikonversi Jadi Bahan Pokok
Warga Garut Keluhkan Sebagian BLT Dikonversi Jadi Bahan Pokok

Program BLT itu tidak boleh dikonversikan dalam bentuk barang, termasuk sembako.

Baca Selengkapnya
Pajak BBM di Jakarta Naik 10 Persen, Kementerian ESDM: SBPU Bisa Tutup
Pajak BBM di Jakarta Naik 10 Persen, Kementerian ESDM: SBPU Bisa Tutup

Banyak keluhan dari para pengelola SPBU soal kenaikan pajak BBM 10 persen di Jakarta tersebut.

Baca Selengkapnya
Pedagang di Kediri Menjerit saat Tahu Ada Wacana Pengenaan Tarif Cukai Bagi Penjual Makanan
Pedagang di Kediri Menjerit saat Tahu Ada Wacana Pengenaan Tarif Cukai Bagi Penjual Makanan

Wacana pengenaan cukai bagi pedagang makanan hanya menambah beban.

Baca Selengkapnya
Penyaluran Kerap Tak Tepat Sasaran, BBM Subsidi untuk Nelayan Bakal Dihapus?
Penyaluran Kerap Tak Tepat Sasaran, BBM Subsidi untuk Nelayan Bakal Dihapus?

Ini tanggapan Menteri Trenggono soal penghapusan BBM subsidi untuk nelayan.

Baca Selengkapnya