Akuisisi PGE oleh PLN dinilai mengancam proyek pembangkit 35.000 MW
Merdeka.com - Rencana PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengakuisisi PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) masih terus berjalan. Bahkan, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto beberapa waktu lalu mengakui tidak mempermasalahkan rencana pengambilalihan tersebut.
"Kalau memang itu untuk kebaikan bangsa dan negara ya kita lihat. Sekarang sedang dipelajari due dilligencenya," kata Dwi saat ditemui di Jakarta Convention Center, Senayan, Rabu (10/8).
Namun demikian, Pengamat energi dari Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, rencana ini akan mengganggu program Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam membangun pembangkit listrik 35.000 Mega Watt (MW).
-
Apa fokus Pertamina di bidang energi? Sebagai BUMN Energi nasional, Pertamina fokus menjawab 3 (tiga) isu strategis yakni Energy Security (ketahanan energi), Energy Affordability (keterjangkauan biaya energi), dan Environmental Sustainability (keberlanjutan lingkungan).
-
Apa yang sedang difokuskan oleh Pertamina? Pertamina saat ini sedang fokus menyelesaikan Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, dimana proyek tersebut memasuki milestone baru yaitu program Turn Around (TA) Revamp yang ditargetkan selesai di awal Mei 2024.
-
Mengapa Pertamina fokus pada kelestarian lingkungan? Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan rencana strategis baru. Pertamina mencoba mengadopsi transisi energi secara bertahap. Di satu sisi, Pertamina menjaga ketahanan energi melalui penguatan bisnis minyak dan gas. Di sisi lain, juga meningkatkan pengembangan bisnis rendah karbon untuk memenuhi target net zero emission pada 2060.
-
Apa tugas utama PT Pertamina Hulu Energi? Sebagai usaha hulu migas, tugas dan tanggung jawab PHE ini umumnya meliputi kegiatan eksplorasi, pengembangan lapangan migas, produksi/eksploitasi, serta pengangkatan minyak bumi atau gas alam.
-
Mengapa Pertamina fokus pada program SEB? Program ini juga mendorong para siswa memberikan dampak ke masyarakat sekitar melalui edukasi dan penggunaan energi terbarukan.'Program SEB ini sejalan dengan upaya Pertamina mendukung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengimplementasikan nilai-nilai Adiwiyata.'
-
Mengapa Pertamina Hulu Energi fokus pada aspek keselamatan kerja? 'PHE akan terus melaksanakan kinerja unggul dengan mengedepankan aspek safety di setiap lini Pekerjaan yang sesuai dengan good corporate governance,’’ jelas Chalid Said Salim, Direktur Utama PHE.
Menurutnya, tidak ada keuntungan yang diperoleh PLN dari akuisisi PGE, semisal saja dari sisi biaya produksi listrik. Menurutnya, PLN sempat menyampaikan bahwa dengan akuisisi tersebut biaya produksi listrik akan menjadi lebih rendah. Namun dengan kapasitas PGE yang sampai akhir tahun ini ditargetkan hanya mampu memasok geothermal untuk pembangkit 600 MW, jumlah itu dinilai masih jauh dari kebutuhan PLN. Sehingga tidak mungkin itu bisa menekan biaya produksi listrik.
"Kalau menurunkan biaya panas bumi bagi PLN sih iya, tapi kalau menurunkan harga produksi masih sulit," kata Fabby di Jakarta, Selasa (23/8).
Akuisisi malah dinilai hanya mematikan PGE. Sebab akan sulit bagi PLN dalam memberikan permodalan agar PGE melakukan ekspansi dan mengembangkan bisnisnya. "Kalau sekarang PGE di bawah Pertamina justru kelihatannya bisa lebih lincah," ujarnya.
Fabby menyarankan agar PLN disarankan fokus pada pembangunan pembangkit listrik. Saat ini saja baru sekitar 13.000 MW pembangkit yang selesai proses tendernya, sedangkan yang lain masih jalan di tempat.
"PLN jangan sampai lupa bahwa tanggung jawab dan fokus bisnisnya adalah pembangkitan dan transmisi-distribusi," ujarnya.
Sebelumnya, PT Perusahaan Listrik Negara ( PLN) berencana mencaplok 50 persen saham PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengklaim aksi korporasi ini untuk menciptakan simbiosis mutualisme dalam menggenjot pemanfaatan energi baru terbarukan di Tanah Air.
"Jadi tujuannya geothermal ini tidak lain dipakai untuk listrik. Penjual listrik adalah PLN. Nah, pengebor ke bawah adalah Pertamina," ujar Menteri BUMN Rini Soemarno di Kantornya, Jakarta, Jumat (12/8).
"Karena itu saya minta ini menjadi partner berdua. Karena satu ada kekuatannya untuk mengebor, yang satu memang kuat di listriknya, transmisinya, marketing listriknya itu semua ada di PLN. Jadi 50:50, exactly," jelas dia.
Menteri Rini memastikan, rencana pembelian sebagian kepemilikan saham ini tidak akan mengganggu rencana pembentukan holding energi.
"Tetap ada (di-holding Pertamina-PGN). Jadi PGE tetap bagian dari Pertamina. Jangan lupa, PLN juga tidak bisa sendiri karena dalam drilling itu ahlinya Pertamina. Tapi jual listrik bukan ahlinya Pertamina. Pertamina ahlinya jual BBM. Karena itu kami tekankan harus di-link dengan PLN," jelas Rini.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PLN saat ini masih lebih memilih sumber pembangkit berbasis alam yang ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaAIPF bertujuan untuk menghubungkan sektor swasta dan publik di kawasan ASEAN dan Indo-Pasifik untuk kerja sama yang lebih kuat.
Baca SelengkapnyaPenambahan energi tersebut sebagian besar dari kapasitasnya akan bersumber dari energi baru terbarukan (EBT).
Baca SelengkapnyaAda 19 aspek yang perlu disiapkan jika Indonesia hendak menjalankan program pembangkit listrik dari nuklir.
Baca Selengkapnyadalam proyek Hijaunesia 2023, PLN IP memprioritaskan pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
Baca SelengkapnyaPenggunaan PLTS atap disinyalir bakan bikin PLN merugi.
Baca SelengkapnyaDirektur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjadi panelis diskusi yang diselenggarakan Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB (SBM ITB), Kamis (10/8).
Baca SelengkapnyaRebranding tersebut berbasis pada masa depan yang fokus terhadap NZE, sehingga pengembangan EBT sangat di kedepankan.
Baca SelengkapnyaProyek-proyek yang disiapkan PLN IP ini merupakan wujud komitmen korporasi dalam mengakselerasi transisi energi
Baca SelengkapnyaPLN tengah fokus dalam pengurangan penyediaan listrik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Baca SelengkapnyaDalam perjalanannya, subholding generation company terbesar se-Asia Tenggara ini, terus mengakselerasi pemenuhan energi hijau menuju net zero emission.
Baca SelengkapnyaGebrakan tersebut mulai dari pemanfaatan tenaga surya dan air melalui proyek Hijaunesia dan Hydronesia.
Baca Selengkapnya