Bengkel terbakar, Bandi bangkit dan sukses, omzetnya Rp 20 juta/hari
Merdeka.com - Banyak pria punya hobi utak-atik kendaraan pribadi. Alasannya klise, biar lebih kencang, garang dan keren dilihat orang.
Tapi sangat disayangkan bila hobi itu hanya sekadar mengisi waktu luang saja. Bila jeli melihat celah bisnis, hobi itu bisa mendatangkan duit.
Itu juga yang ada di benak Bandi Simarmata saat membuka usaha bengkel di kota kelahirannya di Sumatera Selatan. Niatnya menjadi pengusaha bengkel mulanya hanya karena senang pada kendaraan roda dua itu sejak kecil.
-
Siapa yang terinspirasi untuk membuka usaha? Usaha ini bermula dari suami Qori yang memiliki ketertarikan dalam dunia kuliner.
-
Bagaimana mereka merintis usaha? Ketika itu ia hanya memiliki sisa uang Rp500 ribu, yang kemudian digunakan untuk modal usaha kue di rumah. Kondisi ini dirasakan berbeda, ketika dirinya bekerja di bank tersebut.
-
Apa yang membuat seseorang kreatif? Dalam bukunya Creativity: The Work and Lives of 91 Eminent People (1996), mengungkapkan bahwa kreativitas adalah hasil dari perpaduan sifat-sifat paradoksal yang tampaknya bertentangan tetapi saling melengkapi.
-
Apa yang membuat seseorang menjadi wirausahawan? ‘Dan ketika mencari investasi bisnis, Anda harus bisa menunjukkan kenapa Anda yang tepat. Itu adalah perbedaan utama, itu yang membuat seseorang menjadi wirausahawan,’ ungkapnya.
-
Bagaimana wirausahawan mencapai hasil? Wirausahawan yang berhasil tidak hanya terpaku pada proses, tetapi juga sangat memperhatikan hasil akhir dari setiap usaha yang dilakukan.
-
Kenapa orang mulai usaha sampingan? Sebuah penelitian oleh IPSE, sebuah organisasi untuk pekerja lepas, menunjukkan bahwa 35 persen orang yang memiliki usaha sampingan melakukannya untuk meningkatkan pendapatan mereka.
"Sejak kecil saya senang dibonceng naik sepeda motor keliling desa dengan Bapak. Sehari saja tidak dibonceng, saya bisa merengek terus minta diajak jalan-jalan," ungkap Bandi mengenang masa kecilnya di Desa Batu Marta, Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan, dalam buku Rhenald Kasali Wirausaha Muda Mandiri, terbitan Gramedia 2012.
Beranjak SMU kecintaannya pada motor semakin menjadi-jadi. Tanpa diketahui orangtuanya, Bandi sampai menguras isi tabungannya untuk membeli skuter biar bisa gabung ke klub Vespa di Kota Palembang dengan nama King Blues Scooter (KBS).
"Bersama teman-teman satu klub, saya mengikuti tur ke beberapa kota di Indonesia. Saya merasa bahagia melakukan kegiatan yang berhubungan dengan sepeda motor," ucap pria kelahiran April 1980 ini.
Saat duduk di bangku kuliah, kecintaan Bandi pada motor belum pupus. Di sinilah dia mulai berpikir untuk menekuni kecintaan dan hobinya itu menjadi peluang bisnis. Saat itu, di benaknya terpikir ingin membuka usaha bengkel motor di kampung halaman. Bisnis ini makin yakin dia geluti karena pecinta motor di tempatnya banyak tapi belum ada tempat perawatan mesin.
"Ini yang menginspirasi saya untuk mendirikan usaha perdagangan, variasi dan modifikasi serta jasa-jasa lain di bidang otomotif. Saya punya ilmu, kini tinggal penerapannya," katanya.
Tapi yang namanya usaha, selalu saja ada rintangan yang harus dilalui. Keinginan sarjana hukum itu menjadi pengusaha bengkel mendapat pertentangan keras dari orangtua. Mereka ingin pendidikan Bandi sebagai sarjana diterapkan di kantoran atau pegawai negeri sipil (PNS) bukan menjadi bos di sebuah bengkel.
"Sampai lima kali saya memohon-mohon supaya bapak dan ibu mau merestui keinginan membuka usaha," terangnya.
Tak sia-sia, usaha Bandi membujuk orangtuanya berhasil. Dia bahkan mendapatkan suntikan dana awal Rp 13 juta dan sepetak kios juga dipinjamkan.
Riang bukan main perasaan Bandi saat itu. Tak mau lama-lama, uang itu dia pakai untuk belanja suku cadang, aksesori dan berbagai keperluan bengkel di Jakarta. Lucunya, sesampainya di lokasi jual beli, dia malah kebingungan dengan berbagai macam aksesoris dan suku cadang yang dijajakan.
Dia tidak menyerah. Bandi memutuskan untuk banyak berkonsultasi dengan mereka yang sudah banyak asam garam dengan otomotif termasuk ke penjual dan sesama pembeli.
"Saya tidak mau gagal sebelum membeli," ucapnya optimis.
Beres belanja, dia pulang ke kampung halaman dan membuka usahanya. Semula orang agak aneh dengan usaha yang ditawarkan bengkel Hot Variasi milik Bandi. Maklum jasa yang dia tawarkan bukan untuk memperbaiki sepeda motor, melainkan modifikasi dan variasi model.
Butuh waktu lama untuk orang berminat singgah ke kiosnya. Tapi itu tak jadi masalah buat Bandi.
Di tengah kegigihannya menjalankan usaha tersebut, ada jalan terjal yang harus dilalui. Dia sebelumnya sudah menguatkan hati, setiap usaha pasti ada pasang surutnya bahkan bangkrut.
Masalah pertama yang dihadapi Bandi begitu berat. Kiosnya dilalap api. Hancur sekali Bandi kala itu, meski banyak barang yang masih bisa diselamatkan.
"Saya sadar, waktu dan kesuksesan tidak akan menunggu saya. Kalau mau berhasil, saya tidak boleh bertopang dagu," jelasnya.
Dia kembali bangkit dan terus semangat membangun usaha ini. Dia mencari ide kreatif lain. Untuk pemancing tamu ke kiosnya, dia coba membuat lomba modifikasi motor. Beruntung, idenya disambut baik.
Makin optimis, dia kembali semangat mengembangkan usahanya. Tapi hambatan kembali dialami. Lima karyawan andalannya memutuskan keluar karena diambil saingannya karena diimingi gaji besar.
"Buat saya, itu adalah momen paling buruk dalam usaha saya. Meski terpaksa bekerja berdua saja, saya selalu yakin akhirnya konsumen bisa menilai siapa yang terbaik," katanya optimis.
Usahanya semakin berkembang karena ciri khas yang ditampilkan bengkelnya dan siap bersaing dengan kompetitornya. Dia pun bisa menggaet belasan karyawan. Kini tinggal pembuktian tak sia-sia yang akan disampaikan ke kedua orangtuanya.
"Sekarang adalah saat saya membuktikan kepada orangtua dan keluarga bahwa hobi yang saya geluti selama ini bisa menjadi sumber penghasilan yang layak," ucap Bandi bangga.
Kini dia sudah menempati ruko dua lantai. Omzet yang dia dapat pun cukup menggiurkan, Rp 15-20 juta per hari. Agar usahanya lebih berkah, dia merekrut anak-anak putus sekolah dan mendidiknya untuk menjadi karyawan.
"Anak-anak itu akhirnya menjadi mitra binaan saya. Saya mengajari mereka teknik membuka usaha dan memberikan barang-barang untuk modal. Mereka tinggal mencari lokasi untuk mendirikan usahanya," jelasnya.
Maju tak berarti mati kreasi. Bandi terus meningkatkan kreativitasnya agar usaha yang dikerjakan tak mati dengan terus menerapkan motto 'one stop modification'
"Maksudnya, memberikan pelayanan yang lebih lengkap dan terpercaya, baik dalam penjualan barang maupun jasa di bawah satu atap. Jadi orang tak perlu ke berbagai tempat untuk mendapatkan servis yang mereka butuhkan," kata pria peraih sejumlah penghargaan Wirausaha ini.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di usia 19 tahun, ia merintis usaha gelangnya sendiri tanpa menggunakan sponsor dari siapapun.
Baca SelengkapnyaLangkahnya saat itu cukup ceroboh. Satu unit mobilnya dijual untuk membangun kedai kopi.
Baca SelengkapnyaPopularitas peyek kacang produksinya mulai meningkat hingga berdampak peningkatan omzet.
Baca SelengkapnyaPenjual bakso tersebut berhasil membuka tiga cabang di berbagai wilayah Cirebon, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaKisah Gusti tentu layak dijadikan contoh sebagai sosok yang inspiratif karena berani mengambil risiko dan tidak terlena bekerja di perusahaan mapan.
Baca SelengkapnyaModal Rp300.000, Adi Nekat Bisnis Bakso Goreng Hingga Raup Omzet Rp500 Juta Sehari
Baca SelengkapnyaSaat ini, total karyawan yang bekerja di usaha batik Anton mencapai 67 orang.
Baca SelengkapnyaBerawal dari modal yang sangat kecil, kini ia memperoleh omzet hingga jutaan rupiah per minggunya.
Baca SelengkapnyaUnang Bagito berbagi cerita mengenai kisahnya dulu yang merupakan seorang pengusaha sukses.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, kesuksesannya ini berkat doa dan restu dari orang tuanya.
Baca SelengkapnyaSeorang mantan karyawan bank swasta di Gresik memutuskan untuk resign dan berjualan sabun di rumahnya, kini sukses raih omzet puluhan juta selama satu bulan.
Baca SelengkapnyaKisah mantan kuli pembuatan batu bata berhasil sukses dari berjualan pisang goreng di pinggir jalan.
Baca Selengkapnya