Arcandra: Mencari cadangan minyak itu mahal, satu bor butuh Rp 13 T
Merdeka.com - Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar mengakui biaya untuk eksplorasi minyak dalam rangka mencari cadangan baru cukup mahal. Sebab, tingkat kesulitan yang sangat tinggi dan harus menggunakan teknologi mutakhir.
"Sekali mencari minyak di laut dalam, satu bor biayanya bisa sampai USD 250 juta, biasanya dibutuhkan tiga sampai empat kali pencarian dengan total biaya mencapai Rp 13 triliun," kata Arcandra seperti ditulis Antara Padang, Sumatera Barat, Kamis (20/10).
Oleh sebab itu, kata Arcandra, minyak adalah rahasia Tuhan, sehebat apapun suatu perusahaan dengan teknologi canggih dan orang-orang terbaik dalam mencari minyak tingkat keberhasilannya dari lima kali mencari, satu kali dapat itu sudah hebat.
-
Apa hasil terbesar Pertamina pada tahun 2023? PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan laba total sebesar USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per USD).
-
Dimana sumber daya mineral ditemukan? Survei baru yang dilaksanakan The Nippon Foundation bekerja sama dengan Universitas Tokyo menemukan bahwa dasar laut di sekitar pulau Minami-Tori-shima menampung sekitar 610.000 metrik ton kobalt dan 740.000 metrik ton nikel.
-
Bagaimana cara mendapatkan mineral dari dasar laut? Profesor Yasuhiro Kato, ahli dalam bidang geologi sumber daya Universitas Tokyo, mengatakan ekskavator akan mengangkat 3 juta ton mineral tersebut per tahun.
-
Dimana minyak bumi berasal? Ketika ganggang dan plankton ini mati puluhan hingga ratusan juta tahun yang lalu, mereka tenggelam ke dasar laut.
-
Apa itu sumber daya alam? Sumber daya alam berarti sesuatu yang berasal dari alam.Pengertian sumber daya alam adalah sesuatu yang bisa diambil atau dimanfaatkan dari alam untuk memenuhi kebutuhan manusia.
-
Apa bahan bakar yang dibuat dari air laut? Tiga mahasiswa Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik (FT), Universitas Indonesia (UI) menawarkan gagasan bahan bakar alternatif dari air laut.
"Jika saat mencari tersebut ternyata tidak ditemukan minyak maka uang Rp 13 triliun tadi sudah jadi abu, tidak berbekas sama sekali," katanya.
"Pertanyaannya apakah ada orang Indonesia yang berani menanamkan uang Rp 13 triliun dengan asumsi kalau dapat minyak oke, kalau tidak ketemu tidak apa-apa, hampir dipastikan tidak ada yang mau," lanjutnya.
"Kita butuh minyak, tapi tidak mau menanamkan uang di awal sebagai investasi, akhirnya pilihan jatuh pada investasi asing," ujarnya.
Menurut dia, eksplorasi minyak di Indonesia pada 2012 sekitar 70 namun hingga 2016 terjadi penurunan menjadi 16. Dia mengatakan penyebab turunnya eksplorasi tersebut adalah pembubaran BP Migas serta adanya PP 79 tahun 2010 tentang Biaya Operasi yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Perpajakan Bagi Industri Hulu Migas.
"Jadi sewaktu kegiatan eksplorasi yang memiliki risiko tinggi, belum tentu perusahaan minyak dapat minyak sudah dikenakan pajak sehingga perusahaan asing memilih hengkang, katanya.
"Oleh sebab itu dalam waktu dekat kami akan merevisi PP 79 tahun 2010 tersebut agar eksplorasi meningkat," lanjutnya.
Pada sisi lain, Arcandra menyebutkan saat ini Indonesia memiliki cadangan minyak sekitar 3,8 miliar barel dengan produksi sekitar 800 ribu barel. "Beranjak dari kondisi ini maka minyak hanya bisa diproduksi sampai 12 tahun lagi, sementara cadangan minyak dunia sekitar 50 tahun lagi," ujar dia.
Dia menyampaikan cadangan minyak yang dimiliki Indonesia saat ini yaitu Indonesia Deepwater Development (IDD) di Selat Makassar, Blok Masela dan beberapa di Natuna.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ia memperlihatkan rincian biaya yang sangat mahal untuk sekali melintasi Terusan Panama dengan kapal pesiar.
Baca SelengkapnyaSKK Migas menargetkan lifting minyak hingga 1 juta barel per hari hingga 2030.
Baca SelengkapnyaSumur di Indonesia sekarang sudah lebih banyak air dibandingkan minyak. Dengan demikian, untuk mengangkat minyak tersebut, membutuhkan usaha dan teknologi.
Baca SelengkapnyaPHR mencatat bahwa tren positif kenaikan produksi sudah terlihat sejak akhir Juli 2023.
Baca SelengkapnyaIndonesia menargetkan dapat memproduksi minyak 1 juta barrel per hari dan gas 12 miliar kaki kubik per hari di tahun 2030.
Baca SelengkapnyaIndonesia bakal mendapat tambahan lebih dari 100 ribu barel per hari (BOPD) produksi minyak pada 2028.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), kebutuhan dalam negeri akan energi minyak dan gas secara volumetrik masih akan terus meningkat setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaPengeboran sumur Tedong (TDG)-001 merupakan rangkaian pengeboran di frontier area sekaligus pengembangan ekonomi kawasan Indonesia Timur.
Baca SelengkapnyaSumber-sumber energi terbarukan membutuhkan pendanaan besar.
Baca SelengkapnyaMengangkut peralatan berukuran besar ke luar angkasa tentu menjadi hal sulit dan akan memerlukan biaya yang mahal.
Baca SelengkapnyaTingkat produksi dan kontribusi setiap negara bervariasi, bergantung pada cadangan yang dimiliki, teknologi eksplorasi, serta kebijakan energi nasional.
Baca SelengkapnyaSelain Rokan, Arifin juga menyebut Blok Cepu yang punya potensi migas lebih besar dari perhitungan saat ini.
Baca Selengkapnya