Anies-Cak Imin Janji Ekonomi Hijau Jadi Tulang Punggung Ekonomi Indonesia, Begini Strateginya
Hal itu bakal diwujudkan jika mereka berhasil menang di Pilpres 2024 mendatang.
Hal itu bakal diwujudkan jika mereka berhasil menang di Pilpres 2024 mendatang.
Pasangan calon presiden (capres) dan wakil presiden Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) berjanji untuk menjadikan ekonomi hijau sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia.
Hal itu bakal diwujudkan jika mereka berhasil menang di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
kata Juru Bicara Pasangan Calon (Paslon) AMIN, Irvan Pulungan dalam webinar bertajuk Nasib Transisi Ekonomi Hijau di Tahun Politik, di Jakarta, Selasa (19/12).
Irvan menuturkan, komitmen pasangan Anies- Cak Imin karena menganggap persoalan perubahan iklim menjadi krisis iklim.
Bahkan, proses diskusi pasangan Amin akan pentingnya ekonomi hijau telah dimulai jauh-jauh hari. Tepatnya sebelum pendaftaran sebagai peserta Pemilu di KPU.
"Ini (ekonomi hijau) sudah dibicarakan bahkan 2 (dua) tahun yang lalu sebelum kita pasangan ini mendaftarkan gitu ya," ujar Irvan.
Salah satunya dengan mengevaluasi seluruh Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam rangka mempercepat transisi menuju ekonomi hijau.
"Jadi, saya rasa proses itu penting untuk kemudian melihat dan melakukan banyak yang namanya audit lingkungan terhadap kebijakan politik kita, peraturan perundang-undangan, dan PSN gitu," ungkap Irvan.
Cara lainnya, pasangan Amin akan mendengarkan masukkan dari akar rumput baik masyarakat hingga lembaga swadaya masyarakat (LSM/NGO) untuk penentuan kebijakan ekonomi hijau.
Masukkan dari akar rumput dinilai membantu pemerintah dalam melakukan audit terkait dampak lingkungan atas suatu kebijakan.
kata Irvan.
Diketahui, implementasi ekonomi hijau di Indonesia belum cukup bergerak agresif.
Wakil Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi, Dita Citra P mengatakan, tantangan Indonesia untuk menggaet investor ekonomi hijau adalah kurangnya insentif yang diberikan oleh pemerintah.
"Challenge untuk green economy itu, pertama adalah lack of insensitive," kata Dita dalam Lokakarya yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Jumat (27/10) lalu.
Dia menjelaskan, sebagai pihak yang berperan mempromosikan beragam sektor investasi di Indonesia, para calon investor kerap bertanya insentif apa yang akan diberikan.
Namun, rupanya insentif yang dijanjikan pemerintah belum cukup menggugah para investor untuk turut berpartisipasi mengembangkan ekonomi hijau di Indonesia.
"Memang belum terlalu banyak insentif dari pemerintah itu yang jadi salah satu hambatan," ucapnya.
Meski terdengar sulit, Dita memastikan komitmen pemerintah agar iklim dan investasi yang ditawarkan pemerintah bisa menggairahkan minat para investor.
Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN rutin mengadakan pertemuan internal jelang sidang perdana sengketa Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaPersiapan pemilu juga ikut memengaruhi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2023.
Baca SelengkapnyaJanji tersebut diungkap dalam debat cawapres pada Jumat (22/12) lalu.
Baca SelengkapnyaMK Tolak Gugatan Sengketa Pilpres, Para Pengusaha Beri Tanggapan Seperti Ini
Baca SelengkapnyaMeskipun Rupiah anjlok sejak awal tahun, Menko Airlangga tetap optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di angka 5 persen.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi cukup impresif, yakni 5,11 persen di kuartal I-2024
Baca SelengkapnyaBeberapa strategi pengawasan pemilu beserta tujuan dan langkah-langkahnya.
Baca Selengkapnyapenyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Baca Selengkapnya